PDP Suspek Corona di RSUD Siantar Tak Diberi Makan

Seorang PDP di RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar mengeluhkan buruknya pelayanan pihak rumah sakit.
Pasien suspek corona dan perawat yang berdebat di RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. (Foto: Tagar/screenshot video)

Pematangsiantar - Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) suspek Covid-19 yang sedang melakukan isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, mengeluhkan buruknya pelayanan pihak rumah sakit kepada dirinya.

Hal itu diketahui dari hasil video yang diterima Tagar pada Jumat, 17 April 2020. Dalam video berdurasi 2 menit 35 detik, terlihat pasien pria berdebat dengan tenaga medis salah satu rumah sakit rujukan di Sumatera Utara tersebut.

"Aduh janganlah gitu, Bu. Jadi siapa yang urus saya di sini, Bu? Siapa yang kasih makan. Tapi ini bukan perkara makanlah. Bagaimana perawatan saya?" tanya pasien tersebut kepada perawat.

Pembicaraan dua arah antara perawat rumah sakit dan salah satu dari 8 PDP yang baru beberapa hari menjalani isolasi itu terjadi di areal di RSUD diperkirakan berlangsung pada 15 April 2020.

Dalam video itu perawat rumah sakit menjelaskan pelayanan yang disediakan Pemerintah Kota Pematangsiantar kepada pasien yang menjalani isolasi.

"Engak ada Pak, mandiri Pak. Artinya begini, Pak. Kalau makan kan Pak, artinya Bapak kan titipan pemerintah kota. Rumah sakit hanya menyediakan tempat, bukan perawatan. Bapak bisa protes ke pemerintah kota. Kami kan hanya menyediakan tempat, tetapi kalau Bapak mengalami gejala, batuk, demam, baru Bapak kami pindahkan, baru dirawat," ungkap perawat.

Menimpali pernyataan tersebut, pasien pria itu menjelaskan kondisi dirinya yang sehat sesuai hasil rapid test sebelum melakukan isolasi di rumah sakit.

"Begini Ibu, pada 23 Maret 2020 saya dites rapid test di Rumah Sakit Murni Teguh oleh dokter yang tugas di sana. Hasilnya negatif. Kalau pada saat uji rapid kemarin saya positif dan gejala saya saat ini memburuk, wajar saya isolasi di rumah sakit. Ini sehat lho Bu. Uda tanggal 15 ini saya dimasukkan saya di sini jadi makin stres lho saya Bu, tidak ada perawatan," ujar pasien tersebut.

"Kalau bisa memperhatikan wargalah, jangan diperlakukan seperti ini tidak manusiawi. Saya Pendeta Hariadi Aruan. Saya juga sering isi ceramah di pemko, saya juga kenal sama Pak Saragih tapi kok tega ya," kata pasien tersebut.

Direktur RSUD dr Djasamen Saragih sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, dr Ronald Saragih tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Tagar terkait peristiwa tersebut.

Kebutuhan penanganan biaya pasien dan kebutuhan orang yang diisolasi dan keadaannya sehat itu tanggung jawab pemko

Sementara, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Djasamen Saragih, dr Harlen Saragih mengatakan pihaknya tengah menyelidiki perisitwa tersebut.

"Orang Tanpa Gejala (OTG) yang ada sekarang di rumah sakit kebutuhannya dari Pemko Pematangsiantar. Soal video sebentar, sedang kita selidiki," sebut Harlen pada Sabtu, 18 April 2020.


Klarifikasi Gugus Tugas

Juru Bicara Posko Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar Daniel Siregar membenarkan peristiwa dalam video tersebut.

Jubir Covid SiantarJuru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar Daniel Siregar, Sabtu, 18 April 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Kata Daniel peristiwa tersebut kemungkinan terjadi pada beberapa hari lalu. "Benar (video) itu, tapi mungkin beberapa hari lalu. Ini kita sedang tanyakan ke pihak rumah sakit. Agar semua jelas saya tanyakan kepada pihak rumah sakit," kata Daniel.

Soal kebutuhan pasien Covid-19 selama isolasi di RSUD kata Daniel, hal itu disediakan oleh pemerintah kota melalui posko gugus tugas. "Soal kebutuhan penanganan biaya pasien dan kebutuhan orang yang diisolasi dan keadaannya sehat itu tanggung jawab pemko. Seperti makanan, vitamin, kita yang antarkan," kata Daniel.

Daniel mengutarakan Pemko Pematangsiantar melalui gugus tugas telah mengucurkan dana tidak terduga sebesar Rp 3 miliar dengan peruntukan pencegahan dan penanganan pasien.

"Jadi ada Rp 3 miliar dana tak terduga itu, Rp 2 miliar untuk RSUD dan Rp 1 miliar untuk dinas kesehatan. Biaya Itu termasuk biaya langkah pencegahan, perawatan bagi pasien yang diisolasi melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19," kata Daniel.

Daniel mengatakan sejauh ini pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 8 orang sedang menjalani isolasi di RSUD. OTG adalah seseorang yang tidak bergejala namun memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi Covid-19 atau kontak erat dengan kasus Covid-19.

“Saat ini ada 7 OTG, sesuai BP3 Covid-19 hasil revisi keempat. Mereka diiisolasi di RSUD dr Djasamen Saragih, sementara 2 yang PDP dirawat di rumah sakit Medan. 1 orang dirawat di RSUD dr Djasamen Saragih, merupakan kasus baru dari Kecamatan Siantar Selatan yang punya riwayat ke daerah terpapar Covid-19. Namun semua kondisinya sehat," tutur Daniel. []

Berita terkait
Mahasiswa Siantar Berbagi Masker ke Pedagang Pasar
Mahasiswa Kota Pematangsiantar berbagi masker dan sarung tangan kepada para pedagang.
Satu Pasien Positif Covid-19 di Siantar Sembuh
Satu warga Kota Pematangsiantar yang dinyatakan positif Covid-19, sembuh setelah menjalani perawatan di Medan.
Fakta Lambannya Pemko Siantar Tangani Covid-19
Penyebaran Covid-19 tidak hanya menimbulkan kepanikan, namun juga memukul ekonomi warga Kota Pematangsiantar.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.