Tarutung - Tanah longsor sisi kiri tebing di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon menuju arah Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, makin mengkhawatirkan, Rabu 5 Februari 2020.
Perbaikan tanah longsor itu sebenarnya sudah ditangani Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan sejak tahun 2019 silam.
Namun bangunan beton bertulang tersebut mangkrak. Bangunan terlihat sudah digerayangi suburnya tumbuhan lalang liar.
"Bangunan ini ditinggal dan makin mengkhawatirkan bagi pengguna jalan. Butuh perhatian serius PUPR dan aparat penegak hukum," kata salah seorang warga di lokasi, G Situmeang.
Menurut Situmeang, tanah longsoran susulan juga mulai menutupi rakitan besi ulir ragam ukuran di lokasi. Retakan juga makin melebar ke badan jalan.
Besi tulangan pun sudah tampak berkarat. Masuk akal, hawa udara siang dan malam hari di daerah itu siap melahap kulit tulangan besi yang berasal dari uap air panas berbelerang yang setiap saat menyembur dari objek wisata air panas Sipoholon.
Sebelumnya masyarakat pengguna jalan meminta jajaran Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR melihat lebih dekat sejumlah paket infrastruktur nasional di Kabupaten Tapanuli Utara.
Paket pekerjaan yang berada di bawah naungan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional wilayah II Medan, sesuai pantauan ditemukan ragam kejanggalan pelaksanaan.
Seperti pengerjaan tembok atau dyk penahan jalan ambruk di jalur jalan Tarutung menuju Balige, tepatnya di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon.
Lokasi proyek persis berdekatan dengan stasiun pengisian bahan bakar Umum (SPBU) Sipoholon.
Hal ini satu bukti indikasi adanya praktik dugaan curang pada pelaksanaan proyek BBPJN II Medan
Sesuai pantauan di lokasi yang ambruk pada tahun 2018 lalu, sejak Juli 2019 sudah terlihat pekerjaan pembersihan, penggalian tapak dan perakitan tulangan besi oleh sejumlah buruh bangunan.
Hingga memasuki pertengahan September 2019 pekerjaan rencana pemasangan konstruksi beton bertulang ditinggal begitu saja oleh penyedia jasa.
Informasi diperoleh di lokasi, paket pekerjaan tersebut bagian segmen pemeliharaan jalan nasional antara Kabupaten Toba Samosir menuju Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Menurut kabar, biaya atau anggaran proyek itu berjumlah kurang lebih Rp 15 miliar untuk tahun ini. Namun papan informasi proyek tidak dipasang di lokasi," ungkap Situmeang.
Situmeang mengatakan, pekerjaan pemasangan tembok penahan bekas longsoran itu patutnya segera dilanjutkan. "Antisipasi longsor susulan pada musim hujan di akhir tahun, harusnya itu sudah tuntas," kata dia.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, Selamat Rasidi, pernah mengatakan, akan segera menindaklanjuti progres pekerjaan yang dimenangkan oleh PT Robinson sebagai penyedia jasa.
"Saya segera tindak lanjuti. Kenapa lama, karena lagi proses desain. Baru minggu lalu desain selesai karena perlu data kekuatan tanah dasar," terang Selamat, Sabtu 21 September 2019 lalu.
Perbaikan jalan segmen Taput hingga perbatasan Tapanuli Selatan tidak ditemukan identitas proyek seperti papan informasi pelaksanaan proyek dimaksud. Warga di sekitar jalinsum menyebut, pelaksanaan proyek itu sangat tertutup.
"Hal ini satu bukti indikasi adanya praktik dugaan curang pada pelaksanaan proyek BBPJN II Medan," kata warga Tarutung, D Nainggolan, Rabu 5 Februari 2020. []
