Tegal - Masjid Agung Kota Tegal, Jawa Tengah tetap menggelar salat tarawih berjemaah selama Ramadan di tengah pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena pandemi virus corona. Seperti yang terlihat Kamis malam, 23 April 2020.
Pantauan Tagar, jumlah jemaah salah satu ibadah di bulan Ramadan itu menurun, tidak sebanyak tarawih pada momen yang sama tahun lalu. Hanya ada 100-an umat Islam yang ikut salat tarawih sebanyak 20 rakaat dan tiga rakaat salat witir.
Jemaah pria mengisi tiga saf (baris) di belakang imam. Ibadah itu juga diikuti jemaah perempuan di saf terpisah. Adapun imam salat, yakni ustad Mahbud Junaedi Al Hafidz. Pelaksanaan salat tarawih hari pertama tersebut bertepatan dengan hari pertama pemberlakuan PSBB di Kota Bahari.
Kami menolak penutupan masjid karena PSBB itu kan pada prinsipnya membatasi, bukan menutup.
Kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 tersebut antara lain mengatur kegiatan ibadah masyarakat. Berdasarkan aturan PSBB yang tercantum dalam Peraturan Wali Kota Nomor 8 Tahun 2020, ibadah tidak dilaksanakan di tempat ibadah, tapi di rumah masing-masing.
Sekretaris Masjid Agung Kota Tegal Muhammad Abdul Hayyi Hayyi mengatakan pelaksanaan salat tarawih berjemaah tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Seperti penyediaan tempat cuci tangan portable di depan masjid, hand sanitizer serta mengimbau jemaah untuk mengenakan masker dan membawa sajadah sendiri.
"Area masjid juga sudah disemprot disinfektan, ditambah penguapan menggunakan alat cold fogging disinfektan sebelum dan sesudah salat lima waktu. Fungsi alat ini seperti penyemprotan disinfektan, tapi bentuknya uap. Jadi kami memahami situasi sekarang," ujar Hayyi,
Hayyi pun mengungkap alasan pihaknya tetap menggelar kegiatan salat tarawih berjemaah meski ada PSBB. Dalam rapat di Kantor Kementerian Agama, Senin, 20 April 2020 lalu, Majelis Ulama Indonesia (MU) dan sejumlah ormas Islam sepakat tidak ada penutupan masjid.
"Kami menolak penutupan masjid karena PSBB itu kan pada prinsipnya membatasi, bukan menutup. Jadi masjid tetap dibuka walaupun kami tak memungkiri ada warga yang berhalangan secara syar'i sehingga melaksanakan salat di rumah. Kami serahkan ke individu masing-masing," kata dia.
Hayyi mengakui jumlah jemaah salat tarawih hari pertama menurun dibandingkan pada salat tarawih di bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Pada Ramadan tahun lalu, jumlah jemaah bisa mencapai 1.000 orang hingga meluber ke serambi masjid.
"Jumlah jemaah menurun jauh, hanya tiga saf," ucapnya.
Selain salat tarawih, Hayyi mengatakan, kegiatan-kegiatan lain yang biasanya digelar selama Ramadan juga akan tetap dilaksanakan. "Kajian Azar dan kajian Subuh tetap ada. Kami juga siarkan melalui radio agar bisa didengarkan juga di rumah," ujarnya. []
Baca juga:
- Kegiatan Ramadan Masjid Agung Semarang saat Pandemi
- Getaran Suara Beduk Menara Kudus Penanda Puasa
- Ribuan Jemaah Tarawih Padati Masjid Raya Aceh