PKS Sepi Sendiri Jadi Oposisi

Safari politik Presiden PKS, Sohibul Iman dinilai merupakan langkah untuk mengambil pimpinan oposisi, karena terlalu sepi berjuang sendiri.
(Foto: Facebook/Sohibul Iman).

Jakarta - Peneliti Politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno menilai beberapa partai belum siap untuk menjadi oposisi, tinggal menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sendirian. Maka, check and balances tidak kuat lagi, karena Partai Gerindra saat ini tampak mesra dengan pemerintah.

Oposisi saat ini jauh lebih lemah ketimbang sebelumnya, hanya menyisakan PKS yang serius sebagai oposisi. Partai lain sikapnya masih terbelah.

Dia menilai, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat juga masih abu-abu, belum menyatakan sikap tegas menjadi oposisi atau tidak.

"Oposisi saat ini jauh lebih lemah ketimbang sebelumnya, karena hanya menyisakan PKS yang serius sebagai oposisi. Partai lain sikapnya masih terbelah dan belum kuat iman politiknya untuk jadi oposisi," kata Adi kepada Tagar, Rabu, 20 November 2019.

Baca juga: Gelora Fahri Hamzah-Anis Matta Gerogoti Pemilih PKS

Tak hanya itu, minimnya partai yang ada di luar pemerintah menandakan partai oposisi mengempis di periode kedua Jokowi menjabat sebagai Presiden RI.

"Kedua, secara kuantitas parpol yang oposan lebih sedikit dari sebelumnya. Wajar kalau kekuatan PKS nyaris tenggelam di tengah kerumunan hegemoni koalisi pemerintah," ucapnya. 

Namun, di sisi lain, Presiden PKS Sohibul Iman bertekad menjadi oposisi pemerintah. Maka itu, kata Adi, partai dakwah melakukan manuver paling mencolok, berupaya mengambil alih sebagai pimpinan partai yang berseberangan dengan sikap pemerintah. Termasuk pertemuan terbarunya dengan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto

PKS dalam waktu dekat juga mengagendakan pertemuan dengan petinggi PAN dan Partai Demokrat, guna membangun kekuatan.

"Konteksnya beda. Dengan Berkarya, PKS ingin membangun koalisi sebagai oposisi. Begitupun dengan rencana bertemu PAN dan Demokrat. PKS berupaya mengajak dua parpol itu sebagai teman oposisi yang memberikan checks and balances," kata dia.

Baca juga: Amunisi Pilkada 2020, PKS Gandeng Tommy Soeharto

Menurutnya, pelukan mesra yang dipertontonkan kepada publik antara Surya Paloh dengan Sohibul Iman, baru sebatas penjajakan kerja sama.

"Sementara dengan NasDem sebatas penjajakan soal kemungkinan kerja sama jangka menengah. Seperti Pilkada 2020 dan kerja sama jangka panjang menghadapi Pemilu 2024," ujarnya.

Adi menegaskan, bersemangatnya PKS selalu menemui para petinggi partai politik adalah langkah untuk menjadi pimpinan oposisi, namun tetap saja tidak bisa berjuang sendirian.

"PKS bergerak gesit karena ingin ambil alih komando oposisi. Makanya butuh teman," ucapnya. []

Berita terkait
Nyinyir Fahri Hamzah Pertemuan PKS-Partai Berkarya
Pertemuan PKS dan Partai Berkarya mendapat komentar nyinyir dari Fahri Hamzah.
Respons NasDem saat PKS Tegas Jadi Oposisi Jokowi
Nasdem menanggapi penyataan Presiden PKS Sohibul Iman yang tegas menyatakan partainya akan menjadi oposisi Presiden Jokowi.
Langkah Zig-zag PKS Antisipasi Manuver Partai Gelora
Pertemuan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Ketum NasDem Surya Paloh-Ketum Partai Berkarya Tommy Soeharto dimaknai mengantisipasi Partai Gelora.