NU Terang-terangan Dukung Jokowi untuk Libas HTI? Ini Jawaban Gus Yaqut

GP Ansor sayap organisasi Islam NU, akan ikut berpolitik untuk libas HTI?
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (kiri) memeriksa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dalam Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (18/4) lalu. (Foto: Ant)

Jakarta, (Tagar 30/3/2019) - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menegaskan bahwa GP Ansor, sayap organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU), akan ikut berpolitik dalam Pemilu 2019 untuk melibas HTI.

Namun begitu, Ansor secara kelembagaan, disebut Gus Yaqut akan tetap berpedoman pada Khittah NU yang tidak memperbolehkan untuk ikut dalam ranah politik praktis.

"Berpolitik praktis tidak. Politik kebangsaan, pasti," kata dia melalui wawancara tertulis dengan Tagar News, Jum'at (29/3).

"GP Ansor secara kelembagaan terikat dengan khittah NU 1926 yg tidak membolehkan berpolitik praktis. Hanya saja, sebagai santri, kami melihat kyai kami, KMA (Kyai Ma'ruf Amin) berkontestasi, tentu tidak bisa diam membiarkan beliau berjuang sendiri. Berada satu barisan bersama Kyai, adalah adab dasar santri," imbuhnya.

Yaqut juga menyebut, banyaknya kelompok massa yang terindikasi dengan organisasi terlarang HTI berada di kubu capres penantang. Hal itu diakuinya sebagai alasan kenapa GP Ansor memilih untuk bergerak melalui gerakan politik kebangsaan.

"Selain memang, sinyalemen yang kami dapat, kelompok Islam radikal dan eks HTI menyatu di kubu sebelah. Secara DNA, kami dan kelompok-kelompok tersebut tidak mungkin berkumpul secara ideologis," paparnya.

Lebih lanjut, intelektual muda lulusan FISIP UI itu menilai, hal yang sama juga dilakukan NU secara kelembagaan. Dia juga menyebut, setiap kader diberikan kebebasan dalam memilih atau memberikan dukungan.

Secara pribadi, dirinya juga mengaku telah memiliki pilihan untuk mendukung calon presiden dan wakil presiden petahana, dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Keberadaan Ma'ruf Amin dalam kubu itu, disebut Yaqut sebagai alasan keputusan tersebut.

"NU secara kelembagaan mengambil peran ini (politik kebangsaan). Sementara secara personal, setiap kader memiliki hak untuk berpolitik, baik memilih maupun dipilih, mendukung maupun didukung," katanya.

"Saya secara pribadi memang mendukung Jokowi-Kyai Ma'ruf. Karena menilai, ini pasangan terbaik apalagi dengan melihat mayoritas pendukungnya," akunya.

Diketahui sebelumnya, GP Ansor menyerukan kepada seluruh kadernya untuk melakukan gerakan 'Rabu Putih', pada hari pencoblosan Pemilihan Umum, 17 April mendatang.

Melalui gerakan Rabu Putih, keikutsertaan masyarakat pada Pemilu 2019 diharapkan naik dan mampu mengurangi angka Golput (golongan putih).

"Jadi kita akan kerahkan sebanyak mungkin kader dan masyarakat agar berangkat ke TPS. Tujuannya itu. Tujuan angka golput ini minimal. Bagi kami semua warga negara ini, harus terlibat dalam proses memilih pemimpin bangsa," kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas beberapa waktu lalu. []

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.