Jakarta – Nama Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) jadi sorotan pasca ditetapkannya salah satu komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, sebagai tersangka atas dugaan menerima rasuah dari kader PDIP Harun Masuki terkait penetapann Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024. Ada pun dalam kasus ini dua staf Hasto, yakni D dan S diduga yang mengantarkan uang ke Wahyu.
Keterlibatan dua stafnya itulah yang bisa jadi akan membuat Hasto berurusan dengan KPK. Soal ini juga dibenarkan Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri. “Kalau penyidik membutuhkan keterangan, yang bersangkutan pasti akan dipanggil,” ujar Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri.
Sejak duduk di bangku SMA, pria kelahiran Yogyakarta ini sudah memperlihatkan ketertarikannya pada bidang politik. Ketertarikan tersebut ditunjukan lewat kegemarannya membaca buku-buku politik.
Setamat SMA, ayah dua anak ini kemudian melanjutkan pendidikannya pada Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Semasa kuliah, ia dikenal aktif berorganisasi. Hasto pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakutas Teknik UGM.
Setelah lulus kuliah, Hasto dipercaya sebagai Project Manager Departemen marketing di PT Rekayasa Industri pada 1992. Kemudian pada 2003-2004, ia menjabat sebagai Project Director PT Prada Nusa Perkasa.
Pada 2002, suami dari Maria Stefani Ekowati ini mulai terjun ke dunia politik. Saat itu, ia menjadi Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDI Perjuangan. Dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi anggota DPR RI Komisi VI bidang perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi. Hasto masuk DPR (periode 2004-2009) dari daerah pemilihan Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
Pada pemilu 2019 lalu Hasto pernah mengaku menolak jabatan menteri yang ditawarkan oleh Presiden terpilih Joko widodo.
Pada 2009, setelah gagal terpilih pada kontestasi pemilu, Hasto tetap aktif berpolitik bersama PDIP sebagai wakil sekretaris partai. Pada Pemilu 2014, saat tengah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto didaulat sebagai koordinator juru bicara tim pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
Ketika pasangan Jokowi-JK terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI, Hasto ditunjuk sebagai salah satu deputi dalam tim transisi. Setahun kemudian, ia dipercaya oleh Ketua Umum PDIP Megawati untuk menjabat sebagai sekretaris jenderal DPP PDIP untuk periode 2015-2020.
Pada pemilu 2019 lalu Hasto pernah mengaku menolak jabatan menteri yang ditawarkan oleh Presiden terpilih Joko widodo. Tawaran jabatan menteri tersebut ia tolak karena ia menyatakan masih ingin mengabdi ke partai. “Setiap orang kan harus berkonsentrasi pada tugasnya. Membangun partai dan buat saya berdedikasi untuk Ibu Megawati Seokarnoputri, putri Bung Karno, seorang pejuang demokrasi, itu sudah sebuah kehormatan tersendiri…” ujarnya saat itu. []
Profil:
Lahir: Yogyakarta, 7 Juli 1966
Istri: Maria Stefani Ekowati
Anak: dua
Saudara kandung: Rita Nurmastuti
Riwayat Pendidikan:
1972-1979: SD Gentan Yogyakarta
1979-1982: SMP Negeri Genteng Yogyakarta
1982-1985: SMA Kolese De Brito Yogyakarta
1985-1991: Fakultas Teknik UGM Yogyakarta
1997-2000: Prasetya Mulya Business School, Jakarta
Karier:
2015-2020: Sekretaris Jenderal DPP PDI-Perjuangan
2014 : Tim Transisi Pemerintahan
2014 : Koordinator Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Jokowi-JK
2006-2010: Wakil Sekretaris Bidang Penggalangan Dana dan Pembinaan
2003-2004: Project Director PT Prada Nusa Perkasa
2002-2003: Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDI-Perjuangan
1992-2002: Project Manager Departemen Marketing PT Rekayasa Industri
1987-1989: Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM
Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan
Anggota DPR RI fraksi PDI-Perjuangan Komisi VI