Khofifah Khawatir Sebaran Covid-19 di Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan dalam 10 hari terakhir penyebaran Covid-19 meningkat 10 kali lipat
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan signifikan. Bahkan survei terakhir virus corona ini kecepatan penyebaran meningkat 10 kali lipat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa sepuluh hari terakhir sebaran Covid-19 cukup berbahaya. Akibatnya sebaran Covid-19 bisa membahayakan bagi masyarakat jika tidak berjaga diri dan taat protokol kesehatan.

Kalau kita kemarin berbicara rate of transmission satu orang bisa menyebarkan ke beberapa orang dan seterusnya. Satu orang bisa ke sepuluh orang.

"Bagi saya sesungguhnya agak intens (sebaran) jika melihat format penyebaran dari survei terakhir sudah sepuluh harian. Sprading-nya sedang lagi membahayakan. Jadi bisa mengalami percepatan sampai 10 kali lipat," kata Khofifah di Gedung Grahadi, Selasa, 8 September 2020.

Jika melihat data yang dirilis Kominfo Jatim, sepuluh hari terakhir jumlah penambahan pasien positif Covid-19 berada di atas 300 orang per harinya. Bahkan pada tanggal 30 Agustus 2020, kasus baru mencapai 466 orang.

Sementara per Senin, 7 September pasien positif Covid-19 baru di Jatim sebanyak 307 orang. Dengan begitu total virus ini sudah menjangkiti 35.941 orang di Jatim.

Mantan menteri sosial itu menjelaskan, bahwa sendiri sebaran Covid-19 di Jatim dalam beberapa hari terakhir sangat membuat kekhawatiran. Mengingat satu orang positif Covid-19 bisa berpotensi menularkan kesepuluh orang.

"Kalau kita kemarin berbicara rate of transmission satu orang bisa menyebarkan ke beberapa orang dan seterusnya. Satu orang bisa ke sepuluh orang," tuturnya.

Ketua umum PP Muslimat NU itu meminta agar masyarakat disiplin menggunakan masker. Tak hanya sekadar sebagai syarat, tetapi harus sesuai dengan tata cara yang disyaratkan. Bukannya menaruh masker di dagu sehingga hidung terbuka.

"Pada posisi ini menggunakan masker ini kewajiban. Mungkin ini akan menjadi dresscode (berpakaian) kita dalam suatu kesatuan," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta mencuci tangan dengan air mengalir atau anti septik. Cara seperti ini diyakini bisa menghambat penyebaran Covid-19.

"Kita tidak tahu penyebaran Covid-19 itu berhenti. Maka kita harus menjadi bagian pertama yang melindungi. Kita melindungi maka orang yang bersama kita juga terlindungi," ucapnya.

Berita terkait
Modus Pencurian di Kantor Pengacara Surabaya
Polrestabes Surabaya menembak kedua kaki pelaku pencurian di kantor pengacara di wilayah Kecamatan Genteng karena mencoba kabur.
2 Pekan, 36 Kasus Narkoba Diungkap Polisi Surabaya
Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengungkap 36 kasus narkoba selama dua pekan, termasuk penyelundupan sabu 8,5 Kg dari Malaysia.
Paslon di Pilkada Surabaya Akan Dijaga Dua Polisi
Polrestabes Surabaya akan menempatkan dua personel melekat ke masing-masing paslon di Pilkada Surabaya untuk pengamanan.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi