Jakarta - Komisi sentral elit Partai Komunis China menggelar pertemuan tertutup yang telah berlangsung sejak Senin, 28 Oktober hingga Kamis, 31 Oktober 2019. Pertemuan itu membahas penetapan kebijakan tahun depan dan kemungkinan juga persoalan perang dagang dengan Amerika Serikat dan situasi demo di Hong Kong.
Menurut penjelasan seperti diberitakan dari aljazeera.com, Selasa, 29 Oktober 2019, secara formal rapat tertutup ini membahas peningkatan tata pemerintahan dan penyempurnaan sistem sosialis negara. Namun pertemuan empat hari ini juga membahas isu-isu terkini seperti memanasnya hubungan dagang dengan AS.
Pertemuan kali ini merupakan yang keempat kalinya digelar Komite Sentral Partai Komunis China sejak tahun 2017. Komite sentral yang beranggotakan 370 orang itu telah berhasil mengantarkan Presiden Xi Jinping menjadi pimpinan partai dan militer untuk kedua kalinya. Rapat pleno biasanya diadakan setahun sekali. Pertemuan komite sentral nantinya akan diikuti dengan pertemuan komite nasional yang akan bersidang setiap lima tahun sekali.
Pada rapat pleno terakhir, kantor berita resmi China, Xinhua akan merangkumkan hasil kesimpulan para elit Partai Komunis China itu. Untuk menunjukkan persatuan partai, maka anggota partai untuk menutupi perselisihan-perselisihan yang mungkin terjadi selama pembahasan.
Pada tahun 1978, Deng Xiaoping yang memimpin Partai Komunis China mulai melakukan reformasi ekoonomi, sebuah transformasi dari negara tertutup menjadi pusat kekuatan ekonomi dunia. Keputusan penting juga dilakukan ketika komisi sentral melakukan pleno yang menyetujui rencana untuk menghapus masa jabatan presiden. Dengan demikian, Xi Jinping tetap akan menjabat sebagai presiden sampai dia meninggal dunia.
- Baca Juga: Kongres Partai Komunis China: Perang Tiada Akhir Atas Korupsi
- China-AS Hampir Selesaikan Fase 1 Kesepakatan Dagang