Pusat Peringatan Dini Pandemi Akan Dirikan WHO di Jerman

Organisasi Kesehatan Duni PBB (WHO) akan mendirikan kantor baru di Jerman untuk memantau ancaman pandemi yang muncul
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Organisasi Kesehatan Duni PBB (WHO) akan mendirikan kantor baru di Jerman untuk memantau ancaman pandemi yang muncul, dengan harapan dapat mencegah pandemi berikutnya. Kantor Intelijen Pandemi dan Epidemi akan berlokasi di Berlin.

"Virus bergerak cepat. Tapi data bisa bergerak lebih cepat," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan di Jenewa, 5 Mei 2021.

Pusat peringatan dini pandemi di Jerman itu akan menjadi pusat data global untuk mendeteksi ancaman pandemi yang bakal muncul.

Kantor baru WHO itu dinamakan “WHO Hub for Pandemic and Epidemic Intelligence” dan akan mulai beroperasi di Berlin pada bulan September tahun 2021 ini. "Pusat itu akan menganalisis data untuk memprediksi, mencegah, mendeteksi, mempersiapkan, dan menanggapi risiko di seluruh dunia", kata Tedros Adhanom Ghebreyesus lebih lanjut.

Kantor ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama antar negara dan lembaga ilmiah dalam hal pandemi dan epidemi.

1. Mendeteksi Pandemi dan Epidemi Lebih Awal

Pusat Intelijen Pandemi dan Epidemi terutama harus bisa mendeteksi sinyal pandemi lebih awal dari sistem yang ada saat ini.

pandemi coronaIlustrasi: Pandemi virus corona (Covid-19) global (Foto: ideas.org.au)

"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan adanya celah dalam sistem global untuk intelijen pandemi dan epidemi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.

"Akan semakin banyak virus yang bermunculan yang berpotensi memicu epidemi atau pandemi,” lanjutnya. Dengan informasi yang tepat, negara dan komunitas dapat selangkah lebih maju menghadapi risiko yang muncul dan menyelamatkan nyawa."

Laporan terakhir WHO tentang asal-usul pandemi corona menemukan, virus itu mungkin sudah ada sejak September 2019, jauh sebelum eksistensinya secara resmi diumumkan oleh WHO.

2. Berlin Jadi Pusat Penelitian Penyakit Menular

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, selama ini Berlin sudah menjadi pusat penelitian kesehatan, dengan lembaga riset untuk penyakit menular seperti Robert Koch Institute (RKI).

"Jika keahlian itu sekarang dilengkapi dengan WHO Hub, kami akan menciptakan lingkungan yang unik untuk penelitian pandemi dan kesehatan di Berlin. Ada ekosistem di mana wawasan penting yang berorientasi pada tindakan akan muncul bagi pemerintahan dan para pemimpin di seluruh dunia," kata Angela Merkel dalam pesan video.

Petugas WHOPetugas WHO saat tiba di bandara Wuhan, China. (Tagar/AP/Ng Han Guan)

Kanselir Jerman itu mengatakan, kantor baru itu akan mempertemukan sektor pemerintah, akademik dan swasta.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, sistem global saat ini "tidak cukup siap" untuk menangani wabah, mutasi patogen, infeksi populasi yang sebelumnya tidak terpengaruh, dan penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia.

Jerman akan menyediakan dana 30 juta euro (setara dengan Rp 515,9 miliar)sebagai pembiayaan awal, sementara anggaran operasionalnya masih dalam pembahasan [hp/as (dpa, afp, ap)]/dw.com/id. []

Berita terkait
India Diingatkan Gelombang Ke-3 Pandemi Covid-19
Seorang penasihat sains senior pemerintah India memperingatkan bahwa gelombang ketiga infeksi virus corona akan melanda negara itu
2 Pekan Covid-19 Lebih Banyak Daripada 6 Bulan Awal Pandemi
Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia telah meningkat selama sembilan pekan berturut-turut dan kematian naik selama enam pekan
WHO Sebut Cuci Tangan Cegah Infeksi Untuk Selamatkan Nyawa
WHO menekankan pentingnya praktik kebersihan tangan yang baik dalam upaya menghentikan penyebaran infeksi penyakit karena virus
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja