Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meminta produsen atau komunitas film bersinergi dengan pihak desa wisata. Sehingga desa wisata bisa dimanfaatkan dengan maksimal sebagai lokasi syuting film.
Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kemenparekraf, Syaifullahm mengatakan, sinergi tersebut telah banyak dipraktikkan di negara lain. Manfaatnya , kata dia, potensi ekonomi dari lokasi syuting bisa mengembangkan industri pariwisata dan Intellectual Property (IP).
"Saya harap sinergi antara filmmaker dan pengelola desa wisata dapat menjadi pengungkit bagi optimalisasi lokasi syuting," ujar Syaifullah di acara bertajuk IN-FRAME (Indonesia Film Course and Incubation Programme), dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa 20 Oktober 2020.
Saya melihat lokasi syuting memberikan value tersendiri yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Syaifulah mengatakan, lokasi film dapat memberikan efek emosional yang berpotensi menjadi pengungkit roda perekonomian dengan menghidupkan industri pariwisata dan pengembangan aspek ekonomi kreatif lainnya.
Sutradara film nasional Hanung Bramantyo yang turut hadir dalam acara itu menambahkan, ada potensi yang dapat disorot dari desa wisata menjadi lokasi produksi film permanen. Dari situ, kata Hanung, keuntungan bisa diraih juga oleh masyarakat sekitar desa.
"Membangun set lokasi bukan hal yang mudah dalam proses pembuatan film. Sayang sekali apabila set tersebut harus dihancurkan setelah proses syuting usai," ujar Hanung.
"Dari beragam referensi dan pengalaman pribadi, saya melihat lokasi syuting memberikan value tersendiri yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Untuk itu saya bersama warga desa Gamplong menginisiasi ini sekaligus sebagai penggerak perekonomian warga di sekitar," tuturnya.