Raksasa Kimia Bayer AG Jerman Terhuyung Didera Kasus Monsanto

Mungkin nama merek obat sakit kepala Aspirin jauh lebih terkenal daripada nama perusahaan yang memproduksinya Bayer AG
Logo perusahaan farmasi terbesar Jerman, Bayer AG (Foto: dw.com/id - Christoph Hardt/Panama Pictures/IMAGO)

TAGAR.id - Dikenal luas lewat merek obat Aspirin dan klub sepak bola Bayer Leverkusen, raksasa farmasi Jerman, Bayer AG, sekarang mengumumkan rencana perampingan dan restrukturisasi besar-besaran. Insa Wrede melaporkannya untuk DW.

Mungkin nama merek obat sakit kepala Aspirin jauh lebih terkenal daripada nama perusahaan yang memproduksinya, Bayer AG. Nama Bayer juga bisa jadi lebih dikenal lewat klub sepakbola miliknya, Bayer Leverkusen 04, yang sekarang memuncaki liga utama Jerman, Bundesliga. Tapi di dunia industri kimia dan farmasi, nama Bayer sejak puluhan tahun dikenal sebagai pemain besar. Namun ambisi mengambil alih raksasa kimia AS Monsanto pada tahun 2018 ternyata menjerumuskan Bayer ke dalam krisis besar.

Perusahaan Bayer AG dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu malam (24/1) mengumumkan akan melakukan restrukturisasi total dan perampingan pegawai, tanpa memberi rincian lebih lanjut. Langkah itu adalah bagian dari upaya penyehatan perusahaan dan "penghapusan birokasi” yang digagas Direktur Utama Bill Anderson, yang dipanggil ke Bayer AG sembilan bulan lalu.

Bulan November lalu, Bill Anderson sudah menyatakan bahwa antara jajaran direksi dan pelanggan ada "12 lapisan manajemen" dan itu "terlalu berlebihan". Dia akan menghilangkan birokrasi, merampingkan struktur, dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Itu mungkin juga berarti, Bayer akan melakukan PHK besar-besaran. Bayer AG mempekerjakan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 22.000 orang di Jerman.

Marc Tüngler dari asosiasi investor terkemuka Jerman DSW yakin perombakan itu akan menjadi tantangan besar, baik bagi pekerja maupun bagi citra perusahaan. "Jalannya sangat menyakitkan dan berat,” kata Tüngler. "Tetapi mungkin ini satu-satunya jalan yang tersisa bagi Bayer – untuk berubah secara internal dan eksternal.”

Produk MonsatoProduk Monsato yang mengandung glifosat dan digugat ratusan kali di AS (Foto: dw.com/id - XAMAX/dpa/picture alliance)

Bayer AG: Perusahaan unggulan yang citranya jatuh

Selama puluhan tahun, Bayer AG menjadi perusahaan ternama Jerman yang paling berharga dalam indeks saham. Namun berbagai kesalahan manajemen telah memperburuk citranya. Meski Bayer masih menjadi perusahaan terbesar di industri farmasi Jerman, harga sahamnya terus anjlok, sekarang hanya seperempat dari nilainya pada tahun 2015.

Perusahaan Bayer AG terdiri dari tiga divisi utama: pertanian, farmasi dan kesehatan konsumen, termasuk produk perawatan. Pada tahun keuangan 2022, Bayer mencatat laba sebesar 4,15 miliar euro, dari omset tahunan sekitar 50,7 euro. Sekitar setengah omsetnya berasal dari sektor pertanian. Namun sektor itu juga yang kini menimbulkan permasalahan besar. Pada kuartal ketiga tahun 2023, Bayer membukukan kerugian sebesar 4,6 miliar euro, terutama disebabkan oleh divisi pertanian.

Kinerja Bayer AG terutama memburuk setelah mengambil alih perusahaan AS Monsanto pada tahun 2018. Padahal Monsanto dikenal sebagai "perusahaan jahat", kata Marc Tüngler. Perusahaan itu dililit utang besar, dan sedang menghadapi banyak gugatan hukum dengan produk utamanya, yaitu obat pembasmi hama yang mengandung glifosat, zat yang diduga menyebabkan kanker.

Sementara perusahaan Jerman lain, seperti BASF, tidak mau membeli Monsanto yang punya banyak masalah itu, Bayer AG justru mengakuisisi Monsanto dengan membayar sekitar 59 miliar euro, akuisisi asing terbesar yang pernah dilakukan perusahaan Jerman hingga saat itu. Bayer AG berambisi tampil sebagai pemain terbesar di pasar AS.

Aksi menentang glifosat dii JermanAksi menentang glifosat juga terjadi di Jerman (Foto: dw.com/id - Oliver Berg/dpa/picture alliance)

Pil Pahit Monsanto: kerugian miliaran dolar

Di pengadilan AS, Monsanto akhirnya divonis untuk membayar ganti rugi hampir 290 juta dolar kepada Dewayne Johnson, mantan petugas kebersihan yang menderita kanker setelah bertahun-tahun terpapar bahan kimia glifosat. Padahal itu hanya satu dari ratusan gugatan yang masih diproses di berbagai pengadilan AS.

Tahun 2020, Bayer mulai menyisihkan dana untuk menyelesaikan sebagian besar tuntutan hukum lewat jalan damai. Sejauh ini, Bayer telah membayar sekitar 9,5 miliar dolar untuk penyelesaian hukum. Dana perusahaan untuk penyelesaian hukum di masa depan sekarang tersisa 6,4 miliar dolar.

Glifosat bukan satu-satunya produk bermasaah dari Monsanto. Masih ada produk lain yang mengandung senyawa kimia poliklorinasi bifenil (PCB), yang juga sangat karsinogenik dan telah dilarang di Amerika Serikat sejak 1979. Monsanto memproduksi PCB, yang digunakan dalam produk pembersih lantai dan cat, hingga tahun 1977. Pengadilan AS baru-baru ini memerintahkan Monsanto untuk membayar ganti rugi senilai 857 juta dolar sehubungan dengan produk yang mengandung PCB.

Selain tuntutan hukum, pengambilalihan Monsanto membuat Bayer juga ketiban utang besar warisan perusahaan AS itu. Pada akhir September 2023, utang finansial bersih Bayer telah mencapai lebih dari 38 miliar euro, bahkan nilai pasar Bayer AG yang tinggal 32 miliar euro, karena harga sahamnya anjlok.

Kalangan investor sekarang sedang membahas kemungkinan penjualan divisi-divisi Bayer AG yang mengeruk keuntungan, untuk mengurangi beban utang. Namun Marc Tüngler dari DSW khawatir, uang dari hasil penjualan divisi Bayer AG itu nantinya malah digunakan untuk membayar para pengacara di AS dalam menghadapi gugatan-gugatan hukum.

Bayer AG mengatakan, rincian lebih lanjut mengenai program restrukturisasi besar yang sedang direncakan akan diumumkan bulan Maret mendatang. (hp/as)/dw.com/id. []

Berita terkait
Pandangan Ahli Kimia Terhadap Vape
Ahli toksikologi dari Universitas Airlangga Shoim Hidayat mengungkapkan rokok elektrik (vape) memiliki rendah risiko daripada rokok.