Peta Online Palsu Sebaran Corona Berisi Malware

Badan Siber dan Sandi Negara mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap peta online palsu penyebaran virus corona, ternyata malware.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengimbau masyarakat waspada akan peta online palsu penyebaran virus corona. (Foto: Antara/BSSN)

Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap peta online palsu penyebaran virus corona, yang ternyata justru berisi malware atau program jahat yang bisa merusak perangkat pengguna.

"Ketika seorang ingin melihat peta persebaran terkait virus corona harus berhati-hati dan memastikan keaslian link tersebut milik John Hopkins University. Karena jika salah dalam mengunjungi suatu link dapat berpotensi perangkat yang digunakan terkena malware AZORuIt," ujar juru bicara BSSN Anton Setiyawan di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat, 13 Maret 2020.

John Hopkins University membuat dasbor peta persebaran coronavirus yang kini menjadi rujukan masyarakat di dunia

Namun peretas mencoba mengambil keuntungan dengan membuat versi palsu yang menyerupai peta tersebut dan menyisipkan malware yang salah satunya berjenis AZORuIt. 

Anton menjelaskan AZORult Malware dikenal sebagai agen pencuri informasi history browser, cookies, ID/password banking, kartu kredit bahkan hingga cryptocurrency. 

Teknik yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyebarkan AZORult adalah melalui spam e-mail berkedok invoice palsu, dokumen pemesanan produk atau dokumen tagihan pembayaran palsu.

Apabila korban mengunduh dan/atau membuka dokumen tersebut secara tidak sadar pengguna mengaktifkan malware untuk menginfeksi komputer dan jaringan serta menghubungkannya ke server penyerang untuk menerima dan mengirim informasi. 

"Semua data yang yang ada di komputer yang terinfeksi (malware) bisa dengan mudah diambil oleh penyerang. Hal tersebut jelas berbahaya apabila komputer/perangkat yang terinfeksi memiliki data-data yang penting," kata Anton. 

Peneliti dari Center for System Science and Engineering (CSSE), John Hopkins University, Amerika Serikat (AS) membuat peta online yang diperbarui secara real-time untuk memantau perkembangan terkahir dari penyebaran virus corona sejak akhir Januari 2020.

Untuk membantu memantau penyebaran wabah virus tersebut, Lauren Gardner, profesor teknik sipil dari CSSE, membuat peta yang sederhana dengan statistik, dengan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga/organisasi lainnya yang resmi dan terpercaya.[]

Berita terkait
WHO Perangi Hoaks Virus Corona Lewat TikTok
World Health Organization (WHO) membuat akun TikTok untuk memerangi hoaks tentang virus corona.
WHO Ingatkan Penipuan Terkait COVID-19
WHO memperingatkan bahwa para penjahat mengambil keuntungan dari penyebaran virus corona COVID-19, untuk mencuri uang atau informasi sensitif
WHO Tetapkan Virus Corona Sebagai Pandemi Global
WHO menetapkan virus corona Covid-19 menjadi pandemi global yang telah menyebar ke lebih dari 121.000 orang.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)