Ribka Tjiptaning, Tunjukkan Bukti Vaksin Sinovac Rongsokan

Ribka Tjiptaning yang terhormat, saya menunggu bukti kebenaran ucapan Anda bahwa vaksin Sinovac rongksokan. Apakah Anda punya data akademiknya?
Ribka Tjiptaning, anggota DPR dari PDI Perjuangan. (Foto: Tagar/YouTube Tagar TV)

Kepada yang terhormat Ibu Ribka Tjiptaning, anggota DPR RI di Jakarta. Dengan hormat. Saya tidak tertarik membahas soal Bu Ribka menolak divaksin Covid-19, karena hal itu urusan pribadi Bu Ribka. Nanti kalau saya mengomentari hal itu, bisa dianggap melanggar HAM berat dan harus berurusan dengan Komnas HAM.

Saya juga tidak tertarik memahami pesan utuh yang ingin Bu Ribka sampaikan pada saat rapat kerja dengan Pemerintah, dalam hal ini dengan Menkes RI dan tim. Karena, jujur saya tidak melihat sama sekali unique point yang Anda sampaikan. Apakah itu suatu kritik, jelas bukan, karena ucapan Bu Ribka hanya maki-makian ke Pemerintahan Presiden Jokowi dan pencitraan dalam melambungkan diri sendiri.

Kritik itu bukan hanya mengungkap hal yang dikritisi, namun juga mengusulkan alternatif solusi. Di rapat kerja itu, sama sekali Bu Ribka tidak mengusulkan alternatif solusi bagi bangsa ini dalam upayanya keluar dari cengkeraman pandemi Covid-19.

Di surat saya kali ini, saya hanya mengomentari ucapan-ucapan Bu Ribka yang disampaikan di rapat kerja dengan Pemerintah, tanpa saya harus memahami pesan utuh yang ingin Bu Ribka sampaikan.

Bu Ribka mengatakan vaksin Sinovac adalah vaksin Rongsokan. Bu Ribka, Anda bukan ahli Biology Molecular, bagaimana bisa Anda mengatakan vaksin Sinovac rongsokan? Apakah Anda punya data akademiknya? Kalau ada, mohon di-shared ke publik. Anda hanya berdasar omongan orang. Ilmu pengetahuan berdasar bukti, bukan ngerumpi.

Perlu Bu Ribka ketahui, vaksin hasil penelitian Oxford University, UK, tahapan uji klinis pada binatang, dilompati, karena kedaruratan, langsung uji klinis ke manusia. Vaksin ini kira-kira menurut Bu Ribka vaksin jenis apa ya? Vaksin comberan? Vaksin Oxford University, UK ini diproduksi Astra Zenneca.

Kalau vaksin Sinovac adalah vaksin rongsokan, maka sama artinya Anda mengatakan BPOM dan MUI adalah lembaga rongsokan, karena BPOM telah mengeluarkan izin edar dan MUI telah mengeluarkan Sertifikat Suci dan Halal bagi vaksin Sinovac.

Jangan sampai ada pendapat di masyarakat, yang divaksinkan ke rakyat jelata adalah vaksin rongsokan Sinovac dan yang untuk pejabat negara merek lain yang dibenak Bu Ribka adalah vaksin mahal. Saya paham, ke mana Ibu menggiring opini.



Sepertinya Anda terjebak dalam istilah efikasi, yang ternyata setelah saya mendengarkan penjelasan Anda di YouTube, Anda salah memahaminya. Ini link youtubenya: https://youtu.be/su27gwI2wTM.

BPOM menjelaskan efikasi dari vaksin Sinovac adalah 65.3 %. Itu artinya, jika 100 orang divaksin, maka secara random yang akan kebal adalah 65 orang dan yang 35 orang masih bisa terinfeksi. Anda di YouTube di atas bilang, yang 35 orang itu dikorbankan. Dari sini jelas, Anda tidak memahami arti efikasi sama sekali. Tidak ada yang dikorbankan. Vaksinasi bukan ditujukan untuk mengorbankan orang.

Saya lihat di channel YouTube lainnya, ini linknya: https://youtu.be/tHTchGw-fB4, judul yang tertulis di situ adalah Ribka: Bisa Saja yang Diberikan ke Jokowi bukan Sinovac. Ucapan Anda sangat tendensius. Sebaiknya Bu Ribka buktikan kebenaran ucapan itu, agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Jangan sampai ada pendapat di masyarakat, yang divaksinkan ke rakyat jelata adalah vaksin rongsokan Sinovac dan yang untuk pejabat negara merek lain yang dibenak Bu Ribka adalah vaksin mahal. Saya paham, ke mana Ibu menggiring opini.

Nilai efikasi vaksin Sinovac itu berbeda antara di Indonesia dan di Turki, karena objek ujinya beda. Di Indonesia, vaksin Sinovac oleh BPOM diuji ke publik awam, sedang di Turki diuji ke nakes atau tenaga kesehatan di mana mereka dilengkapi alat pelindung diri atau APD. Logis, nilai efikasi vaksin Sinovac di Turki lebih tinggi, yaitu di angka 90 %, sangat logis. Perbedaan tersebut jangan diartikan kualitas vaksinnya berbeda.

Bu Ribka dalam banyak kesempatan selalu menyebutkan bahwa Anda seorang dokter. So what? Namun, saya yakin dengan seyakin-yakinnya, masih susah bagi Anda untuk memahami fakta emperik perbedaan nilai efikasi di atas.

Presiden Jokowi tidak pernah mengatakan, bahwa vaksinasi covid-19 di Tanah Air ditujukan untuk memutus rantai infeksi virus covid-19. Beliau mengatakan vaksinasi covid-19 ditujukan untuk membangun Herd Immumity. Itu benar.

Apakah Bu Ribka paham pengertian fisis Herd Immunity? Kalau tidak paham, saya jelaskan. Herd Immunity adalah imunitas skala sosial, yang makna fisisnya adalah virus Covid-19 sudah kesulitan menemukan korban baru, dengan mekanisme penularan hamburan stokastik dalam jarak efektif penularannya. Itu arti Herd Immunity. Menurut WHO, jika 70 % warga bangsa sudah divaksin Covid-19, maka Herd Immunity terbentuk. Penduduk Indonesia sekitar 260 juta, maka merujuk ke WHO, ada sekitar 182 juta warga bangsa yang akan divaksin. Pemerintah sudah benar.

Presiden Jokowi selalu bilang, sekalipun sudah divaksin, harus tetap mentaati protokol kesehatan, itu benar. Dan itu, karena faktor efikasi tadi.

Jika Herd Immunity sudah terbentuk, maka laju infeksi virus Covid-19 akan mereda by the time.

Saya tidak berani mengatakan Bu Ribka kadrun, karena saya tidak punya bukti. Maki-makian Bu Ribka yang kontroversial kemarin menjadi amunisi bagi kelompok-kelompok anti Pemerintahan Presiden Jokowi untuk menyerang pemerintah.

Bagi saya pribadi, Bu Ribka sosok yang sangat ekstrem, melebihi partai oposisi. Padahal ideologi Pancasila tidak pernah bisa mengakomodir cara berpikir ekstrem. Pancasila adalah ideologi equilibrium: seimbang antara urusan pribadi dan sosial. Di rapat kerja DPR RI kala itu, tampak jelas, Bu Ribka sangat egois, di mana manfaat vaksin untuk kepentingan nasional Anda abaikan demi kepentingan pribadi. Saya enggak yakin kalau Bu Ribka paham Pancasila dengan baik dan benar. Perilaku politik Bu Ribka bukan perilaku Marhaenis Sejati.

Apakah Bu Ribka selalu meng-update perkembangan pandemi Covid-19 di Tanah Air? Datanya naik terus secara signifikan. Apakah Bu Ribka punya ide cemerlang untuk meredakan pandemi Covid-19 di Tanah Air di luar cara vaksinasi? Kalau ada, mohon disampaikan ke rakyat Indonesia, baik dalam bahasa akademik atau politis. Keduanya saya bisa paham.

*Tulisan opini Bagas Pujilaksono Widyakanigara, Akademisi Universitas Gadjah Mada, judul asli: Vaksin Sinovac Rongsokan?

Berita terkait
Anggota DPR Komisi IX, Ribka Tjiptaning Tolak Divaksin Covid-19
Anggota DPR RI Komisi IX dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning menolak divaksin. Ini alasannya
Denny Siregar: Orang Egois Perusak Pikiran Awam
Anda itu egois, tahu enggak? Dan orang egois itu tidak lebih dari seorang pecundang, pecundang dalam hidupnya, dalam segala-galanya. Denny Siregar.
Ribka Tjiptaning Kader PDI Perjuangan Melecehkan Jokowi
Ribka Tjiptaning kader PDI Perjuangan ini melecehkan Presiden Jokowi yang ia sebut semakin tidak jelas, melecehkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi.