Bogor - Relawan Jokowi tergabung dalam Komite Penggerak Nawacita (KPN) mendirikan posko bantuan bagi warga korban banjir di wilayah Jasingo dan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Elemen Relawan Jokowi yang tergabung dalam KPN ini di antaranya Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB), dan Anak Milenial Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (AMIN KAPT)
Pada Minggu, 5 Januari 2020, KPN menerima bantuan berupa makanan, minuman, susu, perlengkapan tidur dan pakaian dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). KPN berkoordinasi dengan Tim Tanggap Bencana KPN wilayah Bogor Raya kemudian menyalurkan bantuan tersebut kepada masyarakat korban terdampak bencana banjir dan longsor di Desa Bojong, Kecamatan Tenjo dan Kampung Kembang, Kecamatan Jasinga di wilayah Kabupaten Bogor.
Deddy Mawardi, perwakilan KPN dari Seknas Jokwi menyampaikan terima kasih kepada PGN. “Bantuan dari PGN disalurkan kepada warga yang terdampak bencana. Semoga bantuan ini bermanfaat, mengurangi beban warga, membantu mereka melewati situasi tanggap darurat sekaligus masa pemulihan pascabencana."
Ia memastikan kerja sama semua pihak berjalan, sehingga penyaluran berjalan lancar, warga memperoleh bantuan dengan mudah, tak ada keluhan. “Sinergi pemerintah dan sejumlah elemen masyarakat dalam mengerahkan dan menyalurkan bantuan perlu diapresiasi. Begitu juga dengan TNI/Polri yang sudah mengerahkan banyak bantuan, juga sejumlah komunitas yang bersama-sama bergotong-royong.”
Semoga bantuan ini bermanfaat, mengurangi beban warga.
Relawan Jokowi tergabung dalam Komite Penggerak Nawacita (KPN) mendirikan posko bantuan bagi warga korban banjir di wilayah Jasingo dan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Posko untuk menampung bantuan kemudian diserahkan kepada korban banjir. (Foto: KPN)Dalam kesempatan sama, Razif perwakilan KPN dari RPJB menyampaikan pandangannya, bahwa bencana banjir dan longsor yang menerjang sebagian besar wilayah Jabodetabek dan Lebak Banten sangat parah. Tidak hanya harta benda yang lenyap, tetapi juga nyawa puluhan korban.
Razif mengatakan hal tersebut akibat sebagian besar telah merusak alam. Ia mengharapkan perhatian sangat serius dari pemerintah daerah agar musibah tak terulang. “Lihat saja, banjir tidak lagi berupa air, tetapi lumpur, sampah, dan kotoran lain. Perumahan yang bernuansa river view habis diterjang banjir lumpur karena luapan sungai. Ini berarti resapan air, jalan air, dan parkir air sudah hilang. Sehingga banjir sulit surut. Bencana ini perlu penanganan serius dari pemerintah provinsi, kalau tidak ingin terulang kembali peristiwa mengenaskan ini.”
Ia menambahkan penanganan pascabencana juga tak boleh diabaikan. Pertolongan dan penyaluran bantuan terhadap korban banjir di wilayah-wilayah yang sulit dievakuasi juga harus mendapat perhatian. Tim relawan AMIN KAPT yang tergabung dalam KPN Peduli Bencana pernah mengalami ini. Susah payah menembus daerah terisolir dalam menyalurkan bantuan bagi warga terdampak tanah longsor di Kabupaten Bogor.
“Relawan AMIN KAPT yang tergabung dalam KPN perlu kerja keras untuk menembus halangan lumpur dan tanah merah setinggi 20 sentimeter. Membawa bantuan makanan dan lainnya untuk korban. Kami acungkan jempol untuk kerja keras pemuda-pemudi millenial yang ternyata banyak akalnya untuk membantu korban,” tutur Razif.
Tentang bantuan dari PGN, Razif menjelaskan hal tersebut merupakan bentuk kepedulian PGN melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat. Contoh sinergi Badan Usaha Milik Negara dengan melibatkan swasta dan stakeholder terkait untuk membantu korban bencana alam. []
Baca juga:
