Pilurdes di Bantul Diwarnai dengan Isu Sara

Kampanye Pilihan Lurah Bantul diwarnai dengan isu sara tentang agama.
Spanduk yang menggunakan isu sara. (Tagar/IDN Times)

Bantul - Kampanye Pilihan Lurah (Pilur) serentak yang akan berlangsung pada tanggal 27 Desember 2020 di Bantul sudah diwarnai dengan kampanye yang mengarah tindakan sara yakni dengan pemasangan spanduk yang berisi tulisan "RASAH GANTI LURAH,  NDAK TAHLIL YASSINAN DIGYSAH" (tidak perlu ganti lurah karena tahlil yasinan dilarang).

Spanduk yang diduga dipasang oleh tim sukses salah satu calon lurah yang akan berlaga di pilur Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul ini membuat resah warga dan berpotensi memecah belah warga bahkan bisa saja terjadi konflik antar masyarakat.

Kalau dibaca tulisan dalam spanduk sudah jelas siapa yang pasang dan cara untuk meraih simpati masyarakat dengan spanduk yang berbau sara jelas menciderai demokrasi dan membuat warga resah karena selama ini masyarakat guyup rukun dan tidak mempermasalahkan kegiatan keagamaan,

Salah satu warga Kalurahan Srigading yang mengaku resah dengan pemasangan spanduk yang mengarah ke sara, Mugari mengatakan setidaknya ada lima titik pemasangan spanduk yang mengarah ke sara yakni di Padukuhan Sogesanden satu spanduk, Padukuhan  Tegalrejo sebanyak dua spanduk, satu spanduk yang dipasang di dekat rumah makan Haji Indun, satu spanduk dipasang di sisi timur jembatan Pantai Samas (jembatan senggol).

"Disekitar padukuhan saya ada sekitar lima spanduk pilur yang sudah mengarah ke kampanye hitam bahkan sara," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu, 19 Desember 2020.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan di Pantai Samas ini mengaku tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk kampanye yang mengarah ke tindakan sara namun demikian sangat dimungkinkan dilakukan oleh salah satu tim sukses calon lurah.

"Kalau dibaca tulisan dalam spanduk sudah jelas siapa yang pasang dan cara untuk meraih simpati masyarakat dengan spanduk yang berbau sara jelas menciderai demokrasi dan membuat warga resah karena selama ini masyarakat guyup rukun dan tidak mempermasalahkan kegiatan keagamaan," ujarnya.

Mugari mengaku sudah memberitahu spanduk kampanye pilur yang mengarah ke kampanye hitam bahkan sara ke aparat Polsek Sanden untuk segera ditindaklanjuti.

"Spanduk kampanye pliur yang berbau sara sudah saya kirim ke Kapolsek Sanden melalui WhatsApp," tegasnya.

Sementara Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Desa, Setda Kabupaten Bantul, Kurniantoro mengatakan kampanye hitam bahkan yang mengarah ke sara sering terjadi tidak saja pilur namun sampai pilpres terutama dengan menggunakan media sosial sehingga warga harus arif untuk menyikapinya.

"Kalau memang merasa terganggu bahkan membuat resah atas kampanye hitam tersebut silahkan lapor kepada panitia pilur karena mereka juga bertindak sebagai pengawas," ucapnya.

"Kalau kampanye hitam sudah mengarah ke tindakan pidana silahkan lapor ke kepolisian," tambahnya.

Ketika nantinya laporan sudah sampai ke panitia pilur tentunya panitia akan mendalaminya. Jika mengarah kepada kampanye hitam bahkan sara nantinya panitia pilur didampingi Babinkamtibmas dan Babinsa akan melakukan pendampingan untuk mencopot spanduk pilur yang mengarah ke kampanye hitam bahkan sara.

"Tentu jika spanduk kampanye pilur mengarah pada kampanye hitam dan sara maka kewajiban panitia pilur untuk mencopotnya," ucapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Pesan & Harapan untuk Paslon yang Menang di Pilkada Bantul
Pesan dan harapan untuk calon yang terpilih di Pilkada Bantul. Salah satunya ialah pemenang Pilkada harus peduli UMKM.
Timses AHM-JP Minta Reformasi Birokrasi di Bantul
Relawan AHM-JP di Pilkada Bantul, berharap pasangan ini mampu mereformasi birokrasi.
Warga Klaten di Pantai Parangkusumo Bantul Belum Ditemukan
Warga Klaten, Jawa Tengah yang hilang di Pantai Parangkusumo Bantul, Yogyakarta belum ditemukan. Pencarian terus berlanjut.