Portal Gaib dan Hantu Serdadu di Gua Jepang Sleman

Salah satu gua Jepang yang ada di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, diyakini oleh seorang indigo, memiliki portal gaib.
Gua Jepang di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Sleman – Gelap, dingin, dan menyeramkan. Ada sedikit rasa mual saat memasuki gua Jepang di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Gua Jepang itu terletak di tebing batu yang memanjang dari utara ke selatan, menghadap ke arah barat. Ada empat mulut gua yang berjejer dari utara ke selatan. Suasana di luar gua cukup sunyi, tapi tidak terlalu menyeramkan.

Tapi bagi orang-orang indigo, tempat itu merupakan lokasi yang sangat tidak nyaman dan sangat menyeramkan. Puluhan makhluk astral berkumpul di situ, ditambah lagi portal gaib di sana.

Tumbuhan liar di luar gua terlihat menjuntai di atas pintu, menimbulkan kesan angker dan tua. Dua papan pemberitahuan berdiri di bawah tanaman liat yang menjuntai.

“Ya Allah sakit kepala ngeliatnya, mual dan ada portal gaib di situ yang narik teteh untuk masuk. Asli. Tempat ini sangat menyeramkan,” kata seorang indigo yang dihubungi, Sabtu, 26 September 2020.

Siluman Naga di Pintu Depan

Rassa Shienta Azzahra, indigo itu, menambahkan, cukup banyak makhluk-makhluk aneh menyeramkan di situ. Di pintu depan misalnya, ada sepasang siluman ular, yakni ular naga bermata tiga.

Sementara di sepanjang dinding gua ada mayat-mayat yang dijejerkan dalam posisi berdiri. 

Ada mayat-mayat yang dijajarin di dinding gua. Masuk dikit ke dalam ada banyak pocong dan jin-jin.

Kengerian di tempat itu bukan hanya sampai di situ. Rassa melihat ada banyak kepala yang dipenggal, yang berhamburan di lantai, juga ada kuburan dan makhluk raksasa berbulu, yakni genderuwo.

“Nah di dalamnya lagi ada portal gaib. Teteh sempat flashback ke masa lalunya. Teteh melihat banyak romusha yang dicambuki, disiksa,” kata Rassa lagi.

Indigo Rassa Shienta

Seorang indigo, Rassa Shienta Azzahra, mengatakan cukup banyak makhluk-makhluk aneh menyeramkan di gua Jepang itu. Di pintu depan misalnya, ada sepasang siluman ular, yakni ular naga bermata tiga. (Foto: Tagar/Dok Pribadi Rassa)

Dia juga mengaku mendengar suara tangisan, jerit ketakutan dan rintihan. “Ada penjara perempuan, ada yang disiksa dan diperkosa. Ada hantu geisha juga di sana. Bener-bener gak nyaman,” ucap Rassa.

Meski hanya melalui foto-foto yang dikirimkan, namun bagi seorang indigo seperti Rassa, itu sudah cukup mampu untuk membuatnya merasakan apa yang pernah terjadi di sana, termasuk tentang adanya portal gaib yang berusaha menyedotnya.

“Liat portal gaib aja teteh serasa disedot masuk ke dalamnya. Portal gaib itu biasanya cuma bisa narik indigo yang punya kemampuan intradimensional, gak semua orang bisa ditariknya,” kata Rassa lagi.

Saat seorang indigo tertarik masuk ke dalam portal gaib, dia bisa pindah ke dimensi lain (dimensi astral) atau bisa jadi ke masa lalu.

“Kalo indi yang profesional, dia bisa menentukan arah mana yang akan dituju. Tapi kalo pemula bisa-bisa gak bisa pulang lagi,” kata Rassa.

Lokasi Gua Cukup Tersembunyi

Gua Jepang itu terletak di lokasi yang cukup tersembunyi. di perbukitan, sekitar 13 kilometer ke arah utara dari pusat Kota Yogyakarta, atau dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit.

Kedalaman masing-masing gua berbeda-beda, tetapi lebar dan tingginya hampir sama. Lebar dan tinggi masing-masing gua sekitar 2 meter.

Gua pertama atau gua yang terletak paling utara memiliki panjang kurang lebih 39 meter. Suasana di dalamnya sangat gelap. Bahkan senter ponsel pun hanya mampu sedikit menerangi. Semakin ke ujung, suasana pengap dan dingin semakin terasa, bahkan aroma anyir pun cukup terasa.

Panjang gua kedua sekitar 17 meter, sedangkan gua ketiga panjangnya hamper sama dengan gua pertama, yakni sekitar 39 meter. Beberapa meter dari mulut gua ketiga terdapat beberapa bantalan persebi panjang yang terbuat dari semen. Warga sekitar meyakini bahwa bantalan itu dibuat untuk menyimpan mortir agar tidak berkarat.

“Niku landasan bom. Kajenge ben mboten karaten. (Itu untuk landasan bom. Tujuannya supaya tidak berkarat,” kata Mardi, 64 tahun, seorang warga yang ditemui, Minggu, 6 September 2020.

Gua Jepang di Berbah Sleman (2)Suasana di depan gua Jepang di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Minggu, 6 September 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Namun berbeda dengan apa yang dilihat oleh Rassa tentang puluhan sosok jejadian di dalam gua itu, Mardi menyatakan warga sama sekali tidak pernah mengalami hal-hal mistis, baik berupa penampakan maupun suara-suara aneh dari gua itu.

“Mboten wonten sing aing-aing. (Tidak ada yang aneh-aneh).”

Mardi menjelaskan, dulu gua itu cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun sejak pandemi Covid-19, jarang ada wisatawan yang berkunjung. Terlebih gua itu ditutup sementara saat pandemi, meski hanya berupa papan peringatan.

“Tapi sekarang sudah dibuka. Kadang digunakan untuk kegiatan, misalnya untuk latihan Menwa dan lain-lain,” kata Mardi menambahkan.

Warga Sekitar Gua Jepang BerbahMardi, 64 tahun, warga sekitar gua Jepang di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Menurut keterangan yang ada di depan gua, disebutkan bahwa gua itu dibuat oleh tentara Jepang untuk menyimpan amunisi mereka. Gua itu juga digunakan untuk kepentingan pengintaian dan penembakan. Hal itu diidentifikasi dengan adanya menara pengintaian.

Gua untuk kepentingan logistik dan akomodasi pasukan. Gua untuk kepentingan penyimpanan amunisi dan bunker pasukan

“Gua Jepang yang berada di dusun Sentonorejo, Jogotirto, Berbah, Sleman kemungkinan merupakan salah satu tinggalan benteng pertahanan yang bertujuan untuk menjaga keselamatan fasilitas vital, yaitu Lapangan Terbang Maguwo (Adisutjipto),” demikian tertulis dalam keterangan itu.

Ditambahkan bahwa pemilihan lokasi ini kemungkinan disebabkan letak Dusun Sentonorejo yang tidak terlalu jauh dari Lapangan Adisutjipto (sekitar 10 km) dan didukung oleh keadaan geografi yang merupakan daerah perbukitan.

Gua ini berdasarkan informasi dari Bapak Atmosentono (salah seorang romusha yang terlibat dalam pembuatan gua) digunakan untuk gudang amunisi. Hal ini dapat dilihat dengan dibuatnya pintu di keempat lubang masuk yang terbuat dari baja.

Sementara seorang pengunjung yang sempat diwawancarai mengaku merasakan aura yang cukup menyeramkan saat pertama kali memasuki area gua.

“Iya Mas, saat masuk suasananya langsung seram gitu, makanya saya langsung keluar lagi, tidak berani masuk sampai terlalu dalam, takutnya nanti ada yang ngikutin,” kata Dwi, 41 tahun.

Dwi mengaku bukan seorang indigo atau orang yang bisa melihat hal gaib, tapi aura di tempat itu, menurutnya bisa dirasakan oleh semua orang. Tidak perlu indigo atau orang yang bisa melihat hal gaib.

“Kalau di situ saya yakin siapa pun bisa langsung merasakan nuansa seram. Saya masuk saja langsung sesak nafas. Tapi ya akhirnya saya masuk lagi, tapi nggak terlalu jauh ke dalam.” Kata dia lagi. []

Berita terkait
Penjual Balon Difabel di Kotagede Yogyakarta
Seorang kakek difabel berusia 66 tahun tetap turun ke jalanan untuk menjual balon gas di kawasan pasar Kotagede Yogyakarta demi menyambung hidup.
Pembuat Kelapa Jeli di Aceh Enggan Gunakan Mesin
Seorang pembuat kelapa jeli di Aceh Barat, Agus, 37 tahun, enggan menggunakan mesin dalam proses pembuatan, agar tenaga manusia tetap dipakai.
Kualitas Ukiran Gorga Terbaik Karya Seniman di Toba
Jesral Tambun, seniman pahat asal Kecamatan Bonatualunasi, Kabupaten Toba, membuat gorga yang jadi desain medali Duathlon Toba 2020.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.