Kegiatan Ramadan Masjid Agung Semarang saat Pandemi

Karena masa pandemi corona, Masjid Agung Semarang mengubah sejumlah agenda kegiatan ibadah selama Ramadan. Apa saja?
Masjid Agung Semarang meniadakan kegiatan salat berjemaah selama Ramadan karena pandemi corona. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Kota Semarang menjadi salah satu wilayah zona merah kasus virus corona. Pengurus Masjid Agung Semarang atau dikenal dengan sebutan Masjid Kauman memutuskan untuk mengubah sejumlah agenda kegiatan ibadah selama Ramadan di masa pandemi corona.  

Sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang Muhaimin mengatakan keputusan tersebut mengikuti anjuran pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta salat berjemaah di masjid diganti salat di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Sementara ini, kegiatan yang dimungkinkan akan meciptakan kerumunan ditiadakan.

Muhaimin menjelaskan tata cara ibadah selama bulan puasa tetap mengikuti prosedur tetap pencegahan corona, yaitu social dan pshycal distancing. Seluruh salat dengan melibatkan jemaah banyak, seperti tarawih, rawatib lima waktu dan Jumatan, sementara ini tidak digelar di masjid. Termasuk kegiatan pengajian yang mengundang massa diliburkan.

“Sementara ini, kegiatan yang dimungkinkan akan meciptakan kerumunan ditiadakan. Sebagai gantinya, pengajian selama puasa akan dilakukan secara online, tanpa pertemuan tatap muka langsung di masjid, dijadwalkan pada pagi hari dan sore hari,” katanya, Kamis, 23 April 2020.

Menurut Muhaimin, pengajian pagi hari digelar dengan cara memutar materi rekaman ceramah, kemudian disiarkan lewat pengeras suara masjid supaya tetap bisa didengarkan warga sekitar dari rumah masing-masing. Untuk pengajian rutin sore hari, disampaikan Habib Ja’far Al-Musawa melalui live streaming YouTube dan akun Instagram masjid. 

“Nantinya, juga akan ada pembagian takjil atau buka puasa ke warga dan masyarakat umum yang datang ke masjid. Bagi warga akan kami bagikan takjil itu ke rumah-rumah, sedangkan yang datang ke masjid kami juga akan bagikan langsung takjil, mereka kami minta untuk dibawa pulang dan tidak dimakan di masjid,” tutur dia. 

Muhaimin menambahkan meski tidak ada salat berjemaah di masjid, namun kegiatan tadarus masih tetap dipertahankan. Hanya saja, waktu pelaksanaan dipersingkat dan melibatkan sedikit orang. “Selama Ramadan kami juga masih menerima sumbangan takjil, zakat fitrah dari masyarakat,” ucapnya. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Gorengan, Takjil Favorit di Tengah Pandemi Corona
Penjual takjil gorengan di Semarang optimis menyongsong Ramadan di tengah pandemi virus corona.
Ada Corona, Dugderan Semarang Digelar Tanpa Karnaval
Semarang tetap menggelar Dugderan. Namun meniadakan sejumlah acara yang potensial menjadi sarana penularan virus corona.
Nasib Dhandhangan Kudus di Tengah Pandemi Corona
Pemerintah Kudus memutuskan untuk meniadakan festival menyambut Ramadan, Dhandhangan, untuk mencegah penyebaran virus corona.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.