Proporsi Kasus Covid-19 Luar Jawa-Bali Meningkat

Kasus di luar Jawa-Bali terjadi kenaikan, proporsinya sekarang mencapai 23% dari kasus aktif nasional atau 124.714 dari 536.358 (kasus)
Berdasarkan data World Economic Outlook (WEO) International Monetary Fund (IMF), ekonomi global diperkirakan tumbuh 5,9% pada tahun 2021 setelah sempat mengalami pertumbuhan negatif 3,3% di tahun 2020.

Jakarta – Meskipun kasus konfirmasi harian dan kasus aktif di luar Jawa-Bali lebih rendah dari Jawa-Bali, namun proporsinya terhadap kasus nasional terus menunjukkan peningkatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) selaku Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali, Airlangga Hartarto, dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), secara virtual, 21 Februari 2022.

“Kasus di luar Jawa-Bali terjadi kenaikan, proporsinya sekarang mencapai 23% dari kasus aktif nasional atau 124.714 dari 536.358 (kasus). Pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam 2-3 minggu ke depan yang perlu diantisipasi,” ujar Airlangga.

Menko Ekon mengungkapkan, terdapat tiga provinsi dengan kasus aktif tertinggi, yaitu di atas 10 ribu kasus. Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatra Utara (Sumut) dengan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) sebesar 31% dan tingkat konversi tempat tidur untuk penanganan Covid-19 sebesar 19%, Sulawesi Selatan (Sumsel) dengan BOR 30% dan konversinya 16%, dan Kalimantan Timur (Kaltim) dengan BOR 29% dan konversinya 23%.

“Meskipun kasus meningkat, secara keseluruhan keterisian rumah sakit masih terkendali. (BOR) secara nasional 38%, namun di luar Jawa-Bali kurang dari 30%,” ujarnya.

Provinsi BOR di luar Jawa-Bali yang di atas 30 persen yaitu Sumatra Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumut.

Terkait fasilitas isolasi terpusat (Isoter) di luar Jawa-Bali, Airlangga mengungkapkan bahwa BOR-nya sebesar 5,89%.

“Dari jumlah isoter yang tersedia ini jumlahnya bisa ditingkatkan. Pada saat sekarang tersedia 29.723 tempat tidur dan ini bisa ditingkatkan ke 48.799,” imbuhnya.

Sementara mengenai vaksinasi, Menko Ekon mengungkapkan masih terdapat tiga provinsi di luar Jawa-Bali dengan capaian vaksinasi dosis pertama masih di bawah 70%, yaitu Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan untuk dosis kedua terdapat sembilan provinsi dengan capaian di bawah 50% yaitu Kalsel, Sultra, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Aceh, Papua Barat, Maluku, dan Papua. Kemudian untuk dosis lanjutan atau booster masih di bawah 10 %.

“Capaian lansia masih ada tujuh provinsi yang (capaian dosis pertama) di bawah 60 persen, untuk dosis kedua ada 25% yang di bawah 60%. Arahan Bapak Presiden dosis kedua dan lansia ini dipercepat dan ini menjadi indikator yang penting diperhatikan,” ujarnya.

Selain vaksinasi lansia, Presiden Jokowi juga mendorong vaksinasi bagi kelompok masyarakat yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Selain vaksinasi, Kepala Negara juga mendorong ketersediaan layanan kesehatan dan obat obatan bagi pasien Covid-19 serta peningkatan disiplin protokol kesehatan (Prokes).

“Bapak Presiden meminta juga agar telemedisin berjalan, ketersediaan obat disiapkan, baik oleh pemda (pemerintah daerah) maupun di apotek-apotek, dan selanjutnya peningkatan disiplin prokes dan percepatan vaksinasi di seluruh daerah,” ujarnya (FID/UN)/setkab.go.id. []

Ledakan Covid-19 di Luar Jawa-Bali Lebih Buruk Hingga Akhir Tahun

Respons Cepat Peningkatan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali

Wamenkes: Pasokan Oksigen di Luar Jawa-Bali Masih Cukup

PPKM Luar Jawa-Bali Dilanjutkan Hingga 23 Desember 2021

Berita terkait
PPKM Luar Jawa-Bali Dilanjutkan 15 - 28 Februari 2022
Pemerintah kembali melanjutkan penerapan PPKM di luar Jawa-Bali selama dua pekan, mulai dari tanggal 15 - 28 Februari 2022
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.