Profil Gus Yaqut Cholil Qoumas, Ketua GP Ansor Sekaligus Politisi PKB

Gus Yaqut merupakan putra dari tokoh NU di Rembang.
Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut dikenal sebagai Ketua Umum GP Ansor sekaligus Anggota DPR RI Fraksi PKB. (Foto: Gusyaqut.id)

Jakarta, (Tagar 1/4/2019) - Yaqut Cholil Qoumas dikenal sebagai Ketua Umum salah satu sayap organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU), yakni Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Kerap disapa Gus Tutut atau Gus Yaqut, dia ketahui tokoh NU asal Rembang, sekaligus anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Lahir di Rembang, pada tanggal 4 Januari 1975, Gus Yaqut merupakan putra dari tokoh NU di Rembang, KH Muhammad Cholil Bisri sekaligus keponakan dari KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, ulama terhormat pendiri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Semasa kecil, Gus Yaqut menempuh pendidikan di SDN Kutoharjo dan lulus pada tahun 1987. Kemudian menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMPN II Rembang pada tahun  1990 dan di SMAN II Rembang pada tahun 1993.

Lulus SMA, dia melanjutkan pendidikannya di  Fakultas Ilmu Sosial dan politik, Universitas Indonesia. Di sana, ia juga aktif berorganisasi  sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang UI Depok hingga 1997.

Karier politik Gus Yaqut bermula saat dirinya aktif sebagai kader PKB di Rembang. Dirinya dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Rembang periode tahun 2001-2014.

Gus Yaqut kemudian benar-benar terjun ke politik praktis dengan menjadi anggota DPRD Kota Rembang pada tahun 2005. Di tahun yang sama, ia juga mencalonkan diri sebagai wakil Bupati pada Pilkada 2005 dan terpilih menjadi Wakil Bupati Rembang periode tahun 2005-2010.

Pada tahun 2011, Gus Yaqut diberi tanggung jawab untuk memimpin organisasi sayap kepemudaan NU, GP Ansor. Dia didapuk sebagai Ketua PP GP Ansor periode 2011-2015. Setahun berikutnya, dia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah periode 2012-2017.

Gus Yaqut kembali duduk di parlemen pada tahun 2014. Dia dilantik sebagai Anggota DPR RI Fraksi PKB, dalam pergantian antar waktu menggantikan Hanif Dhakiri yang diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Setahun kemudian,Pada Kongres GP Ansor XV yang digelar di Pondok Pesantren Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Gus Yaqut terpilih secara aklamasi menjadi ketum GP Ansor periode 2015-2020 menggantikan Nusron Wahid. Dia mendapat dukungan mayoritas pengurus cabang dan wilayah GP Ansor di seluruh Indonesia.

Selain itu, dia juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Banser NU, sayap organisasi kepemudaan NU yang lain.

Belakangan, nama Gus Yaqut menjadi perbincangan lantaran menyerukan kepada seluruh kader GP Ansor untuk melakukan gerakan 'Rabu Putih', pada hari pencoblosan Pemilihan Umum, 17 April mendatang.

Keputusannya tersebut menjadi polemik lantaran beberapa pihak menilai Yaqut telah melanggar Khittah NU yang melarang untuk membawa Nadhlatul Ulama sebagai lembaga ke ranah politik praktis.

Dirinya kemudian menjawab tudingan tersebut dengan menegaskan bahwa GP Ansor akan ikut berpolitik dalam Pemilu 2019, tanpa harus melanggar khittah NU tahun 1926.

"Berpolitik praktis tidak. Politik kebangsaan, pasti. GP Ansor secara kelembagaan terikat dengan khittah NU 1926 yg tidak membolehkan berpolitik praktis.

Hanya saja, sebagai santri, kami melihat kyai kami, KMA (Kyai Ma'ruf Amin) berkontestasi, tentu tidak bisa diam membiarkan beliau berjuang sendiri.

Berada satu barisan bersama Kyai, adalah adab dasar santri. Selain memang, sinyalemen yang kami dapat, kelompok Islam radikal dan eks HTI menyatu di kubu sebelah. Secara DNA, kami dan kelompok-kelompok tersebut tidak mungkin berkumpul secara ideologis," terangnya kepada Tagar News, beberapa waktu lalu.

Baca juga: 

Berita terkait