Padang - Aksi unjuk rasa penolakan Undang-undang (UU) Cipta Kerja yang berakhir ricuh antara peserta demo dengan aparat kepolisian di Gedung DPRD Sumbar terindikasi ditunggangi oleh perusuh.
Polda Sumbar masih memantau pergerakan para pihak yang terindikasi provokator.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto. Ia menyebut, pihaknya tidak menampik adanya pihak ketiga atau kalangan yang ingin membuat kekacauan dengan memanfaatkan aksi unjuk rasa itu.
"Indikasi itu ada, kami dari jajaran Polda Sumbar masih memantau pergerakan para pihak yang terindikasi menciptakan situasi rusuh ini," kata Satake Bayu saat dihubungi Tagar via telepon seluler, Kamis, 8 Oktober 2020.
Selain mengindikasikan ada penunggang kerusuhan dalam aksi unjuk rasa tersebut, pihaknya juga menyoroti para peserta demo yang tidak menerapkan protokol kesehatan, salah satunya dengan menjaga jarak.
"Jumlahnya itu banyak dan mereka tak jaga jarak, memang memakai masker namun dikhawatirkan akan menciptakan klaster baru lagi," katanya.
Baca juga:Pendukung Jokowi Kecewa Demo Tolak UU Cipta Kerja di Sumbar
Sebelumnya diberitakan Tagar, Para pengunjuk rasa dari aliansi buruh, pelajar dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatera Barat (Sumbar) yang menyampaikan aspirasinya berakhir ricuh.
Hal tersebut buntut dari pernyataan Ketua DPRD Sumbar, Supardi yang mengatakan tidak punya wewenang membatalkan UU Cipta Kerja yang telah disahkan di tingkat DPR RI pada Senin, 5 Oktober 2020 lalu.
"Kami tidak punya wewenang untuk bersikap, namun aspirasi kalian jadi acuan bagi kami, izinkan kami untuk bisa merapatkan ini dengan fraksi DPRD, saya tidak dalam kapasitas menolak ataupun menerima," katanya dihadapan para pengunjuk rasa, Rabu, 7 Oktober 2020 lalu.
Info terkait: Pengusaha Muda Bukittinggi Ungkap Dampak UU Cipta Kerja
Namun merasa tak puas dengan penjelasan Supardi, sejumlah pendemi terlihat ricuh dan melemparkan sejumlah benda-benda berbahaya ke arah petugas dan Kantor DPRD Sumbar.
Pantauan Tagar, terlihat juga ada yang melempar senjata tajam, batu dan botol bekas air mineral. Hingga berita ini diturunkan, para pengunjuk rasa masih bertahan di gedung wakil rakyat tersebut.[PEN]