Ribuan Orang Mengantre Menyalami Sri Sultan HB X

Ribuan orang mengantre menyalami Gubernur DIY dan Wakil Gubernur DIY dalam open house Lebaran di Kantor Kepatihan Yogyakarta
Warga satu per satu menyalami Sri Sultan HB X dan istri dan Paku Alam X dan istri dalam acara open house Lebaran 2019 di Kepatihan Yogyakarta, Senin 10 Juni 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Ribuan orang mengantre menyalami Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Wakil Gubernur DIY KGPA Pakualam X dalam open house Lebaran di Kantor Kepatihan Yogyakarta, Senin 10 Juni 2019. Antreannya mengular karena saking panjangnya.

Warga tampak antusias. Mereka datang sebelum kantor gubernuran yang berada di bilangan Jalan Suryatmajan ini dibuka.

Padahal, open house baru dihelat pukul 09.00 WIB. "Saya datang pukul tujuh kurang, kantor belum buka. Tapi warga sudah banyak yang menunggu," ujar Suherman (60), warga Wonokromo, Kecamatan Pleret, Bantul.

Dia datang bersama sejumlah tetangga. Mereka menyewa minibus, uang sewanya iuran. "Kita patungan (iuran) buat menyewa bus kecil untuk ke sini," ujarnya.

digelar rutin setiap masuk pertama liburan Lebaran. Warga selalu antusias mengikuti acara yang digelar selama dua jam ini, dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB.Open house digelar rutin setiap masuk pertama liburan Lebaran. Warga selalu antusias mengikuti acara yang digelar selama dua jam ini, dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB.

Seorang kakek berusia 80 tahun, Muhammad Sudarban, warga Prawirotaman Yogyakarta mengaku sudah lima tahun berturut-turut tidak pernah absen mengikuti open house. Dia datang bersama cucunya pukul 08.30 WIB.

Ini bukan soal mau dijamu makanan yang enak-enak, tapi demi kepuasan batin bisa bersalaman dengan Ngarso Dalem

Pria yang sudah memiliki tujuh cucu ini mengaku ada kepuasan tersendiri saat bertemu dan bersalaman langsung dengan Sri Sultan HB X. "Beliau tidak sekadar gubernur, tapi juga seorang raja Mataram (Keraton Yogyakarta)," kata Sudarban.

Sudarban mengaku usianya sudah renta. Tapi demi bisa menyalami Sri Sultan HB X, dia rela ikut antrean panjang. "Ini bukan soal mau dijamu makanan yang enak-enak, tapi demi kepuasan batin bisa bersalaman dengan Ngarso Dalem (sapaan lain Sri Sultan HB X)," kata dia.

Untuk gelaran ini, Pemda DIY menyiapkan 4.000 porsi makanan. Menu yang disajikan seperti soto, bakso, mie, aneka jenang, nasi liwet dan sejumlah makanan ringan tradisional jajanan pasar.

Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi mengatakan, ini merupakan kegiatan rutin tahunan pasca Lebaran di Pemda DIY. "Silaturahmi dengan masyarakat selalu diawali dengan open house seperti ini," kata dia.

Selama sebulan ke depan, sesuai jadwal, Sri Sultan HB X akan mengunjungi empat kabupaten dan satu kota di DIY untuk menemui warganya.

"Tahun-tahun sebelumnya juga dilanjut keliling ke kabupaten/kota, dan syawalan bersama Forkopimda," ujarnya.

Gatot mengungkapkan, open house menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk dekat dengan masyarakat, begitu juga sebaliknya. "Agar terjalin komunikasi antara pimpinan daerah dengan warganya," kata dia.

Putri ke tiga Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono mengaku sangat bangga, warga Yogyakarta masih melestarikan tradisi silaturahmi. Di peradaban internet ini, warga masih menganggap silaturahmi dengan bertatap muka langsung masih penting.

Dia mengatakan, acara ini bagi Pemda DIY bisa menjalin keakraban dengan masyarakat. "Keakraban pemerintah dengan masyarakat sangat baik dalam melanjutkan pembangunan," katanya.

Sedangkan menantu Gubernur DIY, Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Purbodiningrat mengungkapkan, antusiasme masyarakat luar biasa. "Mereka datang pagi dan rela mengantre berpanas-panasan adalah bukti antusiasme itu," kata dia.

Pria yang juga anggota DPRD DIY ini sendiri mengaku sudah mendampingi acara open house ini 11 kali atau 11 tahun. "Antusiasme dari tahun ke tahun tidak berubah, semangat menjalin silaturahmi itu tetap lestari," tegasnya. []

Artikel lainnya:

Berita terkait
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja