TAGAR.id, Seoul, Korsel – Korea Utara (Korut) bukanlah satu-satunya fokus selama kunjungan dua hari Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ke Korea Selatan (Korsel), tetapi Korut yang memiliki senjata nuklir, terus muncul dalam diskusi Biden di Ibu Kota Korea Selatan.
Ketika Presiden Biden tiba di Korsel untuk lawatan dua hari, pemberhentian pertamanya bukanlah pangkalan militer.
Sebaliknya, Biden mengunjungi pabrik semikonduktor – sebuah kunjungan yang bermaksud untuk menandai pentingnya hubungan ekonomi AS dengan Asia. Meskipun demikian, Korut tidak pernah luput dari perhatiannya, terutama di tengah-tengah laporan bahwa Pyongyang akan segera melakukan ujicoba senjata besar lainnya.
Presiden Biden mengatakan, “Kami siap untuk menghadapi apa pun yang dilakukan Korea Utara. Kami telah mempertimbangkan secara mendalam bagaimana kami menanggapi apa pun yang mereka lakukan, jadi saya tidak prihatin seandainya Anda berpendapat demikian."
Sebelumnya, Biden dan mitranya dari Korsel mengisyaratkan sikap yang lebih keras terhadap Korut. AS dan Seoul menunjukkan bahwa mereka kemungkinan akan melanjutkan latihan militer gabungan yang lebih besar. Biden juga menepis kemungkinan pembicaraan langsung dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
“Itu tergantung pada apakah ia (Kim Jong Un) secara tulus dan bersungguh-sungguh (ingin mengadakan pembicaraan resmi),” kata Biden.
Hal itu berbeda dari lawatan presiden AS ke Korea sebelumnya. Ketika itu, mantan Presiden Donald Trump mengatur pertemuan mendadak dengan Kim.
Rekan Senior di Center for a New American Security atau Pusat Keamanan Baru Amerika, Duyeon Kim mengatakan, “Mereka menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan hal yang lebih bermakna. Mereka tidak melakukan langkah yang cenderung sekedar menciptakan drama atau kesempatan untuk berfoto. Dan mereka benar-benar ingin kembali ke perundingan dan pembicaraan yang bisa dipercaya dan tulus dengan Korea Utara. Tetapi keheningan dan tidak adanya tanggapan apapun dari Pyongyang atas tawaran Biden dan Yoon, saya pikir itu menunjukkan bahwa Korea Utara tidak siap, mungkin karena pandemi atau tidak tertarik karena kedua negara sekutu itu tidak memenuhi prasyarat Pyongyang, atau keduanya."
Sebelum meninggalkan Korsel, Biden ditanya apakah ia mempunyai pesan untuk Kim. “Halooo... Titik. Terima kasih,” candanya.
Kini, Biden berupaya memusatkan pada hal-hal lain sambil melanjutkan lawatanya ke Asia Timur Laut yaitu Jepang. (ps/jm)/voaindonesia.com. []
China Tidak Mengakui ZEE Indonesia Terkait dengan Natuna
Konflik Filipina dan China Memanas di Laut China Selatan
China dan Vietnam Harus Hindari Sengketa Laut China Selatan
AS dan UE Prihatin atas Tindakan China di Perairan Sengketa