Polri Patroli, Siap Ganjar Penyebar Hoaks Corona

Polri siap mengganjar penyebar hoaks terkait corona menyusul dua warga Depok terinfeksi virus dari China itu di Jakarta.
Personel Polri melakukan pengamanan di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Minggu, 1 Maret 2020. (Foto: Antara/Dedhez Anggara/wsj)

Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) siap mengganjar penyebar hoaks terkait corona menyusul dua warga Depok, Jawa Barat terinfeksi virus dari China itu di Jakarta. Langkah itu dilakukan Polri dengan meningkatkan patroli siber.

"Kita setiap hari melakukan patroli siber di dunia maya, kalau ditemukan adanya hoaks, kita tidak ragu menindak," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Markas Besar Polri Komisaris Besar Polisi Asep Adi Saputra di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 3 Maret 2020.

Asep mewanti-wanti agar pengguna media sosial bijak dalam mengekspresikan sesuatu. Menurut dia, hoaks memicu pengaruh negatif di masyarakat. "Jangan percaya pemberitaan dan menyebarkan kepada orang lain. Ketenangan masyarakat saat ini dibutuhkan," ucap Asep.

Pemerintah melalui Menkominfo itu (harus) memerintahkan agar buzzer-buzzer itu tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan.

Dia pun menyinggung aksi borong sembako atau panic buying yang terjadi di tengah mayarakat. Asep mengatakan kepolisian akan bertindak tegas terhadap masyarakat yang menciptakan situasi menjadi tidak kondusif.

"Dalam hal ini, polisi tidak berdiam diri, kita melakukan koordinasi dengan berbagai instansi dan melakukan penyelidikan," katanya.

Panic BuyingPusat perbelanjaan Diamond Grosir, Kelapa Gading diserbu masyarakat belanja kebutuhan pokok menyusul Presiden Jokowi mengumumkan dua orang di Indonesia positif terjangkit virus corona, Senin 2 Maret 2020. (Foto: Tagar/M Yaqin)

Pengamat kebijakan publik Riant Nugroho menambahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dan Polri juga harus menyorot influencer dan buzzer yang tidak tertib di medsos. Bagi mereka yang menciptakan kegaduhan dengan menyebarkan hoaks, kata Riant, sepatutnya ganjaran diberlakukan.

"Panic buying ini yang salah bukan pemerintah. Justu pemerintah melalui Menkominfo itu (harus) memerintahkan agar buzzer-buzzer itu tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan. Kalau perlu mereka ditangkap dengan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)," ujar Riant kepada Tagar, Selasa, 3 Maret 2020.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Depok positif terinfeksi virus corona di Jakarta. Penularan diduga berasal dari interaksi dengan warga negara asing (WNA) asal Jepang yang sempat masuk ke wilayah Indonesia.

"Ternyata orang (WNA Jepang) yang terkena virus corona berhubungan dengan 2 orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.

Malaymail sempat menginformasikan WNA Jepang yang dinyatakan terinfeksi corona sempat berada di Indonesia. Wanita berusia 41 tahun tersebut pasien ke-24 di Malaysia yang terjangkit Covid-19. Dia merupakan wanita berkebangsaan Jepang yang bekerja di Malaysia dan melakukan perjalanan ke Jepang pada Januari dan ke Indonesia pada awal Februari. []

Berita terkait
Cegah Virus Corona, MUI Promosikan Obat Herbal
MUI mempromosikan obat herbal sebagai bagian pencegahan terhadap virus corona di Tanah Air.
Achmad Yurianto Jubir Penanganan Corona di Indonesia
Pemerintah resmi memperkenalkan Setditjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto sebagai juru bicara penanganan virus corona di Indonesia.
Jokowi Ancam Penimbun Masker Usai 2 WNI Kena Corona
Presiden Jokowi mengancam penimbun masker di tengah kondisi pencegahan wabah virus corona di Tanah Air.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura