Perusahaan Asing di China Tuntut Kejelasan Berbisnis

Mereka ingin investasi tapi menunggu langkah pemulihan kepercayaan dan kepastian di China di tengah ketegangan dengan Eropa dan Washington
Sejumlah gedung pencakar langit di Central Business District di Beijing, China, 24 Oktober 2022. Perusahaan-perusahaan asing di China tidak yakin tentang apa yang boleh mereka lakukan setelah ada penggerebekan polisi terhadap perusahaan-perusahaan konsultan. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id - Perusahaan-perusahaan asing di China tidak yakin tentang apa yang boleh mereka lakukan setelah adanya penggerebekan polisi terhadap perusahaan-perusahaan konsultan dan menginginkan "kejelasan yang lebih pasti" tentang bagaimana aturan keamanan nasional yang baru diperluas dan aturan-aturan lain akan ditegakkan. Hal ini dikatakan oleh sebuah kelompok bisnis asing di China, 23 Mei 2023.

Kamar Dagang Inggris di China mengatakan survei terhadap para anggotanya menemukan bahwa mereka lebih optimistis setelah pencabutan kontrol antivirus pada bulan Desember 2022 yang memblokir sebagian besar perjalanan masuk dan keluar dari China.

Mereka ingin berinvestasi tetapi menunggu langkah-langkah pemulihan kepercayaan dan kepastian di China di tengah ketegangan dengan Eropa dan Washington serta rencana pemerintah China untuk mempromosikan kemandirian ekonomi.

“Jika ada kejelasan yang lebih besar dan kepastian yang lebih besar, maka kami yakin perusahaan-perusahaan akan berkomitmen lebih banyak ke China,” kata ketua kelompok bisnis itu, Julian MacCormac, pada konferensi pers. Sekitar 70% perusahaan, katanya, “benar-benar menunggu untuk melihat” bagaimana kondisi berkembang sebelum mengambil tindakan.

Pemerintah Presiden Xi Jinping mengatakan perusahaan-perusahaan asing disambut baik dan ia berusaha mendorong mereka untuk berinvestasi lebih banyak. Namun, perusahaan-perusahaan itu gelisah karena adanya perluasan aturan keamanan nasional dan aturan-aturan lainnya dengan hanya sedikit penjelasan. Apalagi, pemerintah China juga mempromosikan kemandirian ekonomi, yang kadang-kadang memanfaatkan subsidi dan hambatan pasar sehingga menegangkan hubungan dengan Uni Eropa, Washington, dan mitra dagang lainnya.

Pada hari Minggu, pemerintah melarang penggunaan produk dari pembuat cip memori terbesar AS, Micron Technology Inc., untuk komputer-komputer yang menangani informasi sensitif. Pemerintah mengatakan Micron memiliki kelemahan keamanan tetapi tidak memberikan penjelasan.

Perusahaan-perusahaan asing gelisah setelah polisi menggerebek kantor dua perusahaan konsultan, Bain & Co. dan Capvision, dan firma uji tuntas, Mintz Group. Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan. Mereka mengatakan perusahaan-perusahaan asing wajib mematuhi hukum tetapi tidak memberikan indikasi kemungkinan pelanggaran.

Kamar Dagang Inggris mewakili sekitar 650 perusahaan, banyak dari mereka di bidang keuangan, konsultasi, dan industri jasa lainnya yang mungkin terpengaruh oleh pembatasan yang lebih ketat tentang informasi apa yang dapat dikumpulkan di China dan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan dan disimpan. (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Perusahaan AS Tak Lagi Lihat China Sebagai Tujuan Utama Investasi
Untuk pertama kali dalam 25 tahun, mereka tidak lagi melihat China dalam tiga pasar teratas