Washington Menyetujui Penjualan Jet Tempur F16 ke Turki

Kesepakatan tersebut dilakukan setelah Ankara meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO, kata Departemen Luar Negeri
F-16 dari Skuadron Tempur 510 lepas landas di Pangkalan Angkatan Udara Nellis, Nevada, AS, pada 25 Januari 2024. (Foto: voaindonesia.com via AP)

TAGAR.id - Mengakhiri negosiasi berbulan-bulan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/1/2024) akhirnya sepakat menjual sejumlah pesawat tempur F-16 ke Turki senilai 23 miliar dolar AS. Kesepakatan tersebut dilakukan setelah Ankara meratifikasi keanggotaan Swedia di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Departemen Luar Negeri AS.

Sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang AS, Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres tentang perjanjian dengan Turki tersebut, sekaligus kesepakatan penjualan 40 unit F-35 ke Yunani senilai 8,6 miliar dolar AS.

Turki akan mendapatkan 40 pesawat F-16 baru dan pembaruan untuk 79 jet yang ada, kata Departemen Luar Negeri dalam siaran persnya.

AS tidak memberi lampu hijau pada transaksi tersebut sampai instrumen ratifikasi Turki atas keanggotaan Swedia tiba di Washington, kata seorang pejabat AS.

Semua instrumen ratifikasi harus diserahkan ke Ibu Kota AS, Washington. Kota tersebut akan dikunjungi Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada minggu depan, dan akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak perayaan ulang tahun ke-75 aliansi trans-Atlantik pada Juli 2024.

Parlemen Turki mengesahkan keanggotaan NATO Swedia pada Selasa setelah lebih dari setahun ditunda.

Presiden Turki Recep Tayyip ErdoganPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di depan anggota parlemen partainya, AKP (Foto: dw.com/id - Mehmet Kaman/AA/picture alliance)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, awalnya keberatan dengan upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO karena Stockholm menerima kelompok Kurdi yang dianggap Ankara sebagai organisasi "teroris".

Swedia menanggapinya dengan memperketat undang-undang anti-terorisme dan mengambil langkah-langkah keamanan lain yang diminta Erdogan.

Namun, Erdogan kemudian menagih janji AS yang belum terpenuhi untuk mengirim sejumlah pesawat tempur F-16. Kongres AS sebelumnya menolak pengiriman armada tersebut karena Turki diduga melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan memiliki hubungan yang memanas dengan sesama anggota NATO, Yunani.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Ben Cardin dari Partai Demokrat, mengatakan pada Jumat bahwa dia akan mengizinkan penjualan F-16 ke Turki, tetapi itu “bukan keputusan yang saya anggap enteng.”

Menlu Blinken di AbidjanMenlu AS Antony Blinken menyampaikan sambutan setelah pertemuannya dengan Presiden Grup Bank Pembangunan Afrika Akinwumi Adesina (tidak terlihat) di Kantor Pusat AfricaRice di Abidjan pada 23 Januari 2024. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memimpin upaya diplomatis intensif untuk menyusun kesepakatan, memberi tahu Presiden Turki sebanyak tiga kali selama kunjungan ke Ankara tepat setelah gempa bumi pada Februari 2023 bahwa tidak akan ada suplai pesawat jika Turki menghambat upaya keanggotaan NATO Swedia, kata pejabat AS.

Sementara itu, Athena sangat menentang penjualan tersebut karena sengketa wilayah yang belum terselesaikan dengan Turki di kawasan Mediterania yang kaya energi.

Perjanjian AS dengan Turki pertama-tama bergantung pada Athena untuk tidak menghalangi penjualan, dan Yunani secara bersamaan diberikan F-35 yang lebih canggih.

Turki akan banyak mendapatkan manfaat dari pasokan F-16 baru mengingat armada Angkatan Udaranya sudah tua. Turki dikeluarkan dari program pesawat tempur bersama F-35 yang dipimpin AS pada 2019 karena keputusan Erdogan untuk membeli sistem pertahanan rudal Rusia yang canggih. (ah/ft)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jerman Akan Kirim Senjata dan Jet Tempur Eurofighter ke Arab Saudi
Pembatasan ekspor senjata ke Arab Saudi itu diputuskan bulan Oktober 2018 di era Kanselir Angela Merkel