Realisasi Program PEN Hingga 17 September 2021 Capai Rp 395,92 T

Menko Airlangga sebut realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 17 september 2021 mencapai Rp 395,92 triliun
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menkes Budi G. Sadikin dalam kenferensi pers mengenai Perkembangan PPKM Terkini, 20 September 2021, sore. (Sumber: setkab.go.id/Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 17 september 2021 mencapai Rp 395,92 triliun.

“Realisasi dana PEN di 17 september mencapai 53,2% dari pagu Rp 744,77 triliun. Ini sudah digunakan Rp 395,92 triliun,” ujar Airlangga dalam konferensi pers mengenai Perkembangan PPKM Terkini, 20 September 2021, sore.

Progres signifikan terjadi pada klaster perlindungan sosial (perlinsos) dan klaster kesehatan. Diungkapkan Airlangga, realisasi klaster kesehatan mengalami peningkatan dari Rp 47,71 triliun di kuartal II menjadi Rp 97,28 triliun. Sedangkan klaster perlinsos meningkat dari Rp 66,43 triliun di kuartal II menjadi Rp 112,87 triliun.

Selanjutnya untuk klaster program prioritas meningkat dari Rp 41,83 triliun di kuartal II menjadi Rp 59,51 triliun.

“Dukungan UMKM itu sudah 42,1%, yaitu Rp 51,27 triliun (di kuartal II) dan itu sudah meningkat jadi Rp 68,35. Demikian pula klaster insentif usaha, itu sudah Rp 57,92 triliun atau 92,2%,” ujar Airlangga.

Terkait perlinsos, Menko Perekonomian memaparkan bahwa untuk Program Kartu Prakerja sepanjang tahun 2021, yaitu batch 12 sampai dengan 20, pemerintah telah memberikan manfaat kepada sebanyak 5,2 juta penerima. Empat juta penerima telah menyelesaikan pelatihan dan 3,8 juta penerima telah mendapatkan insentif dengan jumlah insentif yang disalurkan mencapai Rp 7,3 triliun.

“Batch (Kartu Prakerja) ini sekarang sedang dimulai gelombang ke-21 dengan 754 ribu peserta,” imbuhnya.

Untuk pogram perlinsos Bantuan Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh atau BSU, dari total anggaran sebesar Rp 8,8 triliun hingga 17 September telah disalurkan kepada 4,61 juta pekerja yang masing-masing menerima Rp 1 juta.

“Kemudian Banpres Produktif Usaha Mikro realisasinya adalah Rp 15,25 triliun untuk 12,71 juta pelaku usaha mikro atau 99,30% dari total anggaran,” beber Menko Perekonomian.

Penyelenggaraan Pagelaran Nasional dan Internasional

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat ini terdapat sejumlah kegiatan atau event nasional dan internasional yang perlu mendapatkan perhatian.

Pertama adalah, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020 di Papua yang akan digelar awal Oktober mendatang. Pemerintah akan terus mendorong agar cakupan vaksinasi di daerah penyelenggara ajang tersebut mencapai 70%.

“Realisasi vaksinasi secara agregat di Kabupaten Jayapura, di Kota Jayapura, di Kabupaten Keerom, kemudian di Kabupaten Merauke, dan Mimika, dosis pertama sudah 56% dan ini akan terus didorong untuk mendekati 70%, dan dosis kedua 35%,” ujarnya.

Kedua, perhelatan internasional World Superbike yang akan digelar di Lombok pada bulan November 2021 mendatang. Sama halnya dengan di Papua, pemerintah juga akan mendorong percepatan vaksinasi di daerah yang akan menjadi lokasi perhelatan kegiatan olahraga tersebut.

“Pulau Lombok juga akan didorong untuk vaksinasinya diakselerasi,” ujar Airlangga.

Selain kedua ajang tersebut, terdapat juga kompetisi Liga 1 dan Liga 2 yang akan digelar. (TGH/UN)/setkab.go.id. []

Sampai 30 April 2021 Realisasi PEN Capai Rp 155,6 Triliun

Realisasi PEN Hingga 10 September 2021 Capai Rp 377,5 Triliun

Sri Mulyani: Realisasi PEN Kian Membaik Mencapai Rp 386,1 T

Sampai 11 Mei 2021 Realisasi PEN Capai Rp 172,35 Triliun

Berita terkait
Realisasi PEN Hingga 10 September 2021 Capai Rp 377,5 Triliun
Hingga 10 September 2021 realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun 2021 telah mencapai Rp 377,5 triliun
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas