Surabaya - Penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Timur mulai menunjukan hasil. Untuk pertama kali, peta penyebaran Covid-19 Jawa Timur tidak lagi merah berdasarkan rilis Satuan Tugas Covid-19 nasional pada Selasa, 6 Oktober 2020.
Keluarnya Provinsi Jawa Timur dari zona merah mendapat respon dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah bersyukur akhirnya Jawa Timur keluar dari zona merah.
Mohon tetap patuh kepada protokol kesehatan sampai berhenti penyebarannya.
"Alhamdulillah. Sore ini update Gugus Tugas Covid-19 Nasional mencatat bahwa Provinsi Jawa Timur sudah bebas zona merah, seiring testing dan tracing yang tetap ditingkatkan," tulis Khofifah melalui akun Instagram resminya @khofifah.ip, Rabu, 7 Oktober 2020.
Meski sudah keluar dari zona merah, mantan Menteri Sosial ini tetap mengajak kepada warga untuk selalu patuh dalam menjalan protokol kesehatan demi menekan penyebaran Covid-19. Khofifah berharap kasus Covid-19 bisa segera terselesaikan.
"Mohon tetap patuh kepada protokol kesehatan sampai berhenti penyebarannya," lanjut Khofifah.
Jika melihat peta penyebaran Covid-19 Provinsi Jawa Timur, terlihat sudah tidak ada lagi daerah yang masuk zona merah. Sebanyak 28 daerah di Jawa Timur masuk status zona oranye atau risiko sedang penularan Covid-19.
"Sepuluh daerah sisanya masuk zona kuning atau risiko rendah penularan Covid-19. Sepuluh daerah masuk zona kuning diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Probolinggo, Lumajang, Blitar, dan Kota Pasuruan," kata anggota Satgas Kuratif Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Makhyan Jibril.
Jibril mengaku penilaian zona tersebut dilakukan langsung oleh Satgas Covid-19 pusat berdasarkan 15 indikator epidemiologis.
"Beberapa komponen untuk menilai penentuan zonasi dalam peta risiko berupa penambahan kasus, kenaikan kematian, positivity rate, rate of transmission dan kecukupan bed (tempat tidur) di rumah sakit," ucapnya.[]