Poligami jadi Akar Masalah Israel dan Palestina Sulit Rukun

Konflik Palestina dan Israel sejatinya bukan karena perang agama. Sejarah dan akar permasalahan berpangkal dari poligami Nabi Ibrahim.
Free Palestine (Foto: Pixabay)

Jakarta - Konflik Palestina dan Israel yang masih berlanjut hingga kini sejatinya bukan karena perang agama. Problematika antara kedua negara ini dipicu karena poligami.

Dikisahkan dalam sejarah, Agama Islam, Yahudi, Kristen adalah memiliki perselisihan satu sama lain soal kekuasaan wilayah di Palestina. Letaknya antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan, di mana tiga Agama Samawi tersebut dipertemukan.

Jika para penganut tiga agama ini sadar, bahwa mereka saling berhubungan karena merupakan keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim, bapaknya para nabi. Nabi Ibrahim mempunyai dua istri, yaitu Siti Sarah dan Siti Hajar.

“Karena poligami itu menjadi konflik,” kata Sukron Makmun, Wakil Ketua pengurus wilayah Nahdatul Ulama (NU) Banten kala berbagi kisah masalah Israel dan Palestina kepada Tagar, Kamis, 28 Januari 2021.

Baca Juga:

Nabi Ibrahim menikahi perempuan paling paling cantik dan cerdas pada zamannya, yaitu Siti Sarah. Ujian pernikahan mereka adalah soal keturunan. Siti Sarah belum dikarunia momongan hingga usia nabi lebih dari 80 tahun.

Berlatar belang tersebut, Siti Sarah mendorong Ibrahim untuk berpoligami dengan Siti Hajar, yang tidak lain adalah pembantunya sendiri.

Dari pernikahan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar rupanya dikaruniai bayi laki-laki tampan yang bernama Nabi Ismail. “Nabi Muhammad keturunan Nabi Ismail yang melahir Islam,” ucapnya.

Karena poligami itu menjadi konflik.

Tak lama kemudian setelah kelahiran Ismail, Siti Sarah mengandung dan menurunkan Ishaq. “Sementara Ishaq keturunan dari Siti Sarah yang melahirkan nabi banyak sekali,” ujar Sukron.

Namun keadaan mulai berubah saat Siti Sarah mulai cemburu dengan pernikahan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar. Istri pertama Nabi Ibrahim meminta agar Siti Hajar dan buah hatinya pergi ke tempat yang jauh sampai ia tak bisa menemukan mantan pembantunya itu. “Jadi perselisihan ini sudah ada sejak nenek moyang dari ketiga agama samawi ini dan sampai sekarang,” katanya.

Agama Kristen muncul setelah Yahudi. Sedangkan Islam datang sesudah Kristen. Secara historis, ketiga agama tersebut memiliki hubungan kekerabatan. Karena kekuasaan wilayah, perang darah pun tidak bisa dihentikan.

Bagi bangsa Yahudi menganggap bahwa kawasan Palestina adalah Tanah Air mereka. Di lain pihak, masyarakat Islam Palestina memiliki pendirian terkait permasalahan klaim wilayah.

Baca Juga:

Pada tahun 1948, terjadi perang antara muslim dan Yahudi di Palestina. Yahudi Israel mampu mengalahkan Islam Palestina dan menggagalkan pendirian negara Pelastina.

Atas kekalahan itu, banyak kerugian bagi masyarakat Islam Palestina. Terpecah menjadi beberapa golongan sampai akhirnya Palestina dikuasai Yahudi-Israel.

Beberapa dampak konflik ini munculnya sentimen anti Yahudi di beberapa negara Islam termasuk Indonesia. Munculnya solidaritas umat Islam dunia untuk mendukung perjuangan Palestina.

“Sebenarnya negara yang masih konflik dengan Israel itu Iran dan Suriah. Keduanya dipimpin oleh rezim syiah. Indonesia selama ini kan anti Syiah,” ungkapnya. []

Berita terkait
PKS: Indonesia Perlu Dorong Rekonsiliasi Jelang Pemilu Palestina
Wakil Ketua Fraksi PKS, Sukamta berharap Indonesia segera mendorong proses rekonsiliasi faksi-faksi yang bertikai di Palestina.
Italia Dukung Solusi Dua Negara Israel dan Palestina
Menlu Italia, Luigi Di Maio, menggarisbawahi kembali dukungan Italia bagi solusi dua negara yang tepat dan berkelanjutan Israel dan Palestina
Dukung Kemerdekaan Palestina, Tutup Diplomatik dengan Israel
Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila Prof. Eddy Pratomo mendukung langkah Pemerintah tak buka diplomatik dengan Israel, Palestina merdeka.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.