Profil Alfred Riedl, Sosok Dingin Namun Serius

Riedl memperlihatkan sebagai sosok yang dingin dan serius. Dia tak segan menegur siapa pun yang masuk lapangan tanpa sepatu bola.
Mantan pelatih tim nasional Indonesia asal Austria, Alfred Riedl, tutup usia, Senin, 7 September 2020 waktu setempat. Riedl yang tercatat 3 kali menangani timnas meninggal pada usia 70. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola nasional. Eks pelatih tim nasional asal Austria Alfred Riedl yang berkali-kali tutup usia. Riedl meninggal pada usia 70 di Austria pada Senin malam waktu setempat atau Selasa, 8 September 2020.

Riedl sempat mengantarkan tim Merah Putih menjadi runner up Piala AFF 2010 dan 2016. Riedl yang pulang ke Austria sebelumnya sempat dikabarkan kembali ke Indonesia untuk menangani klub Liga 1 Persebaya Surabaya. Namun rencana itu batal karena kondisi kesehatan Riedl yang kurang baik.

Sejak itu pelatih yang juga pernah menangani timnas Vietnam, Laos, Palestina dan Liechtenstein ini tak kembali melatih. Dalam wawancara dengan media lokal di Austria, tak lama setelah meninggalkan Indonesia, Riedl menuturkan bila dirinya bukan sosok yang ambisius.

"Saya bukan sosok yang ambisius yang masih ingin duduk di bench saat berusia 75. Saya justru tak bisa menikmatinya," kata Riedl kepada der Standard.

"Bila dalam kondisi bagus, saya lebih suka bermain golf dan menikmati hidup selama saya bisa," ujar dia saat diwawancara pada Maret 2020. 

Saya bukan sosok yang ambisius yang masih ingin duduk di bench saat berusia 75. Saya justru tak bisa menikmatinya.

PSSI turut menyampaikan duka cita atas kepergian Riedl. Melalui akun resmi Instagram, PSSI menuliskan, "Turut berduka cita atas wafatnya mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Terima kasih untuk semua dedikasi dan kerja kerasnya, pelatih."

Mantan asistennya Wolfgang Pikal pun turut menyampaikan duka cita. "Di usia 70, Alfred Riedl tutup usia kemarin malam," kata Pikal kepada media.

"RIP coach Alfred, my friend and mentor. Thank you for your friendship and all the knowlage and experience you share with me... GBU salam," ujar dia. 

Profil Alfred Riedl

Riedl memang tak melegenda seperti Wiel Coerver (Belanda) dan Antun 'Toni' Pogacnik (Yugoslavia dan Kroasia). Namun dirinya tetap pernah mewarnai sepak bola nasional setelah tercatat tiga kali menjadi pelatih timnas. Dia pertama kali menjadi pelatih pada 2010 setelah tak lagi menangani timnas Laos. Selanjutnya, dia kembali melatih tim Garuda pada 2013 dan terakhir pada 2016.

Alfred Riedl lahir 2 November 1949 di Wina, Austria. Kariernya dimulai ketika menjadi pemain hingga didapuk sebagai striker timnas Austria kala aktif bermain.

Ia memulai debutnya sejak berusia 22 tahun dan bergabung di klub Belgia Sint-Truiden. Setelah ia bermain 8 musim di Liga Jupiler Belgia, (2 tahun dengan Sint-Truiden, 2 tahun dengan Royal Antwerp dan 4 tahun dengan Standard Liege), Riedl sempat menikmati kebersamaan singkat di FC Metz di Perancis.

Tak lama kemudian, Riedl kembali ke Austria dan bermain membela tim Grazer AK, dan kemudian di Wiener Sportclub dan VfB Admira Wacker Mödling. Prestasi tertinggi Riedl selama merumput adalah dua kali menjadi top skorer Liga Belgia.

Tak hanya itu, ia juga sempat memperkuat timnas Austria hingga empat kali mengenakan kostum timnas. Debutnya terjadi April 1975 melawan Hungaria.

Menjadi Pelatih

Sebagai manajer, Riedl sempat melatih Olympique Khouribga (Maroko, 1993-94), Al-Zamalek (Mesir, 1994-95), Al Salmiya (Kuwait, 2001-03), dan banyak tim nasional, termasuk Austria (1990-92) , Liechtenstein (1997-98), Palestina (2004-05), Vietnam (1998-2001, 2003-04, 2005-2007), dan Laos.

Dalam Piala Asia AFC 2007, ia membawa Vietnam menang 2-0 atas UEA dan membantu tim untuk sampai ke perempat final untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sayangnya, pada akhir tahun 2007, setelah tim tampil mengecewakan di ajang SEA Games 2007 kompetisi, ia dipecat dan digantikan oleh pelatih Portugis Henrique Calisto.

Pada Oktober 2008, ia kembali ke Vietnam untuk melatih Xi Hai Phong Mang klub sepak bola FC. Namun setelah hanya 3 pertandingan dengan kinerja yang buruk, ia dipecat. 09 Juli 2009, Riedl menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Laos, kontrak berjalan dua tahun.

Riedl memperlihatkan sebagai sosok yang dingin dan serius. Dia tak segan menegur siapa pun yang masuk lapangan tanpa sepatu bola. Media pun diteriakinya saat mencoba melintas ke lapangan.

Saat wartawan mengikuti perintahnya untuk tidak berjalan di lapangan, dia langsung memberikan acungan jempol. Itulah sosok Riedl yang memang jarang tersenyum tetapi kadang menyelipkan canda saat diwawancara.

Bahkan saat pemainnya mencetak gol, dia tak turut merayakan. Riedl malah sibuk memanggil dan memberi instruksi kepada pemain. Dalam sebuah wawancara, dia mengaku baru akan merayakannya bila juara.

Hanya, mantan pelatih timnas Austria ini tak bisa memenuhi janji. Dia gagal memberi trofi bagi Indonesia. Prestasi terbaiknya adalah membawa timnas menjadi runner up Piala AFF pada 2010 dan 2016.

Pelatih Populer di Indonesia

Riedl memang tak pernah membawa timnas Vietnam, Laos maupun Indonesia meraih titel. Meski demikian, mantan pemain timnas Austria ini telah menjadi sosok yang populer. Dirinya bukan sosok asing bila berada di negara-negara tersebut. Selain Indonesia, Riedl memiliki kesan tersendiri dengan Vietnam.

"Bila saya berada di jalanan di Vietnam, orang segera mengenali saya. Mereka akan berteriak memanggil nama saya. Hal sama dengan di Indonesia. Anda tidak bisa begitu saja berada di jalan," ujar Riedl yang sempat menangani PSM Makassar.

Namun dirinya hanya sebentar melatih tim Juku Eja. Riedl memilih mundur karena faktor kesehatan. Meski demikian dia sempat kembali melatih dengan menangani timnas. Usai Piala AFF, kontraknya tidak diperpanjang oleh PSSI. []

Baca juga: 

Berita terkait
Eks Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl Tutup Usia
Mantan pelatih tim nasional Indonesia asal Austria, Alfred Riedl, tutup usia. Riedl yang tercatat 3 kali menangani timnas meninggal pada usia 70.
Sriwijaya Juara, Iwan Kecewa, Alfredo Puji Permainan Persebaya
Sriwijaya juara, Iwan kecewa, Alfredo puji permainan Persebaya. "Kami kecewa tidak bisa maksimal,” kata Pelatih Borneo FC Iwan Setiawan.
Profil Abdul Malik Fadjar, Tokoh Besar Muhammadiyah
Abdul Malik Fadjar tutup usia di usia yang ke81. Banyak kalangan merasa kehilangan sosoknya karena keluwesannya dalam berjuang di dunia pendidikan.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu