Makassar - Sejumlah masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan memanfaatkan pekarangan rumah yang sempit untuk menanam sayuran secara hidroponik. Belakangan ini, pertanian secara hidroponik semakin diminati oleh masyarakat selain tidak butuh banyak ruang juga mudah untuk dirawat.
Kalau di kota kan lahannya sempit, paling hanya bisa memanfaatkan lahan teras rumah atau tanah kosong di depan rumah.
Abdul Kadir misalnya, selama pandemi ini karena kegiatan lebih banyak di rumah sehingga mencari-cari cara untuk tetap aktif. Setelah berselancar di dunia maya, Ia akirnya tertarik untuk bertani secara hidropnik.
"Kalau di kota kan lahannya sempit, paling hanya bisa memanfaatkan lahan teras rumah atau tanah kosong di depan rumah. Apalagi hidroponik ini tidak perlu banyak makan tempat," ujarnya, Minggu, 9 Agustus 2020.
Karyawan di salah satu perusahaan swasta ini sendiri mengaku dalam berhidropnik baru menanam sayur dan hanya untuk konsumsi. Ia pun memiliki berhidroponik memanfaatkan botol bekas sebagai media tanam.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Abdul Haris mengatakan, tingginya minat masyarakat perkotaan untuk bertani secara hidroponik karena gampang dan tidak harus memiliki pekarangan yang luas.
"Cukup hanya dengan memanfaatkan tembok rumah, sudah bisa melakukan pertanian hidroponik yang penting terkena sinar matahari," ujarnya.
Haris menyebut, dengan bertani secara hidroponik juga membuat kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sehat meningkat, apalagi diketahui bertani secara hidroponik tanamannya bisa langsung konsumsi dan bebas residu kimiawi. []