Banda Aceh - Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin mencapai 810 ribu orang atau 15,01 persen. Sementara posisi kedua termiskin adalah Provinsi Bengkulu dengan angka kemiskinan mencapai 14,99 persen.
Hal tersebut berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh di Gedung BPS setempat di Banda Aceh, Rabu, 15 Januari 2020. Angka yang dirilis tersebut merupakan data per September 2019.
“Pada Bulan September 2019, jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 810 ribu orang atau 15,01 persen, artinya kita masih di posisi ke-6 seluruh Indonesia,” kata Kepala BPS Aceh, Wahyudin.
Menurut Wahyudin, meskipun Aceh menjadi provinsi termiskin di Sumatera, tetapi daerah yang dijuluki Serambi Mekkah ini masuk 10 besar provinsi dengan angka penurunan kemiskinan tertinggi di Indonesia.
Ia merincikan, apabila dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2019 yang mencapai 819 ribu orang atau 15,32 persen, maka angka kemiskinan di Aceh berkurang sebanyak 9 ribu orang.
Pada Bulan September 2019, jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 810 ribu orang atau 15,01 persen.
Kemudian, lanjut Wahyudin, jika dibandingkan dengan September tahun 2018, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 21 ribu orang atau 15.68 persen.
“Kita pada posisi penurunan tertinggi ketujuh se-Indonesia, artinya Aceh masuk 10 besar angka penurunan terbesar, tetapi provinsi lain sama-sama ingin supaya angka kemiskinan terus menurun, sehingga kita tetap berada pada posisi keenam secara keseluruhan,” ujar Wahyudin.
Wahyudin menjelaskan, selama periode Maret 2019 sampai September 2019, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan di Aceh mengalami penurunan. Di perkotaan, persentase penduduk miskin turun sebesar 0,21 persen, dari sebelumnya 9,68 persen menjadi 9,47 persen.
Sedangkan di daerah perdesaan, kata Wahyudin, turun 0,35 persen, dari sebelumnya 18,03 persen menjadi 17,68 persen.
Wahyudin menambahkan, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok, dan ikan tongkol, tuna atau cakalang.
“Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik,” ujarnya. []