Mentawai - Ribuan ekor babi milik masyarakat di Pulau Sipora, Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan mati mendadak.
Kematian babi ini diduga akibat wabah virus demam babi Afrika (African Swine Fever) yang telah berlangsung sejak akhir Januari hingga Maret 2020.
Rata-rata masyarakat di sini (Sipora) beternak lima sampai 20 ekor babi di belakang rumahnya masing-masing.
Dari hasil pemeriksaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, jumlah ternak babi masyarakat yang mati mencapai 7.500 ekor.
"Virus ini belum ada vaksinnya. Saat ini kami hanya bisa melakukan penyemprotan desinfektan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai Hatisama Hura, Selasa, 10 Maret 2020.
Menurutnya, virus demam babi Afrika ini bisa membunuh babi dalam satu wilayah dengan persentase kematian menembus angka 100 persen. Sehingga tidak heran jika banyak ditemukan babi masyarakat di Pulau Sipora mati mendadak.
"Rata-rata masyarakat di sini (Sipora) beternak lima sampai 20 ekor babi di belakang rumahnya masing-masing," katanya.
Di Sipora, babi telah mejadi bagian budaya dan sumber mata pencarian masyarakat setempat. Sebab, daging babi di sana juga dimanfaatkan untuk pesta adat dan syukuran warga sekitar.
Atas kejadian ini, Dinas Peternakan Provinsi Sumbar juga telah meninjau kondisi babi yang mati ke Pulau Sipora. Pihaknya memastikan virus tersebut tidak berdampak terhadap manusia.
"Kami sudah menyebar surat edaran ditandatangani bupati. Masyarakat dilarang mengirim babi ke luar Pulau Sipora agar virus ini tidak menyebar ke pulau lainnya," katanya.
Disamping itu, virus ini juga membuat daging babi di Pulau Sipora menjadi langka. Dengan begitu, harga babi di pasaran mencapai Rp 70 ribu per kilogram. []