Jakarta - Didi Kempot, ada yang menyebutnya sang maestro campursari, ada yang menyebutnya sang legenda. Ia juga disebut-sebut membuat milenial menyukai lagu Jawa. Ia sendiri menyebut dirinya produser, musisi, penyanyi Jawa. Kabar kematiannya pada Selasa pagi, 5 Mei 2020, membuat #SobatAmbyarBerduka. Gemuruh patah hati meluap di ruang Facebook, Instagram, Twitter.
"Didi Kempot meninggal dunia. Selamat jalan, Pak Godfather of the Broken Heart. Terima kasih atas kebahagiaan yang kau bagi pada jutaan rakyat Indonesia. Kami akan selalu mengenangmu. Semoga Allah permudah jalanmu menuju surga-Nya," tulis Ade Armando di Facebook.
Eni Martini juga di Facebook menulis, "Didi Kempot meninggal dunia, kiprahnya membuat remaja menyukai budaya lagu Jawa."
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Seniman Campursari yang penggemarnya dari lintas generasi, lintas pulau bahkan lintas negara. Yang ambyar tak hanya Indonesia, Suriname pun ambyar. Sugeng tindak, Pakde," Erna Riyana Dewi di Facebook.
Gede Suhendra di Facebook, "Ya Tuhaaannn Mas Didi Kempot. Turut berduka cita yang sangat mendalam. Beliau orang baik. Semoga karma baiknya membuat jalan beliau lancar dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Astungkara."
Suara di Instagram tak kalah menyayat hati. "Tidak bisa dipungkiri. Dia telah menguburkan dirinya pada hati kalian masing-masing para sobat ambyar," tulis @ateez.sp.
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Turut berduka citas atas meninggalnya salah satu seniman terbaik Indonesia. Didi Kempot meninggal pada Selasa (5/5/2020) pagi ini pukul 07.45 di RS Kasih Ibu Surakarta (Solo). Semoga Husnul Khotimah, ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT. Asmiin. Karyamu tidak pernah pudar," @bojonegoromatoh_.
Kiprahnya membuat remaja menyukai budaya lagu Jawa.
"Selamat jalan Mas Didi Kempot, semoga engkau damai di sisi-Nya. Terima kasih atas senandung-senandungmu yang begitu indah dan telah menjadi teman di petualangan-petualangan pendakian kami, Pendaki Indonesia," @mountnesia.
"Selamat jalan Pakdhe, lagumu akan selalu menghiasi hari-hariku. terima kasih telah menghiasi hari-hari dengan lagu ambyarmu, dari cidro hingga tatu, selamat jalan legenda," @sedilitwae.
"Innalillahi wa innailaih roji'un..sugeng tindak, Pakdhe. Matur suwun atas sedoyo karyanipun," @aryasanik.
"Mas Didi Kempot,- "Sewu Kutho" dan Sejarah Campursari, sangat mewarnai permusikan Indonesia #RIP Idola #riplegend #campursari," @zekky.naibaho.
Duka juga menggema di Twitter.
"Rest In Peace our Godfather of broken heart "Didi Kempot". Thanks for all of your songs that can make us cry and dance in the same time. Dari kita makluk ambyar di seluruh negri yang ambyar ini, we sending all prayers to you," @tulangrusukmv
"Didi Kempot's biggest achievement is not his uncanny comeback
to glory. It is the fact that he has made it acceptable for men to cry in public & identify, without a slightest hint of irony, as sad boys in a society where men are not allowed to be vulnerable. We are sad, indeed," @kangrozin.
Didi Kempot sendiri menulis status terakhir di Twitter pada tanggal 20 dan 21 April 2020.
"Apa kegiatan positifmu sak suwene mangsa pandemi iki? Coba kene crita bareng, sapa ngerti bisa ditiru kanca kancamu terus energi positifmu nular ning liyane. #SambateDisimpenDisik," tulis @didikempotid, 20 April 2020.
Didi Kempot meninggal di tengah situasi pandemi Covid-19 bertepatan bulan Ramadan.
Profil Dede Kempot
Didi Kempot bernama asli Dionisius Prasetyo, lahir di Surakarta, 31 Desember 1966. Ia berusia 53 tahun pada saat meninggal dunia, Selasa, 5 Mei 2020. Seperti tempat lahirnya, tempat mengembuskan napas terakhirnya juga di Surakarta.
Penyanyi dan penulis lagu campursari ini adalah adalah adik kandung Mamiek Prakoso, pelawak Srimulat. Ayahnya seoang seniman tradisional terkenal pada zamannya, Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto.
Didi Kempot memulai karier sebagai musisi jalanan di Kota Surakarta sejak 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib di Jakarta pada 1987 hingga 1989.
Kempot, nama belakangnya untuk nama panggung ternyata adalah singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.
Patah hati, kehilangan, adalah tema sebagian besar lagu yang ia tulis. Didi mengatakan sengaja memilih tema tersebut karena semua orang mengalami. Selain itu, ia juga menggunakan nama tempat sebagai judul atau lirik lagu, alasannya ingin dekat dengan masyarakat.
Dalam perkembangannya karya Didi Kempot disukai kalangan milenial dari berbagai daerah. Para penggemar karya Didi Kempot ini menyebut diri mereka Sadboys dan Sadgirls tergabung dalam 'Sobat Ambyar' dan mendaulat Didi Kempot sebagai 'Godfather of Broken Heart' dengan panggilan Lord Didi.
Julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semua bercerita tentang kesedihan dan patah hati.
Lagu Cidro Didi Kempot
Awal karier musik sebagai pengamen di Surakarta, Didi Kempot bermodalkan ukulele dan kendhang. Tiga tahun ia mengamen di jalanan hingga akhirnya berangkat ke Jakarta, menjemput takdir di ibu kota. Masa ini berawal 1987, ia sering berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, dan Senen.
Sembari mengamen, Didi Kempot mencari jalan untuk rekaman, menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik. Berulang kali gagal, ia akhirnya berhasil menarik perhatian label Musica Studio's.
Tahun 1989 Didi Kempot meluncurkan album pertama, satu di antara lagu andalan di album tersebut adalah Cidro. Lagu mengisahkan perjalanan cinta Didi yang pernah gagal. Ia mencintai kekasihnya, tapi hubungan itu tidak direstui orang tua wanita. Banyak yang mengatakan lagu ini begitu menyentuh, membuat pendengar terbawa perasaan. Didi kemudian identik sebagai penulis lirik patah hati.
Lagu Cidro mengantarkan Didi dalam perjalanan jauh hingga tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. Ia menjadi musisi terkenal di Suriname.
Tidak berhenti sampai di situ, Didi Kempot kemudian menginjakkan kaki di benua Eropa. Pada 1996, ia merekam lagu berjudul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda. Ia kemudian pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Setahun kemudian pada era reformasi, 1999, ia merilis lagu Stasiun Balapan. Tahun-tahun berikutnya Didi tenggelam dalam produktivitas karya dan penghargaan demi penghargaan.
Album Didi Kempot
Tahun-tahun Didi Kempot larut dalam produktivitas karya.
- Eling Kowe (1997)
- Sukses (2000)
- Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang (2001)
- Emas Didi Kempot Sewu Kuto (2002)
- Didi Kempot (2002)
- King of Tembang Jawa (2002)
- Hotel Malioboro (2007)
- Lagu HITS (2010)
- Emas Didi Kempot (2010)
- Didi Kempot (2010)
- Campursari In Fantasy Orchestra (2010)
- Lagu-Lagu Terbaik Campursari (2011)
- Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) (2012)
- Didi Kempot Get Joss (2012)
- Legendaris Didi Kempot Walang Kekek (2013)
- Legendaris Didi Kempot (2013)
- Sukses Didi Kempot (2014)
- Ketaman Asmoro (2016)
- Kasmaran (2016)
- Didi Kempot Umbul Jambe (2016)
- Campursari Dangdut Koplo (2017)
- The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) (2018)
- Didi Kempot Live Studio Session (2018)
Lagu Ciptaan Didi Kempot
Didi Kempot dikabarkan telah menulis lebih dari 700 judul lagu. Berikut ini di antaranya.
- Ademe Kutho Malang
- Adus Opo Raup
- Aduh Mana Tahan
- Aku teko
- Aku Dudu Rojo
- Ambyar
- Anggar Bini
- Angin Angin
- Arum Dalu
- Awu Merapi
- Bakso Sarjana
- Bapak
- Bapak Gubernur
- Banyu Langit
- Bayi Suci
- Bojo Gemati
- Bojo Loro
- Bojo Napi
- Burungku Flu
- Cemara Sewu
- Cidro
- Cidro 2
- Cinta Yang Sempurna
- Cintaku Jauh Di Lampung
- Sekonyong konyong Koder
- Cintaku Tak Terbatas Waktu feat Deddy Dores
- Cucakrowo
- Dalan Tembus
- Dalan Anyar
- Den
- Dudu Jodone
- Dolanan Dakon
- Dompet Kulit
- Eling Kowe
- Empek-empek
- Entenono
- Gawe Gelo
- Gethuk
- Gusti Ora Sare
- Hello Sayang
- Iki Weke Sopo
- Ilang Tresnane
- Isih Tresno
- Isin
- jaket Iki
- Jatuh Cinta
- Jambu Alas
- Janda Baru
- Janji Palsu
- Jembatan Suramadu
- Kalung Emas
- Karindangan (Prawan Kalimantan)
- Kangen Magetan
- Kangen Bandungan
- Kangen Kowe
- Kasetyaning Prajurit
- Kembang Kocapan
- Ketaman Asmara
- Keloro-Loro
- Kere
- Kere Munggah Bale
- Ketar Ketir
- Kesetrum Tresno
- Kompo Angin
- Konangan (Ketahuan)
- Kopi Lampung
- Kreteg Bacem
- Kucing Gering
- Kuncung
- Kusumaning Ati
- Lampu Mati
- Layang Kangen
- Lilo
- Lindu
- Lingsir Wengi
- Lingso Tresno
- Lintang Ponorogo
- Magelang Nyimpen Janji
- Malioboro
- Mantri Suntik
- Markenthut
- Mas Lano
- Mesti Penak
- Muliho
- N O
- Nanggap Campursari
- Nagih Janji
- Neng Ngawi
- Ngalamun
- Nglanggar Janji
- Ngingu Pitik
- Nglimpe
- Njaluk Tombo
- Nunut Ngiyup
- Nyidam Sari
- Ojo Lamis
- Ojo Lungo
- Ojo Sujono
- Omprengan
- Ono Opo Awakmu
- Ora Isoh Mulih
- Padang Bulan
- Pantai Klayar
- Pager Abang (Kediri)
- Pamer Bojo
- Pancen Jodho
- Parangtritis
- Pasar Klewer
- Penyany
- Penyanyi 2
- Penyiar Radio
- Plong
- Pokoke Melu
- Pom Bensin
- Prapatan Sleko
- Prawan Kalimantan
- Rindu Jombang
- Saputri
- Sarinthol
- Suket Teki
- Seketan Ewu feat Yan Vellia
- Selingkuh
- Semrawut
- Sentir Lengo Potro
- Stasiun Balapan
- Stasiun Balapan 2
- Sewu Dino
- Sewu Siji
- Sewu Kuto
- Sik Asyik
- Sir Siran
- Sopir No 1
- Sri Minggat
- Suriname
- Tali Asmoro
- Taman Jurug
- Tangise Ati
- Tanjung Mas Ninggal Janji
- Tanjung Perak
- Tanpo Sliramu
- Teles Kebes
- Teluk Penyu
- Tentang Aku Kau dan Dia
- Terkintil Kintil
- Terminal Tirtonadi
- Terminal Terboyo
- Tragedi Tali Kotang
- Tragedi Tawangmangu
- Tresnamu Koyo Odol
- Tresno Kowe
- Trimo Ngalah
- Tuyul Amburadul
- Untuk Apa Lagi feat Deddy Dores
- Wes Ewes Ewes
- Wis
- Wis Cukup
- Wuyung
- Yowis Yowis
- Yuni Yuni
- 2002
Penghargaan Didi Kempot
Tahun-tahun Didi Kempot dalam gebyar penghargaan.
- Artis Solo Pria Terbaik Anugerah Musik Indonesia 2001
- Penyanyi Terbaik Anugerah Musik Indonesia 2001
- Anugerah Musik Indonesia 2002 Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik
- Album Terbaik Anugerah Musik Indonesia 2002
- Lagu Dangdut Etnik Terbaik Anugerah Dangdut TPI 2002
- Karya Produksi Tradisional Terbaik Anugerah Musik Indonesia 2003
- Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik Anugerah Dangdut TPI 2003
- Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah Anugerah Musik Indonesia 2013
- Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler Indonesian Dangdut Award 2019
- Penghargaan Khusus Maestro Campursari Indonesian Dangdut Award 2019
Tentang Campursari
Campursari adalah istilah dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran atau crossover beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum.
Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending. []
Baca juga: