Jakarta – Qantas menjadi maskapai penerbangan pertama yang mengoperasikan rute terpanjang di dunia dari New York ke Sydney. Maskapai asal Australia ini akan melakukan uji coba minggu ini untuk mengetahui sejauhmana kekuatan fisik dan mental dengan penerbangan terjauh.
Penerbangan Sydney ke New York ini akan memakan waktu 19 jam. Dalam tes ini, teknisi akan memantau efek penerbangan terpanjang terhadap penumpang. Maskapai asal Australia ini akan membawa 40 penumpang yang merupakan karyawan Qantas termasuk kru. Mereka akan diterbangkan dengan pesawat Boeing 787-789, berangkat dari New York pada Jumat 18 Oktober dan sampai di Sydney Minggu pagi.
Rekor penerbangan terpanjang di dunia sebelumnya dipegang oleh Singapore Airlines yang melakukan perjalanan dari Singapura menuju New York selama 18 jam. Singapore beroperasi setiap hari antara Bandara Changi Singapura dan Bandara Newark Liberty yang berada di New Jersey Amerika Serikat.
Pilot mengenakan pakaian khusus yang mampu melacak gelombang otak dan kewaspadaan mereka dan diawasi dengan sangat ketat
Jumlah penumpang penerbangan jarak jauh ini sudah dibatasi untuk meminimalkan bobot di atas pesawat. Selain itu untuk memastikan ketersediaan bahan bakar yang cukup dan memberikan jangkauan bahan bakar yang cukup bagi pesawat untuk menempuh perjalanan sekitar 16.000 kilometer tanpa mengisi bahan bakar.
Para ilmuwan dari dua universitas di Australia ikut terbang untuk memantau pola tidur penumpang, tingkat melatonin dan juga konsumsi makanan. Pilot akan mengenakan perangkat khusus yang mampu melacak gelombang otak dan kewaspadaan mereka dan diawasi dengan amat ketat. “Kami tahu dari ilmu dasar ritme sirkadian bahwa perbedaan waktu yang lebih besar antara lokasi keberangkatan dan kedatangan, dan berpergian dari timur daripada ke barat, cenderung membuat orang merasa lebih jetlag," ucap Profesor Universitas Sydney, Stephen Simpson kepada AFP.
Tahun lalu, Qantas memperkenalkan layanan penerbangan yang menghubungkan kota Perth menuju London dengan jarak tempuh sekitar 17 jam. Selain rute New York-Sydney, Qantas juga akan mencoba rute London-Sydney dalam beberapa bulan mendatang. Disamping itu, maskapai penerbangan asal Australia ini juga mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan komersial pada rute-rute gemuk.
Rencana ini tidak mendapat respon positif dengan banyaknya keluhan. Pilot Qantas mengangkat keprihatinan tentang dampak penerbangan jarak jauh terhadap standar keselamatan. Asosiasi Pilot Australia dan Internasional (AIPA) yang mewakili pilot Qantas, mengatakan penerbangan eksplorasi akan menghasilkan set data terbatas yang tidak akan cukup mereplikasi kondisi terbang dunia nyata.
(Dimas Wijanarko)
- Baca Juga: Tiga Faktor Penyebab Maskapai Penerbangan Bangkrut
- Tujuh Maskapai Penerbangan Paling Berbahaya 2019