Polisi Ini Tinggalkan Ibu yang Sakit Stroke Demi Papua

Bripka Syahiruddin tak kuat menahan rasa sedih dan haru melihat istri dan tiga anaknya yang harus ditinggalkannya bertugas ke Papua
Bripka Syahiruddin menggendong si bungsu bersama keluarga setelah gelar apel kesiapan di halaman Mako Batalyon A, Brimob Polda Sulsel, Makassar, 30 Agustus 2019 (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Mata pria tambun itu seketika berkaca-kaca. Dia nampak menahan rasa sedih dan haru ketika melihat seorang ibu bersama tiga orang anaknya sedang berdiri di pojok lapangan Mako Batalyon A, Brimob Polda Sulsel di Makassar. Saat itu dia sedang apel kesiapan untuk BKO (Bawah Kendali Operasi) di Polda Papua.

Pria itu bernama Syahiruddin. Anggota Polri berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) yang bertugas di Intel Brimob Polda Sulsel. Dia kini ditunjuk dan diberi mandat agar segera terbang ke Papua bersama dengan 199 personel lainnya untuk perbantukan pengamanan.

Sebelum berangkat ke Papua untuk mengemban tugas negara, Etta Kajang, sapaan akrab Bripka Syahiruddin ini, terlebih dahulu melakukan apel kesiapan di halaman Markas Komando (Mako) Batalyon A, Brimob Polda Sulsel di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Sulsel, Jumat 30 Agustus 2019, malam.

Baca juga: Curhat Warga Jeneponto yang Suaminya Merantau di Papua

Bagi Etta Kajang, keberangkatannya ke Provinsi Papua merupakan tugas mulia yang diberikan negara. Sebagai anggota Polri, dia pun rela meninggalkan istri dan anak-anaknya. Ini adalah panggilan tugas, mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilaksanakan.

"Demi tugas negara, kita rela tinggalkan keluarga termasuk anak dan istri. Ini panggilan tugas," tegas Etta Kajang saat ditemui usai apel kesiapan di Mako Batalyon A, Brimob Polda Sulsel.

Sebagai anggota Korps Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob, Etta Kajang ini memegang teguh dan patuh kepada pimpinan. Sehingga apapun yang diperintahkan oleh pimpinan, dia akan selalu siap melaksanakan perintah itu, kapan pun dan dimana pun. "Kalau pimpinan perintahkan berangkat kami siap, kapan pun dan di manapun itu," katanya dengan nada tegas.

Sebagai abdi negara, Etta Kajang juga hanyalah manusia biasa. Ia punya rasa dan hati, yang seketika saja rapuh jika berpisah dengan sang istri, Nismawati. Kesedihan itupun nampaknya bukan hanya sampai di situ saja, ia juga kini meninggalkan tiga anaknya, tertua baru duduk di bangku kelas 2 SMP dan anak bungsunya, berumur lima tahun dan masih TK.

Baca juga: Bara JP: Papua, Lihatlah Presiden Jokowi

Etta Kajang juga mengaku, selain sedih meninggalkan anak dan istrinya, ia juga sebenarnya memendam rasa sakit yang sangat dalam. Sakit itu karena meninggalkan sang ibu yang telah merawatnya selama ini dan yang sudah membuatnya jadi anggota Polri. Kini ibunya itu terbaring sakit. Ibunya yang telah berumur 75 tahun, stroke dan hanya mampu terbaring di kasur.

"Anak ada tiga, anak terkecil yang saya gendong berumur 5 tahun dan baru TK. Dan tertua masih kelas 2 SMP. Saya juga meninggalkan mama yang lagi sakit stroke," katanya dengan raut wajah sedih serta mata berkaca-kaca.

Dukungan Istri

Namun, Etta Kajang pun harus mampu mengalahkan segala kesedihan itu dan semangat dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara demi melihat Tanah Papua kembali kondusif. Dia telah berjanji demi jiwa dan raga sebagai anggota Polri sehingga harus melaksanakan tugas pokok Polri.

"Tapi saya anggota Polri harus melaksanakan tugas pokok saya. Yaitu, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat," katanya lagi-lagi dengan nada tegas.

Kericuhan JayapuraAsap membubung saat aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Kamis, 29 Agustus 2019. (Foto: Antara/Dian Kandipi)

Anggota Polri yang dikenal dekat dan akrab dengan sejumlah wartawan ini berharap agar ia mampu melaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab tugas negara ini. Ia juga berjanji untuk berupaya untuk mengembalikan situasi dan kondisi di Tanah Papua kembali kondusif.

"Semoga Tanah Papua cepat damai aman dan tentram sehingga aktivitas masyarakat kembali normal serta perekonomian juga kembali normal," katanya berharap.

Korps Brigade Mobil adalah kesatuan operasi khusus yang bersifat paramiliter milik Kepolisian Negara Republik Indonesia. Korps Brimob juga dikenal sebagai salah satu unit tertua yang ada di dalam organisasi Polri. Beberapa tugas utama adalah penanganan terorisme domestik, penanganan kerusuhan, penegakan hukum berisiko tinggi, pencarian dan penyelamatan (SAR), penyelamatan sandera, dan penjinakan bom (EOD).

Sebagai istri polisi atau Ibu Bhayangkari, Nismawati mengaku akan terus mendukung sang suami (Etta Kajang) dalam segala tugas yang diembannya. Ia pun berpesan agar   suaminya itu tetap terus waspada dan menjaga kesehatan di medan perang.

"Saya selalu dukung dan support suami saya dan cuma satu biasa saya sampaikan ke dia, bahwa jaga kesehatan dan tetap waspada. Apalagi dia pergi ke Papua, yang kini tengah bergejolak," tutur Nismawati.

Baca juga: Moeldoko Pastikan Jokowi Temui Tokoh-tokoh Papua

Nismawati pun berharap agar suaminya itu pergi dan pulang dengan selamat. Semoga dalam tugas tidak ada kendala apapun. Soal rumah tangga, Nismawati mengaku menjadi tanggung jawabnya. "Sebagai ibu rumah tangga, kini saya yang akan mengurus semuanya. Kita berdoa saja semoga suami saya tetap baik baik saja dan pulang dengan selamat. Amin," harapnya.

Dalam acara pelepasan tersebut, kedua suami istri bersama ketiga anaknya langsung berpelukan. Etta Kajang terus memeluk dan menggendong anak bungsunya itu, sementara sang istri terus berusaha memberikan support kepada anak-anaknya agar tangisan kepada sang ayahnya yang ingin bertugas reda. 

Dan terakhir, mereka juga sempat mengabadikan suasana haru malam pelepasan itu dengan foto bersama.[]

Berita terkait
Ribuan Perantau Ranah Minang di Papua Dipastikan Aman
Ribuan perantau asal Ranah Minang di Papua dipastikan aman dari aksi demonstrasi yang masih memanas sampai hari ini.
Surya Paloh: Luka Papua, Luka Kita Semua
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan luka Papua adalah luka kita semua.
Gus Yaqut: Tanya Apa yang Masyarakat Papua Inginkan
Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PKB meminta pemerintah jalin komunikasi intensif dengan masyarakat Papua untuk menangani konflik.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.