Resmi, KRL Beroperasi Awal November 2020 di Yogyakarta

KRL di Yogyakarta resmi beroperasi awal November 2020 mendatang. KRL ini sebagai pengganti operasional KA Prameks.
Direktur Utama KAI Commuter Wiwik Widayanti memberikan keterangan di depan awak media terkait pengoperasian Kereta Listrik (KRL) di wilayah Daop 6 Yogyakarta saat berada di Yogyakarta, Jumat, 2 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Setelah sempat menunggu cukup lama, kapan pengoperasian Kereta Listik (KRL) di Yogyakarta akhirnya terjawab. Perseroran Terbatas (PT) Kereta Api Indonesia (persero) melalui anak perusahaannya, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) menargetkan awal November 2020, KRL yang akan menggantikan operasional Prambanan Ekspress (Prameks) itu sudah dapat beroperasi.

Pengoperasian KRL di Yogyakarta sendiri ditandai dengan penyerahan alih kelola kereta lokal dari Daop 6 Yogyakarta selaku operator Prameks kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) mulai 1 Oktober 2020. “Akhir Oktober ini sudah mulau uji coba untuk diharapkan Novembernya sudah bisa beroperasi,” kata Kepala Area KAI Commuter Wilayah Yogyakarta, Dedi Setiawan saat bertemu dengan awak media di Yogya, Jumat, 2 Oktober 2020.

Baca Juga:

Menurut Dedi, ketika beroperasi nanti, untuk tahap awal KRL ini baru akan melayani rute Yogyakarta hingga Klaten. Rute tersebut merupakan jalur yang baru siap untuk melayani pengoperasian kereta listrik. Kesiapan tampak sudah terpasangan jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) di sepanjang jalur itu hingga prasarana lainnya. Kemudian nanti setelah dijalankan jalur tersebut maka diharapkan awal Januari 2021 bisa diteruskan hingga Klaten-Solo.

“Nanti secara bertahap, karena prasarananya yang sudah siap baru Yogyakarta-Klaten. Ya kami ingin secepatnya tidak sampai awal 2021 KRL sudah sampai Solo. Syukur-syukur malah Desember 2020 ini sudah bisa dilakukan. Nanti secara bertahap juga melayani Yogyakarta-Kutoarjo,” tuturnya.

Kereta api di YogyakartaSebuah rangkaian kereta api berjalan melambat di bawah jaringan listrik aliran atas yang sudah terpasang di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Selain kelengkapan prasarana, ungkap Dedi, untuk sarana yakni KRL-nya sendiri sudah siap beroperasi dua traint set dari total kebutuhan 10 train set untuk melayani KRL Yogyakarta-Solo. Train set-nya sendiri, kata dia, merupakan produk asli buatan anak bangsa melalui PT INKA di Madiun. Saat ini masih terus mengerjakan revitalisasi penyempurnaan train set untuk KRL Yogyakarta-Solo ini.

Akhir Oktober ini sudah mulau uji coba untuk diharapkan Novembernya sudah bisa beroperasi.

“Untuk dua train set yang sudah siap ini bahkan sekarang sudah di Jakarta dalam keperluan uji coba mencapai 2.000 kilometer pengoperasian. Setelah itu akhir Oktober 2020 dibawa ke Yogyakarta untuk dilanjutkan uji cobanya,” jelasnya.

Direktur Utama KAI Commuter Wiwik Widayanti mengakui hal tersebut. Pengelolaan ini tak terlepas dari penugasan PT Kereta Api Indonesia ke pihaknya untuk mengelola kereta lokal diluar Jabodetabek. Akhirnya ditetapkan jalur lintas Merak-Rangkasbitung di bawah pengelolaan Daop 1 Jakarta dan lintas Solo-Yogyakarta-Kutoarjo di bawah pengelolaan Daop 6.

Baca Juga:

Menurut dia, di wilayah Daop 6 Yogyakarta, KAI juga mendukung program elektrifikasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Dalam waktu dekat, dengan selesainya elektrifikasi, KRL akan melayani Yogyakarta hingga Klaten dan selanjutnya Solo.

“Kami siap menerima penugasan dari KAI. Selama masa awal pengelolaan kereta lokal oleh KAI Commuter, petugas di stasiun maupun di dalam kereta senantiasa melakukan sosialisasi tata tertib serta aturan yang berlaku,” sambung Wiwik dalam acara yang sama.

Baca Juga:

Wanita yang pernah menjadi EVP Daop 6 Yogyakarta itu menjelaskan bahwa pengelolaan KRL di Daop 6 akan sama pelayanan dan standarnya seperti pengelolaan KRL di Jabodetabek. Salah satunya penggunaan kartu untuk pembayaran baik untuk menggunakan kartu yang dikeluarkan KAI Commuter atau pihak lain yang digandeng perusahaan tersebut.

Selain itu saat ini pihaknya tengah mengajukan izin penambahan kecepatan kereta menjadi 90 km/jam dari semula 70-80 km/jam agar waktu tempuh Yogyakarta-Solo yang semula sekitar 56 menit bisa dipangkas lagi sehingga jarak antarKRL nantinya akan berdekatan.

“Melihat tingkat kepadatan arus lalu lintas di jalan raya Yogyakarta-Solo, kami optimistis bisa KRL ini diminati di sini. Kami berpengalaman dalam melayani sekitar 1 juta penumpang perharinya yang menggunakan KRL di Jabodetabek saat sebelum pandemi dimana saat pandemi ini turun menjadi 280 ribu-300 ribu penumpang per harinya,” kata Wiwik. []

Berita terkait
PSBB DKI, KAI Daop 6 Yogyakarta Perketat Pengawasan
PT KAI Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta bakal memperketat pengawasan penumpang kereta api akibat rencana PSBB di Jakarta.
Daop 6 Yogyakarta Tutup Perlintasan Liar Kereta Api
Daop 6 Yogyakarta menutup perlintasan KA liar di Sukoharjo, Jawa Tengah. Salah satu tujuannya meminimalisir kecelakaan yang melibatkan KA.
Tiga Buku Panduan Pencegahan C-19 Daop 6 Yogyakarta
Daop 6 Yogyakarta meluncurkan tiga buku panduan pencegahan C-19 sekaligus memastikan penambahan jumlah KA yang beroperasi pada long weekend ini.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia