Jakarta - Profesor Klinis di Fakultas Kedokteran Yale University, Amerika Serikat (AS), Marcene Alexiades mengatakan bahwa cahaya biru yang terpancar dari ponsel dapat merusak kulit, sebagaimana dikutip dari Tech Times, Rabu, 29 April 2020.
"Cahaya biru memiliki energi tinggi dan karena itu mampu menembus jauh ke dalam kulit. Saya memperingatkan pasien saya ketika menggunakan perangkat mereka karena layar mungkin secara tidak sengaja memancarkan sinar UV, yang diketahui menyebabkan kanker kulit," kata Alexiades.
Seorang dokter kulit yang berbasis di Miami bernama Loretta Ciraldo mengatakan bahwa cahaya biru yang juga dikenal sebagai High Energy Visible Light (HEVL) dan Artificial Visible Light (AVL), adalah spektrum cahaya yang sangat dekat dengan panjang gelombang ultraviolet.
"Matahari memancarkan cahaya biru dalam jumlah besar, itulah sebabnya langit berwarna biru. Perangkat digital, termasuk ponsel dan layar komputer kita, juga memancarkan cahaya biru tetapi dalam jumlah yang lebih kecil sehingga kita tidak melihatnya sekuat biru langit," kata Ciraldo.
Sama seperti sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari, cahaya biru sebenarnya memiliki gelombang yang pendek. Namun ketika datang dalam jumlah tinggi, cahaya biru yang berasal dari gadget seperti ponsel dan PC itu dapat sangat merusak lapisan dalam kulit dan pada akhirnya dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit.
Hal senada juga diungkapkan Ellen Marmur, seorang dokter kulit bersertifikat di New York City (NYC). Menurutnya, paparan jangka panjang yang berlebihan terhadap sumber cahaya biru dapat menyebabkan kerusakan kulit, termasuk melemahnya permukaan kulit, peradangan, dan pigmentasi.
Laporan terbaru dari Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi telah menunjukkan bahwa ketika sel-sel kulit terkena cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik, hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada protein dan lipid, yang dimana keduanya berfungsi memberikan kelembaban dan memperbaiki kulit.
"Topik perlindungan cahaya biru sangat baru. Bagi banyak orang, cahaya biru menyebabkan lebih banyak kemerahan, pembengkakan, dan hiperpigmentasi daripada UVA. Untuk alasan inilah kami para dokter kulit sekarang berfokus pada melindungi kulit dari kerusakan kulit akibat cahaya biru," kata Ciraldo.[]