Profil Azis Syamsuddin, Bisiki Puan untuk Matikan Mikrofon

Sebelum berpolitik, Azis sempat berkarier sebagai konsultan di American International Assurance (AIA) dan bankir di Bank Panin.
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. (Foto: Tagar/Instagram/@azissyamsuddin.korpolkam)

Jakarta - Nama Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin ramai dibicarakan warganet karena insiden penonaktifan mikrofon anggota DPR ketika tengah menyampaikan pendapat dalam rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja, Senin, 5 Oktober 2020.

Akibatnya muncul berbagai tagar di media sosial yang tidak memercayai DPR, dan mengajak masyarakat agar tidak memilih mereka lagi pada periode yang akan datang.

“Ya kalau tidak percaya, nanti pada saat pemilu tidak dipilih. Nanti pada saat pilkada untuk tidak memilih partai-partai itu. Sepanjang rakyatnya memilih di tahun 2024 dia akan masuk lagi di dalam parlemen threshold, kan begitu. Yang menilai itu masyarakat,” kata Azis di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020.

Azis menjelaskan, setiap keputusan yang diambil di DPR merupakan kolektif kolegial dan merupakan hasil dari pembahasan yang panjang dan transparan.

Putusan ini bukan putusan personal, tapi keputusan dari institusi yang bersifat kolektif kolegial dari sembilan partai yang ada di sini.

“Di DPR ini kolektif kolegial, tidak bisa komando. Kolektif kolegial dari 9 partai. Sehingga putusan ini bukan putusan personal, tapi keputusan dari institusi yang bersifat kolektif kolegial dari sembilan partai yang ada di sini,” katanya.

Selain itu, menurut politikus Partai Golkar, pro kontra Undang-undang Cipta Kerja sebagai hal yang biasa saja. Karena, kata Azis, pro dan kontra bukan hanya ada saat pembahasan dan putusan UU Cipta Kerja saja.

“Seluruh produk undang-undang ada pro dan kontranya. Kalau kita lihat di MK itu ada lumayan banyak,” ujarnya.

Profil Azis Syamsuddin

Karier politiknya dimulai ketika pada pemilu 2004, ia duduk di kursi parlemen melalui Partai Golkar. Sebelumnya ia telah merasakan banyak pengalaman di dunia profesional sebagai konsultan di American International Assurance (AIA) dan bankir di Bank Panin.

Azis memiliki gelar akademik yang berderet dari pendidikan yang ia tempuh semasa muda. 

Pria kelahiran 31 Juli 1970 ini duduk di Komisi III DPR RI yang mengawasi kinerja ekesekutif bidang hukum, hak asasi manusia, dan kemanan. 

Pendidikannya ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana. Selanjutnya ia melanjutkan studi magister di University of Western Sydney, Australia, serta magister hukum dari Universitas Padjajaran Bandung. 

Tak cukup di situ, Azis juga merampungkan studi doktorat di bidang hukum dari Universitas Padjajaran pada tahun 2007 ketika masih duduk sebagai anggota legislatif pada periode pertama. 

Azis sempat bekerja sebagai seorang konsultan di American International Assurance (AIA), yang merupakan sebuah perusahaan asuransi jiwa dan kerugian, pada tahun 1993. 

Setelah bekerja di AIA selama kurang dari setahun, ia mencoba mengikuti jejak ayahnya, Syamsuddin Rahim, sebagai seorang bankir dan bergabung dengan Bank Panin sebagai Officer Development Programme. 

Selama kuliah, Azis aktif dalam kegiatan organisasi hingga pernah menjadi Ketua Senat FH Trisakti dan Ketua III Dewan Mahasiswa di universitas yang sama. 

Setelah memutuskan untuk berhenti dari Bank Panin, ia membulatkan tekad untuk memanfaatkan keahliannya di bidang hukum dan bergabung dengan salah satu firma besar di Ibu Kota, Gani Djemat & Partners. 

Azis sempat menduduki posisi Managing Partner di firma hukum tersebut, titel yang kurang lebih setara dengan Chief Executive Officer (CEO) sebuah perusahaan dalam segi tugas dan kewajiban. 

Tercatat Azis juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia sejak tahun 2008 hingga 2011. Ia memilih Partai Golkar sebagai kendaraan politiknya yang dianggap cocok dengan niat untuk berpolitik sebagai bentuk pengabdian. 

Pada tahun 2004, Azis mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Lampung II yang melingkupi Kabupaten Lampung Utara, Lampung Tengah, Tulang Kanan, Way Kanan dan Kota Metro. 

Sementara di internal partai, Azis sempat menjadi pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, dan menjadi anggota Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Selain itu, ia juga pernah terlibat dalam Badan Bantuan Hukum dan HAM DPP Partai Golkar. 

Tak hanya menjadi pimpinan DPR, Aziz juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan didampingi oleh Adies Kadir sebagai Sekretaris dan Muhidin sebagai Bendahara. Posisi yang ditempatinya kini menjadikan Aziz salah satu dari lima sosok pilar penentu wajah parlemen ke depan.

Pendidikan

  1. SMPN III Jember, 1986
  2. SMAN II Padang, 1989
  3. S1 Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, 1993
  4. S1 Fakultas Hukum Trisakti, 1993
  5. S2 Finance, University of Western Sydney, 1998
  6. S2 Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2003
  7. S3 Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2007

Karier

  1. Konsultan PT. AIA Insurance (1993)
  2. Officer Development Programme VII Panin Bank (1993-1994)
  3. Kantor Pengacara Gani Djemat & Partner (1994-2004)
  4. Founder Syam & Syam Law Office
  5. Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti
  6. Anggota Komisi III DPR-RI

Buku

  1. Muda, Cerdas, Simpatik (2011). []

Baca juga: 



Berita terkait
Profil Rihanna, Penyanyi Dunia yang Dianggap Hina Islam
Penyanyi Rihanna memiliki karier panjang di kancah permusikan. Namun belakangan, ia disorot lantaran dianggap menghina agama Islam.
Profil Ahmad Syaikhu, Presiden PKS 2020-2025
Ahmad Syaikhu berhenti jadi PNS dan mantap terjun ke dunia politik dengan bergabung PKS.
Sengit Omnibus Law, Sekjen DPR Benarkan Tindakan Puan Maharani
Sekjen DPR Indra Iskandar menjelaskan mengenai insiden Ketua DPR Puan Maharani mematikan mikrofon politisi Fraksi Demokrat protes Omnibus Law.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.