Polisi Telusuri Donatur Provokator Demo di Makassar

Polda Sulsel kini tengah mendalami donatur demo yang berujung ricuh di kota Makassar beberapa waktu lalu.
Aparat kepolisian saat pengamanan demo di kota Makassar, Sulsel yang berujung ricuh beberapa waktu lalu.(Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan kini tengah mendalami donatur atau kelompok yang membayar sejumlah uang kepada para provokator yang menyerang petugas pengamanan saat demo berujung ricuh di Kota Makassar, Sulsel.

Kasubdit IV, Ditreskrimum Polda Sulsel, Kompol Supriyanto mengatakan pihaknya kini masih melakukan penyelidikan terhadap orang yang menyuruh dan mengiming-imingi sejumlah uang terhadap provokator agar menyerang atau memanah petugas keamanan saat demo menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP berujung bentrok di Kota Makassar, Sulsel.

"Oknum yang membayar provokator demo ini sementara didalami dan di lidik," kata Kasubdit IV, Ditreskrimum Polda Sulsel, Kompol Supriyanto kepada Tagar, Senin 30 September 2019.

Tim Reserse Mobile (Resmob) Polda Sulsel sebelumnya menangkap dua orang provokator, inisial DS, 14 tahun dan SD, 16 tahun di inspeksi kanal Jalan Sungai Saddang, Kota Makassar, Sabtu 28 September 2019 lalu. Oknum provokator ini mengaku membusur (memanah) petugas keamanan saat demo karena di iming-imingi sejumlah uang dari seorang pria bermasker dan berpakain hitam.

Kompol Supriyanto menegaskan, ia sementara mendalami siapa dibalik pria bermasker dan berpakain hitam-hitam yang mengajak dan membiayai perusuh demo itu. Namun demikian, Supriyanto mengaku belum mampu untuk mendeteksi, apakah pria bermasker ini dari kelompok tertentu ataukah dari oknum massa.

Masih didalami juga itu. Apakah dari kelompok tertentu atau dari mana.

Peristiwa pembusuran terhadap petugas ini bermula saat petugas melakukan pengamanan demo ribuan mahasiswa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP di Fly Over Makassar. Kemudian, jelang petang tiba-tiba ada provokator menyerang petugas dengan lemparan batu hingga senjata tajam jenis busur yang membuat unjuk rasa itu ricuh.

Namun aksi-aksi para provokator itu sempat terekam video dan kamera di lokasi. Sehingga Tim Resmob Polda Sulsel langsung melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan para pelaku itu dan tidak butuh waktu lama, para oknum warga penyusup unjuk rasa itupun berhasil ditangkap.

"Saat diinterogasi, mereka ini mengakui telah melakukan pembusuran mengarah ke pihak kepolisian pada saat aksi demo berlangsung bentrok. Ia juga mengakui bahwa dirinya diajak oleh laki-laki bermasker berpakian hitam dengan di imingi-imingi uang tunai sebanyak Rp 50 ribu," bebernya.

Hingga saat ini, kedua pelaku pembusuran dan barang bukti berupa sebuah ketapel dan anak panah itupun telah diamankan di Polda Sulsel. 

Resmob Polda Sulsel masih melakukan pengejaran terhadap dua orang yang telah dikantongi identitasnya diduga juga sebagai provokator unjuk rasa berujung ricuh di Fly Over, Kota Makassar, Sulsel.

Sebelumnya, unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP di Kota Makassar, Sulsel, Jumat 27 September 2019 lalu, berujung ricuh.

Petugas keamanan diserang batu hingga anak panah oleh sekelompok oknum warga dan mahasiswa. Akibatnya, dua orang polisi yang melakukan pengaman terkena anak panah dan juga 20 mahasiswa terpaksa diamankan. []

Baca juga:

Berita terkait
Antisipasi Demo, Pengamanan Depan DPR Diperketat
Kepolisian memperketat pengamanan di depan gerbang Gedung DPR.Betob pembatas jalan (MCB) dan water barrier juga dipasang di areal tersebut.
Amankan Demo di Papua, Personel Brimob Binjai Terluka
Seorang anggota Brimob yang bertugas di Batalyon A Kota Binjai, Sumatera Utara, menjadi korban luka saat pengamanan aksi unjuk rasa di Papua.
Demo Mahasiswa, DPRD Sumbar Rugi Rp 3 Miliar
Sekretaris Dewan DPRD Sumatera Barat Raflis memperkirakan total kerugian atas perusakan gedung oleh demo mahasiswa mencapai Rp 3 miliar.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.