Surabaya - Mantan anggota Komite Wasit Indonesia, Purwanto mengatakan mundurnya Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria karena sudah tidak betah. Sebab, sejak dia meninggalkan jabatan tersebut alasannya masih tanda tanya.
Purwanto menilai, mundurnya gadis asal Banten ini bukan hanya dari sindiran keras Djohar Arifin saja, tetapi juga dari banyak aspek, sehingga Ratu Tisha memutuskan mundur dari posisi Sekjen PSSI.
Purwanto: Jadi kalau saya nilai dia tidak betah.
"Jadi kalau saya nilai, dia (Ratu Tisha) sudah merasa tidak nyaman, sehingga dia memutuskan untuk berhenti," kata Purwanto saat dihubungi, Kamis, 16 April 2020.
Baca juga: Ketum PSSI Hormati Keputusan Mundur Ratu Tisha
Bahkan, kata Purwanto, bukan hanya ruang gerak Ratu Tisha saja yang dibatasi, tetapi kekuasaannya sebagai sekretaris jendral dikurangi oleh pihak yang bersinggungan dengan dirinya.
Namun, Purwanto tak menjelaskan siapa yang menjadi sosok penyebab mundurnya Ratu Tisha dari kursi Sekjen PSSI, karena hal itu menjadi urusan internal mereka.
"Ini ibarat sampeyan sebagai wartawan tetapi sama pimpinan tidak boleh menulis dan mengerjakan tugas pokok sebagai wartawan. Jadi kalau saya nilai dia tidak betah," ucap Purwanto.
Baca juga: Sekjen Baru PSSI Harus Lebih Baik Dari Ratu Tisha
Ratu Tisha memiliki catatan rekor sebagai Sekjen perempuan pertama di PSSI. Sebelumnya, sosok yang mengurusi kesekretarian jenderal induk sepak bola Indonesia ini selalu dikuasai kaum Adam. Kemudian, Tisha juga merangkap menjadi wakil Indonesia di AFF dan AFC.
Bahkan, dalam kiprahnya dia lebih terlihat saat melakukan lobi-lobi ke luar, misalnya dalam usaha menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Dia yang ambil peran komunikasi dengan FIFA, sampai akhirnya keputusan dan finalisasi di surat dukungan pemerintah.
Tanpa surat dari Presiden Joko Widodo, tak mungkin Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Akhirnya, surat itu datang dan membuat Indonesia jadi tuan rumah. []