Prabowo Menang, Agus Harimurti Yudhoyono Jadi Menteri Apa?

Tak sedikit mempertanyakan posisi menteri yang layak untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), jika nantinya Prabowo jadi presiden.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyapa kader Partai Demokrat saat Kampanye Nasional Demokrat Town Hall Meeting se-Madura di Gedung Islamic Centre, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (26/3/2019). (Foto: Antara/Saiful Bahri)

Jakarta, (Tagar 2/4/2019) - Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Rachland Nashidik mengatakan, belum waktunya untuk membicarakan mengenai jatah menteri itu. Apalagi tak sedikit pastinya mempertanyakan posisi menteri yang layak untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nantinya jika Prabowo jadi presiden.

"Belum waktunya bicara begini. Partai Demokrat sudah menyatakan sikap bahwa belum tiba masa berbagi kursi pemerintahan," kata  Rachland Nashidik dari keterangan tertulis yang diterima Tagar News, Selasa (2/4).

Menurut Rachland, yang menjadi fokus utama partai koalisi adalah memenangkan pasangan calon nomor urut 02. Dirinya tak ingin membahas lebih jauh mengenai jatah menteri dari Partai Demokrat.

"Fokus kami dan kita semua, masih memenangkan Prabowo-Sandi. Kami menganggap kontroversi tentang ini sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang," ujar Rachland.

Sebelumnya, Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan saat ini Partai Demokrat fokus pada Pemilu 2019, baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, ataupun kabupaten/kota.

"Kalau (Pemilu) 17 April 2019 sudah selesai, barulah kita berbicara ke mana kemudian pemerintahan nasional bisa lebih adaptif dan efektif dalam menjalankan birokrasi di roda pemerintahan yang terbuka, transparan, akuntabel, serta melayani rakyat," ujar AHY di sela-sela melakukan kunjungan ke Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/4).  

Meski demikian, AHY mengaku tidak kecewa dengan pernyataan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo, terkait pembahasan pembagian jatah menteri.

"Saya katakan tidak kecewa. Saya anggap ini percakapan yang lumrah dalam kompleks politik meskipun saya sebetulnya ingin lebih fokus pada upaya memenangkan hati serta pikiran rakyat," imbuhnya. []

Baca juga:

Berita terkait