Jakarta - Psikolog Klinis Forensik Kasandra Putranto meminta publik figur untuk tidak memberikan informasi yang menyesatkan di tengah masyarakat. Hal itu mengingat adanya video wawancara musisi Anji dengan Hadi Pranoto terkait Covid-19.
Kasandra mengatakan, seorang-seorang yang ingin melakukan pembahasan soal kesehatan harus memiliki bukti autentik, sebelum menyebarluaskannya ke publik.
Segala hal yang untuk kesehatan harus berdasarkan bukti, karena jika tidak akan menjadi praktek perdukunan
"Publik figur seharusnya memiliki tanggung jawab moral untuk tidak menyesatkan masyarakat. Segala hal yang untuk kesehatan harus berdasarkan bukti, karena jika tidak akan menjadi praktek perdukunan," katanya dihubungi Tagar, Senin, 4 Agustus 2020.
Menurutnya, semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi ini membawa banyak pengaruh positif bagi masyarakat. Namun, akan menjadi persoalan jika tidak memiliki stabilitas emosi dan moral tanggung jawab.
"Menurut saya saat ini teknologi informasi sudah sedemikian maju, yang memungkinkan setiap orang untuk dapat memberikan pendapat secara terbuka namun tanpa diiringi oleh stabilitas emosi dan kesadaran moral terhadap tanggung jawab atas dampak pernyataan publik yang dapat berakibat fatal bagi masyarakat," ujarnya.
Kasandra mengatakan, jika pernyataan Anji dan Hadi Pranoto yang ada di kanal YouTube dunia Manji tidak memiliki bukti ilmiah akan sangat berbahaya bagi masyarakat luas, apalagi pembahasan yang dilakukan terkait Covid-19.
"Pernyataan yang tidak berdasarkan bukti ilmiah tentu akan sangat berpotensi dikategorikan sebagai berita bohong, sementara dampaknya bagi masyarakat akan sangat berbahaya," ucap dia.
Dirinya pun tidak memungkiri jika banyak tokoh-tokoh dan publik figur yang melanggar etika demi mengambil keuntungan dari konten YouTube.
"Masalahnya banyak sekarang tokoh-tokoh yang ingin memperoleh keuntungan dari membuat konten YouTube instan dengan cara yang kontroversial, namun melanggar etika," kata dia.
Lantas, dia menyayangkan pernyataan Hadi Pranoto yang menyebut sudah mendapatkan obat penangkal Covid-19. Pasalnya semua negara belum menemukan obat ataupun vaksin virus corona.
Pandangannya, hal itu akan membuat euforia yang berlebihan dari masyarakat, dan berpotensi tidak melaksanakan protokol kesehatan sesuai imbauan yang kerap disuarakan pemerintah.
- Baca juga: Pernyataan Anji dan Hadi Pranoto Penuhi Unsur Pidana
- Baca juga: IDI Desak Anji Tak Kejar Trafik YouTube Soal Covid-19
"Tentu akan merepotkan tenaga kesehatan karena dapat meningkatkan euforia masyarakat yang berbahaya justru menambah jumlah pasien Covid-19," ucap Kasandra Putranto. []