Polisi Ringkus Satu Pelaku Jambret di Jalan Tidar Surabaya

Polrestabes Surabaya masih memburu satu pelaku lainnya yang telah menyebabkan seorang anak berusia 6 tahun terluka parah di bagian kepala.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Jhonny Edizon Isir saat menjenguk korban jambret yang dirawat di RSAL Dr Ramelan, Sabtu, 19 Desember 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Surabaya - Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya meringkus satu pelaku jambret di Jalan Tidar, Kecamatan Sawahan, Surabaya pada Minggu malam, 20 Desember 2020. Kasus jambret di Jalan Tidar menjadi perhatian Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Jhonny Edison Isir karena menyebabkan seorang anak mengalami luka serius.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya, Komisaris Oki Ahadian membenarkan telah menangkap satu pelaku jambret di Jalan Tidar, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Meski menangkap satu pelaku, kata Oki, Pihaknya masih memburu rekan pelaku.

Korban yang dirawat ini mengalami luka karena ibunya bernama Maria tasnya hendak dijambret saat naik sepeda motor.

"Satu orang sudah kita tangkap tadi malam (Minggu malam) di Surabaya," ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin, 21 Desember 2020.

Meski demikian, Oki enggan mengungkapkan secara rinci modus dan kronologi pelaku melakukan aksi jambret menyebabkan korbannya terluka parah.

Baca juga:

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya, Komisaris Besar Jhonny Edizon Isir menaruh perhatian khusus pada kasus tersebut. Alasannya, anak korban jambret mengalami luka cukup serius di bagian kepala.

Jhonny menegaskan dirinya sudah memerintahkan kepada personelnya untuk secepatnya menangkap dan menindak pelaku jambret. Alasannya, aksi pelaku sudah meresahkan masyarakat, apalagi anak korban yang dibonceng mengalami luka di bagian kepala dan harus menjalani operasi.

"Korban yang dirawat ini mengalami luka karena ibunya bernama Maria tasnya hendak dijambret saat naik sepeda motor. Meski pelaku jambret gagal mengambil tasnya, korban dan anaknya terjatuh. Bahkan putrinya mengalami luka serius di bagian kepala," ujarnya saat menjenguk korban di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan, Surabaya, Sabtu, 19 Desember 2020.

Ia pun menyarankan kepada pelaku jambret untuk segera menyerahkan diri ke polisi. Jika tidak, kata mantan Kapolrestabes Medan ini, pihaknya akan melakukan tindakan tegas, keras, dan terukur.

"Kepada pelaku silakan menyerahkan diri secepatnya. Kalau tidak kami akan tindak secara tegas, keras, dan terukur," ucapnya.

Sementara korban jambret, Maria menceritakan saat itu dirinya bersama anaknya dari Gunawangsa Mal menuju ke Jalan Kedungdoro. Ketika melintas di Jalan Tidar, tepatnya sekitar Optik Joyo, ia dipepet dua orang pria mengendarai sepeda motor matic.

"Pas lewat Jalan Tidar itu, saya dipepet dari kiri oleh dua orang laki-laki mengendarai sepeda motor matic. Masih muda mas kira-kira umur 25 tahunan," ujar Maria.

Memang pada saat itu, lanjut Maria, ia menyimpan tasnya di depan. Namun, ia lupa menutupi talinya tersebut dengan jaket. Setelah memepet Maria, dua pria tersebut menarik tasnya dari belakang.

"Pada saat itu saya sudah curiga mas. Pas dipepet dua orang itu, tas saya di tarik dari belakang. Karena tali tas saya gak putus, motor saya oleng (tak terkendali) jadinya saya terjatuh," kata Maria.

Maria menambahkan pada saat terjatuh, tubuh Maria menimpa putrinya dan terseret di jalan hingga dua meter.

"Saat terjatuh, anak saya langsung saya peluk mas. Motor saya nabrak trotoar. Anak saya terseret aspal kepalanya dan seluruh tubuh. Bahkan kepalanya lubang selebar 5-7 cm. Jadi harus operasi tambal kulit," ucapnya.[]

Berita terkait
Polisi Jaga Batas Kota Surabaya saat Natal dan Tahun Baru
Sebanyak 670 personel gabungan disiagakan untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru. Termasuk menjaga lima titik perbatasan Kota Surabaya.
Risma Ingatkan RS Rujukan Covid-19 di Surabaya Hampir Penuh
Wali Kota Surabaya berencana akan mengaktifkan kembali Hotel Asrama Haji disaat sejumlah RS rujukan Covid-19 di Surabaya hampir penuh.
Jenis Terompet yang Diimbau Tak Dijual di Surabaya
Pemkot Surabaya menilai terompet ditiup bisa memiliki risiko penularan Covid-19 cukup besar.