PSBB DKI, KAI Daop 6 Yogyakarta Perketat Pengawasan

PT KAI Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta bakal memperketat pengawasan penumpang kereta api akibat rencana PSBB di Jakarta.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto ditemui wartawan (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta bakal memperketat pengawasan penumpang kereta api. Hal itu merupakan imbas rencana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Manager Humas Daop 6 Eko Budiyanto menjelaskan pengetatan itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang meninggalkan Jakarta, seperti yang terjadi kala pertama kali PSBB diterapkan di sana.

"Kami akan lebih ketat lagi pengawasannya. Seperti mempreasure para petugas kami untuk tidak sembrono dalam mengawasi penumpang," jelas Eko saat dikonfirmasi Tagar, Jumat, 11 September 2020.

Pengawasan itu nantinya berupa memastikan calon penumpang sudah mengikuti rapis tes sebelum naik kereta, setiap penumpang harus bermasker dan mengenakan faceshield, serta selalu menerapkan physical distancing.

Bahkan, untuk penumpang kereta api jarak dekat atau lokal yang tidak bermasker tidak diperbolehkan naik kereta api, dan uang pembayaran tiket mereka akan dikembalikan.

Bahkan kami beberapa kali mengembalikan tiket penumpang kereta lokal karena tak bermasker. Sementara untuk rapid test, maka tak pandang bulu. Maksudnya, semua penumpang serta petugas sudah harus lulus rapid test dahulu sebelum dapat melakukan perjalanan.

Eko juga mengklaim bahwa kereta api sudah menjadi percontohan dalam hal pelaksanaan protokol kesehatan di sarana transportasi selama pandemi Covid-19.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, kereta api masih konsisten menyertakan hasil rapid test bagi para penumpang serta petugas internal sebelum mereka melakukan perjalanan.

Tak hanya itu, di stasiun-stasiun juga sangat banyak disediakan wastafel serta membatasi pembelian tiket on the spot dan meminimalisasi sentuhan calon penumpang terhadap benda-benda saat melakukan boarding.

"Kami akui memang sangat ketat menerapkan protokol kesehatan karena kami tak ingin moda transportasi kereta api menjadi klaster baru penyebaran Covid-19," jelas Eko.

Eko menambahkan, saat ini sudah terjadi peningkatan jumlah penumpang. Tapi pihaknya belum akan menerapkan kuota 100 persen penumpang untuk sekali perjalanan.

"Sudah ada kenaikan memang, maksudnya dari 70 persen kuota penumpang untuk sekali perjalanan, itu keterisiannya sudah memenuhi," papar dia.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menuturkan bahwa ada kemungkinan warga Yogyakarta yang tinggal di Jakarta akan mudik sebelum PSBB diberlakukan. Hal ini sama dengan apa yang terjadi pada April 2020 saat Jakarta menerapkan PSBB.

"Yang harus diwaspadai sebelum tanggal 14 besok itu karena akan ada arus mudik ke sini," jelasnya.

Bahkan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Kadarmanta Baskara Aji akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk penegakan protokol kesehatan bagi warga yang baru saja mudik. Meski jajarannya belum tidak akan membuat posko pemantauan di perbatasan karena jumlah volume kendaraan yang masuk ke Yogyakarta sangat banyak.

"Namun, yang perlu diperketat yaitu di terminal, stasiun, dan bandara," kata dia. []

Berita terkait
Dewan Harap Relawan C-19 DI Yogyakarta Diaktifkan
Relawan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang beberapa pekan lalu membubarkan diri, diharapkan untuk kembali dihimpun.
Pemkot Yogyakarta Kaji Urgensi Pembangunan Skywalk
Pemkot Yogyakarta mengkaji urgensi pembangunan skywalk yang diusulkan oleh pihak legislatif di Jl Prof Herman Yohanes.
Kota Yogyakarta Butuh Segera Shelter untuk OTG C-19
Kasus C-19 di Kota Yogyakarta terus meningkat. Kebutuhan tempat penampungan bagi OTG C-19 mendesak diperlukan.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.