PSIM, Tim Bintang Bukan Asuransi Menang (ke Liga 1)

PSIM Yogyakarta seharusnya tidak hanya andalkan pemain bintang demi target ke Liga 1. Kekalahan dari Mitra Kukar memberi pelajaran berharga PSIM.
Juara bertahan Liverpool bersama 31 tim akan diundi untuk penyisihan grup Liga Champions. Undian dilaksanakan di Monaco, Kamis 29 Agustus 2019 malam WIB. (Foto: stateman.com)

Yogyakarta - "Kami bermain lebih serius." Kalimat pelatih Mitra Kukar Rafael Berges Marin seakan menyentil PSIM Yogyakarta yang menjadi lawannya dalam pertandingan Liga 2 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa 27 Agustus 2019. Keseriusan Mitra Kukar membawa mereka menang 2-1.

Laga melawan Mitra Kukar tak mengandalkan keunggulan individu dan pengalaman bermain di Liga 1. Bagaimana tidak, PSIM turun dengan materi pemain 'papan atas'. Ada Witan Sulaiman, gelandang elegan Sutanto Tan yang didatangkan dari Bali United, Saldi sampai Cristian Gonzales dan pemain terbaik Liga 2 musim lalu, Ichsan Pratama. 

Di atas kertas, PSIM seharusnya bisa menang meski Mitra Kukar juga dihuni sejumlah pemain eks Liga 1. Persoalannya, pemain PSIM lebih sibuk beratraksi dengan teknik individu dan melupakan kerjasama tim. 

Jangan salahkan manajemen. Suporter jangan demo manajemen. Mereka sudah memenuhi permintaan pelatih. Bila gagal, pelatih yang harus didemo

Akibatnya, mereka malah bingung sendiri dan bermain tanpa pola di menit-menit pertama pertandingan. Atau memang meremehkan lawan karena PSIM telah menjelma menjadi tim mewah dengan pemain 'kelas atas' untuk tim Liga 2. 

Situasi itu yang dimanfaatkan Mitra Kukar yang memang serius bertanding. Tak heran bila mereka sudah unggul saat laga baru berjalan tujuh menit. Saat PSIM belum bangkit, Naga Mekes sudah dua kali membobol gawang tuan rumah hanya dalam tempo 15 menit. 

PSIM memang bisa mencetak gol. Namun itu pun dari titik penalti di menit terakhir. Kekalahan itu menjadi pelajaran berharga bagi PSIM. Beruntung, kekalahan itu terjadi di babak penyisihan dan bukan di babak krusial yang bisa menggagalkan ambisi Laskar Mataram untuk promosi ke Liga 1. 

Tidak Terlena

Kekalahan itu menjadikan pelatih Aji Santoso untuk segera menyadarkan pemain agar tidak terlena. Modal pemain bintang tidak bisa menjamin tim menang di setiap pertandingan, terutama saat bermain di kandang sendiri. Di liga Indonesia dari berbagai kasta, hasil imbang, apalagi kalah di kandang itu seperti diharamkan. 

Keseriusan dan fokus bermain yang merupakan kekuatan nonteknis yang memiliki peran penting. Demikian pula organisasi permainan tim menjadi salah satu kekuatan utama yang ditopang kemampuan individu pemain. 

"Kami bermain buruk dan harus bekerja lebih keras lagi. Kami tidak boleh terlena. Ini menjadi pelajaran berharga. Tetapi ini tidak mengubah target lolos 8 Besar karena masih banyak pertandingan yang dijalani," kata Aji. 

Mantan pelatih tim nasional U-23 ini juga mengakui bila tim mudah kecolongan gol lewat bola mati. 

"Gol yang tercipta bukan dari skema kerjasama pemain. Gol tercipta dari bola mati. Kami juga tidak mengantisipasi duel dengan kiper," ujarnya. 

Kekalahan dari Mitra Kukar memang tak mengubah posisi PSIM di klasemen Liga 2 wilayah timur. Namun ini menjadi peringatan bagi Gonzales dkk untuk lebih serius menghadapi lawan, terutama di kandang sendiri. 

Materi dengan pemain berkualitas bukan menjadi asuransi mendapatkan kemenangan di pertandingan Liga 2. PSIM yang telah menjadi tim 'mewah' dengan mengumpulkan pemain eks Liga 1 memang berambisi naik kasta. Ambisi ini terkait dengan masuknya investor yang menggelontorkan dana untuk mendukung klub di kompetisi. 

Bahkan PSIM sempat memboyong pemain naturalisasi Raphael Maitimo yang kemudian tidak dipertahankan di paruh pertama kompetisi. Namun klub mendatangkan banyak pemain Liga 1, termasuk Sutanto Tan dan Witan. Terakhir, amunisi mereka bertambah dengan kehadiran striker dari klub Liga 1 PSIS Semarang, Aldaier Makatindu, yang diharapkan mempertajam lini depan. 

Dengan kehadiran banyak pemain, PSIM digadang-gadang mampu merebut tiket ke Liga 1. Bila gagal, ini yang dikatakan Aji, "Jangan salahkan manajemen. Suporter jangan demo manajemen. Mereka sudah memenuhi permintaan pelatih. Bila gagal, pelatih yang harus didemo."

Aji mengingatkan materi pemain tetap belum menjamin tim bisa promosi ke Liga 1. Dibutuhkan kerja keras dan 'keberuntungan' untuk naik kasta. []

Berita terkait
PSIM dan Persis Kalah di Kandang di Liga 2
PSIM Yogyakarta mengalami kekalahan 1-2 di kandang sendiri dari Mitra Kukar, Selasa 27 Agustus 2019. Meski kalah, PSIM tetap di puncak klasemen.
PSIM Rebut Posisi Puncak Wilayah Timur
PSIM merebut posisi puncak klasemen Liga 2 Wilayah Tmur usai menaklukkan Martapura FC 2-0 di Mandala Krida, Selasa 8 Agustus 2019.
Setelah 4 Tahun, PSIM Kembali ke Mandala Krida
PSIM Yogyakarta membidik kemenangan saat menjamu Martapura di Stadion Mandala Krida yang sudah direnovasi, Kamis 8 Agustus 2019.