Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1 persen year on year (yoy) di 2019, stabil dengan 2018 yaitu sebesar 5,17 persen.
Angka pertumbuhan membaik di kuartal IV 2019, karena stimulus dari realisasi belanja pemerintah di akhir tahun, perbaikan kinerja ekspor, dan tren konsumsi masyarakat pada liburan Natal dan Tahun Baru.
"Kontribusi fiskal itu biasanya pada akhir tahun, anggaran keluar semua. Jadi, akan terjadi lonjakan di pengeluaran pemerintah. Dan liburan Natal dan Tahun Baru akan dongkrak ekonomi," ujar Endy Dwi Tjahjono di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin, 9 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.
Selain itu, menurutnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada 2019 akan menurun 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibanding pada 2018 yaitu sebesar 2,93 persen PDB.
"Kami melihat akan lebih baik di 2019 dengan current account deficit di 2,7 persen PDB," tuturnya.
Penurunan defisit transaksi berjalan ini tidak lepas dari catatan surplus Neraca Perdagangan di bulan pertama pada kuartal IV 2019 atau Oktober 2019 yang sebesar 161,3 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Namun, di November 2019 kata dia diperkirakan akan timbul pengungkit untuk impor khususnya barang konsumsi karena persiapan masyarakat menjelang Liburan Natal dan Tahun Baru. []