PM Selandia Baru Ardern Sebut Diplomasi Harus Jadi Alat Terkuat

PM Ardern katakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik jadi semakin terpolarisasi dan terpecah, ia tekankan perlu diplomasi dan de-eskalasi
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, memberi isyarat saat konferensi pers di parlemen di Wellington, Selandia Baru, pada 23 Maret 2022. (Foto: voaindonesia.com/via AP)

TAGAR.id, Sydney, Australia – Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada Kamis, 7 Juli 2022, mengatakan negara-negara Pasifik seharusnya tidak diharapkan untuk "berpihak" sementara persaingan strategis meningkat di kawasan itu.

Berada di Sydney, Australia, PM Ardern mengatakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik menjadi semakin terpolarisasi dan terpecah. Ia menekankan perlunya diplomasi dan de-eskalasi.

"Di tengah ketegangan yang kita saksikan meningkat, termasuk di kawasan Indo-Pasifik, diplomasi harus menjadi alat yang paling kuat dan merupakan seruan de-eskalasi yang paling keras. Namun, kita tidak akan berhasil jika pihak-pihak yang ingin kita libatkan semakin terisolasi dan wilayah yang kita huni menjadi semakin terpecah dan terpolarisasi," katanya.

Ardern menggambarkan kunjungannya ke Australia sebagai sinyal bahwa "Selandia Baru terbuka untuk bisnis."

Australia, Selandia Baru dan Amerika menyatakan keprihatinan yang mendalam atas pakta keamanan China dan Kepulauan Solomon. (ka/ab)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Australia Tingkatkan Serangan Diplomatik untuk Melawan China di Wilayah Pasifik
Menlu Australia, Penny Wong, kunjungi Selandia Baru untuk intensifkan upaya Canberra dalam melawan ambisi keamanan dan perdagangan China
0
PM Selandia Baru Ardern Sebut Diplomasi Harus Jadi Alat Terkuat
PM Ardern katakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik jadi semakin terpolarisasi dan terpecah, ia tekankan perlu diplomasi dan de-eskalasi