Bandug - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengakui program One Pesantren One Product (OPOP) yang bertujuan membantu pondok pesantren ternyata belum banyak diserap pesantren-pesantren di pelosok.
“Untuk OPOP, itu banyak pesantren-pesantren yang di daerah, di pesantren tidak tersentuh dengan program OPOP. Padahal, program ini adalah program kami untuk membantu pondok pesantren,” tutur Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Selasa 27 Agustus 2019.
Fakta dilapangan, dalam implementasi program OPOP ini jelas Uu, ternyata program OPOP lebih banyak terserap oleh pondok pesantren yang sudah maju yang ada di daerah-daerah perkotaan.
“Program OPOP masih didominasi oleh mereka yang sudah maju pesantrennya ada di daerah perkotaan, meskipun itu sebenarnya hak bagi mereka karena mereka adalah pesantren, kenapa tidak,” jelas Uu.
Tetapi demi memenuhi rasa keadilan agar program OPOP ini bisa dinikmati oleh seluruh pondok pesantren baik itu yang ada diperkotan atau pun di pelosok daerah di Jawa Barat. Direncanakan pada 2020 akan ada perpindahan segmen yaitu, segmen pesantren yang ada di kampung, pesantren yang santrinya sedikit, asramanya masih kurang bagus terutama yang belum mandiri secara ekonomi.
“Itu yang kami harapkan tahun depan akan menerima (menikmati) program OPOP ini,” kata Uu.
Sebagaimana diketahui program OPOP ini merupakan salah satu program dari 17 program Pasantren Juara yang digagas dan menjadi janji politiknya Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum yang bertujuan mendorong pesantren di Jabar mandiri secara ekonomi. []
Baca juga:
- Kereta Cepat Jakarta-Bandung Habiskan Rp 40 T Sampai 2019
- Unjuk Rasa Bandung Darurat Korupsi Berakhir Ricuh
- Blackout Tak Ganggu Bisnis Pialang Berjangka di Bandung