Australia Tingkatkan Serangan Diplomatik untuk Melawan China di Wilayah Pasifik

Menlu Australia, Penny Wong, kunjungi Selandia Baru untuk intensifkan upaya Canberra dalam melawan ambisi keamanan dan perdagangan China
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Auckland, Selandia Baru - Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia yang baru, Penny Wong, mengunjungi Selandia Baru untuk mengintensifkan upaya Canberra dalam melawan ambisi keamanan dan perdagangan China yang semakin berkembang di kawasan Pasifik.

Australia juga berjanji kepada negara-negara tetangganya akan langkah-langkah yang lebih kuat untuk memerangi perubahan iklim.

Menlu Wong melakukan perjalanan dinas ketiganya ke wilayah Pasifik dalam kurun waktu kurang dari sebulan semenjak pemerintahan baru Australia memenangkan pemilu 21 Mei lalu.

Ia telah mengunjungi Samoa, Tonga dan Fiji dalam upaya pemerintahannya untuk berlomba melawan upaya diplomatik China di kawasan itu.

Dalam kunjungannya ke Selandia Baru hari Kamis, 16 Juni 2022, Wong mengatakan, Australia harus lebih terlibat di kawasan itu. Ia pun menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dianggap pasif.

Rentetan diplomasi Wong dilakukan menyusul tur ekstensif menteri luar negeri China, Wang Yi, di wilayah Pasifik awal bulan ini. Yi gagal membujuk sepuluh negara kepulauan di Pasifik untuk bergabung dalam sebuah perjanjian dagang dan keamanan, meski beberapa di antaranya, termasuk Kiribati dan Samoa, menandatangani kesepakatan bilateral sendiri-sendiri.

Beijing sebelumnya menyepakati protokol keamanan dengan Kepulauan Solomon, yang terletak di timur laut Australia, untuk meningkatkan penegakan hukum dalam negeri dan bantuan saat menghadapi bencana alam. Pejabat China bersikeras bahwa Beijing tidak berniat untuk bersaing dengan negara-negara lain untuk menanamkan pengaruh di kawasan.

Namun demikian, Australia dan sekutunya khawatir kesepakatan Solomon pada akhirnya akan memberi Beijing pijakan militer strategis di kawasan tersebut.

Wong mengatakan kepada Radio New Zealand bahwa campur tangan negara-negara di luar kawasan tidak diperlukan. “Keamanan Pasifik sepatutnya diberikan oleh keluarga wilayah Pasifik. Kami khawatir dengan dicampurinya urusan keamanan Pasifik oleh negara-negara di luar keluarga wilayah Pasifik,” ujarnya.

Hubungan Australia dengan China semakin memburuk beberapa tahun terakhir akibat berbagai perselisihan politik dan dagang.

Australia dan Selandia Baru pun mengamati dengan cemas seiring upaya China memperluas hubungan dagang dan keamanannya di kawasan Pasifik.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan, “Kami berdua memahami bahwa Pasifik adalah wilayah yang diperebutkan. Maka itu, dengan kerja sama, bukan hanya amat penting untuk memastikan kita bekerja sama dengan Pasifik selagi masing-masing negara menentukan prioritas sendiri-sendir, tetapi juga bagaimana kita bermitra dengan Pasifik dalam berbagai isu terbesar yang dihadapi, seperti perubahan iklim, ketahanan ekonomi, di mana terdapat kesempatan bagi kami untuk bekerja sama.”

Sebelum kunjungan Wong ke Wellington, pada awal bulan ini, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menemui Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Sydney. Perubahan iklim dan geopolitik menjadi topik diskusi, selain mengenai kebijakan kontroversial Australia untuk mendeportasi warga Selandia Baru yang divonis bersalah melakukan tindak kejahatan.

Keluhan Ardern yaitu bahwa banyak di antara mereka yang diusir dari Australia telah menghabiskan sebagian besar hidup mereka di negara itu dan hanya memiliki sedikit hubungan keluarga di negara asal mereka. Albanese mengatakan pemerintahan barunya dapat melunakkan kebijakan deportasi Australia tersebut. (rd/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Australia Kirim Menlu Wong ke Kepulauan Pasifik
Sebagai reaksi, Australia menugasi Menlu Penny Wong ke Fiji untuk menjauhkan jirannya itu dari pengaruh Beijing
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi