Polemik Klaster Pakuwon Mal dan TP Surabaya

Terjadi beda pandangan antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya terkait klaster Pakuwon Mal dan Tunjungan Plaza.
Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso. (Foto: Pemprov Jatim/Tagar)

Surabaya - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim membenarkan adanya klaster penularan Covid-19 di Pakuwon Mal dan Tunjungan Plaza (TP) Surabaya. Hal itupun memunculkan polemik di saat Pemerintah Kota Surabaya membantah adanya klaster Pakuwon Mal dan TP.

Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengaku di klaster Pakuwon Mal ada empat orang terinfeksi Covid-19. Satu diantaranya adalah seorang marketing. Kohar menjelaskan bahwa marketing ini merasakan sakit sejak 11 Maret 2020.

Marketing di Pakuwon sana, yang kerjanya rutin bertemu. Ya, wong (orang) marketing, ya.

Kemudian dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan terpapar virus SARS CoV-2 pada 26 Maret 2020.

"Marketing di Pakuwon sana, yang kerjanya rutin bertemu. Ya, wong (orang) marketing, ya. Dia sakit, on site sakitnya tanggal 11 Maret, dan beliau sembuh," ujar Kohar, di Gedung Grahadi Selasa 12 Mei 2020 malam.

Kasus lain adalah seorang yang tidak berhubungan dengan marketing pada kasus satu pertama terkonfirmasi positif Covid-19 pada 24 Maret 2020. Orang mulai ini beraktivitas di Pakuwon Mal sejak 1 Maret, dan merasakan sakit tanggal 13 Maret 2020.

"Pada 24 Maret orang itu di-declare positif. Empat hari kemudian atau 28 Maret beliau meninggal. Yang jelas sejak 1 Maret lalu dia aktivitasnya di sana (Pakuwon Mal)," tuturnya. 

Tim tracing langsung melacak lebih jauh dan hasilnya sudah menular kepada pembantunya pada 18 Maret lalu, sebelum pasien tersebut meninggal dunia. "Pembantu ini sangat erat dengan kasus yang meninggal tadi," tuturnya.

Kasus lain ditemukan m pasien yang tidak ada riwayat perjalanan ke negara atau daerah terjangkit selama 14 hari sebelumnya. Tim tracing juga menemukan satu pasien lagi yang masih berkaitan dengan klaster Pakuwon Mal.

Orang tersebut diketahui positif pada 5 April lalu, selain itu orang tersebut tinggal bersama anaknya yang kerja juga di Pakuwon Mal. Pasien tidak ada riwayat perjalanan dari negara terjangkit selama 14 hari sebelum yang bersangkutan dinyatakan sakit dan positif Covid-19.

"Jadi kita proporsional saja. Ini kejadiannya pada bulan Maret. Sebelum PSBB," tegasnya.

Kohar menegaskan penemuan klaster di Pakuwon Mal bukan mendiskreditkan tempat tersebut. Pakuwon Mal telah tercatat diantara dari 52 klaster di Jatim. 

Penemuan klaster ini bertujuan untuk melakukan pelacakan agar penularan covid-19 tidak meluas lagi. Tim gugus tugas tidak mempunyai niat untuk menjelek-jelekkan Pakuwon Mal.

"Niat kami bukan untuk menjelek-jelekkan, tetapi untuk tracing," kata dia.

Selain di Pakuwon Mal, di Tunjungan Plaza juga ditemukan ada sembilan orang yang terpapar virus corona. Untuk diketahui, Pemkot Surabaya pernah membantah adanya klaster penularan di Pakuwon Mal dan Tunjungan Plaza Surabaya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita memastikan bahwa Pakuwon Mal dan TP tidak ada dalam klaster, karena sumber penularannya tidak berawal dari tempat itu.

“Kalau dilihat dari hasil tracing, sumber penularannya bukan di Pakuwon, sehingga itu bukan klaster. Yang di TP malah kami enggak ada,” kata Feny sapaan akrabnya.

Menurut Feny, penetapan klaster berdasarkan pengelompokan sumber awal penularannya setelah dilihat dari hasil survei di lapangan, dan prosesnya berjalan terus. Selama ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan tracing secara masif dan ceritanya lengkap.

“Nah, Pakuwon Mal itu bukan menjadi sumber awal penularan, sehingga tidak dikatakan klaster,” tuturnya.

Feny menjelaskan bahwa ketika ada pasien terkonfirmasi Covid-19, maka rumah sakit yang merawatnya itu wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kemudian laporan tersebut dilempar ke puskesmas untuk dilakukan tracing dan ceritanya dicari, termasuk dia kontak sama siapa saja dicatat semuanya dan dicari terus hingga terakhir.

“Nanti akan diketahui OTG-nya siapa aja? Keluarganya, rekan kantornya dan orang lainnya. Nah, setelah itu pihak puskesmas membuat laporan epidemiologinya ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Selanjutnya, Dinkes Surabaya melaporkan kepada Pemprov Jatim dan seterusnya,” tuturnya. []

Berita terkait
Desa Adat Ujung Tombak Bali Tekan Sebaran Covid-19
Presiden Jokowi memuji Provinsi Bali dalam menekan penyebaran Covid-19 meski tidak mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pasien Covid-19 di Surabaya Raya Tetap Tinggi
Kasus positif Covid-19 di wilayah Surabaya Raya tetap tinggi disaat pelaksanaan hari pertama PSBB Jilid II.
Cekcok Pasangan Suami Istri di Jember Berakhir Maut
Diduga sang suami di Jember membunuh istrinya sebelum ditemukan gantung diri di sebuah pohon. Polisi menduga ada cekcok sebelum kejadian maut itu.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.